Advertisement
Pasien Pertama Corona di Selandia Baru Pulang dari Iran Lewat Bali

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Selandia Baru mengumumkan kasus pertama virus corona (Covid-19) di negara tersebut. Si pasien baru saja mengunjungi Iran dan tiba di Selandia Baru dengan rute penerbangan dari Teheran lewat Bali.
Hal tersebut dikonfirmasikan langsung oleh Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern kepada awak media di Sydney pada hari ini, Jumat (28/2/2020).
Advertisement
Pasien berusia 60-an itu dikatakan adalah penduduk tetap Selandia Baru yang mengunjungi Iran baru-baru ini. Ia kemudian pulang dan tiba di Selandia Baru pada Rabu (26/2/2020) dengan penerbangan Emirates EK450 dari ibu kota Iran, Teheran, via Bali.
“Orang itu tiba di Auckland pada 26 Februari dan pulang ke kediamannya dengan mobil pribadi,” ungkap seorang juru bicara Kementerian Kesehatan, seperti dilansir dari NZ Herald.
Sebelum dibawa oleh keluarganya dan menjalani tes di rumah sakit setempat, orang itu disebut mengalami batuk-batuk dan kesulitan bernapas. Anggota keluarganya pun menjalani pemeriksaan dan tes.
"Mereka disarankan untuk meminta perawatan medis dan mendatangi bagian gawat darurat Rumah Sakit Kota Auckland pada hari yang sama. Semuanya memakai masker saat datang. Akibat dari gejala dan riwayat perjalanan orang itu, mereka pun diperiksakan dan dites,” terangnya.
Otoritas kesehatan mulai melacak kontak yang dilakukan orang itu selama penerbangan dan orang-orang yang duduk di barisan yang sama dengannya ataupun dua baris di depan dan di belakangnya. Mereka juga menghubungi awak pesawat penerbangan.
Menteri Kesehatan Selandia Baru David Clark sebelumnya telah mengumumkan serangkaian langkah baru untuk memerangi penyebaran virus corona, termasuk pembatasan perjalanan dari Iran.
Langkah tersebut merupakan upaya proteksi yang dilakukan negara-negara seiring dengan meluasnya wabah virus corona yang telah menginfeksi lebih dari 80.000 orang di seluruh dunia.
Kementerian Kesehatan Selandia Baru lebih lanjut mengatakan ada kecenderungan yang tinggi terjadinya kasus sporadis di negara itu. Namun, peluang terjadinya wabah di dalam masyarakat tetap rendah, terlepas dari kasus yang telah dikonfirmasi.
"Kementerian Kesehatan yakin risiko publik dari infeksi baru ini dikelola dengan baik karena pesan yang disampaikan kepada publik, kesadaran akan penyakit Covid-19 dan respons kesehatan publik kami untuk mengendalikan kasus ataupun kontak [dengan pasien],” imbuh juru bicara kementerian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Puluhan Ribu Warga Turki Turun ke Jalan, Tuntut Erdogan Mundur
- Hidup Jadi Tenang di 9 Negara yang Tak Punya Utang
- Menkeu Purbaya Jamin Bunga Ringan untuk Pinjaman Kopdes ke Himbara
- Ini Duduk Perkara Temuan BPK Soal Proyek Tol CMNP yang Menyeret Anak Jusuf Hamka
- PT PMT Disegel KLH, Diduga Sumber Cemaran Zat Radioaktif
Advertisement

Tabrak Truk di Jalan Ngawen Gunungkidul, Pemotor Meninggal Dunia
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kunjungi Sekolah Rakyat Tabanan, Menteri BPLH Kagumi Pendidikan Pelestarian Lingkungan
- Pejabat Malaysia Terima Ancaman Lewat Surel
- Sushila Karki Jadi Perdana Menteri Nepal, China Ucapkan Selamat
- Gempa Magnitudo 3,1 Guncang Cilacap Dini Hari Ini
- Kematian Mahasiswa Unnes saat Demo di Semarang Sedang Diinvestigasi
- 7 Jenazah Korban Kecelakaan Bus RS Bina Sehat Dimakamkan di Jember
- Daftar 10 Negara yang Menolak Palestina Merdeka
Advertisement
Advertisement