Advertisement
Jumlah Korban Tewas Akibat Virus Corona 1.360 Orang, Terinfeksi 59.549

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Wabah virus corona masih terus meluas dan jumlah korban terus bertambah, Angka kematian akibat virus Covid-19 ini melonjak hingga lebih dari 1.360 korban jiwa pada hari ini, Kamis (13/2/2020).
Dikutip dari www.worldometers.info, korban jiwa di China tercatat 1.358 orang hingga Kamis pukul 05.00 WIB, bertambah sebanyak 245 jiwa sejak Rabu (12/2).
Advertisement
Sebanyak 242 angka kematian tambahan tersebut berasa dari Provinsi Hubei, China, jantung wabah virus, seperti dilansir Bloomberg. Sebagian besar korban jiwa di China datang dari provinsi ini.
Sementara itu, kematian di luar China terjadi di Filipina dan Hong Kong masing-masing sebanyak 1 orang. Dengan demikian, wabah virus ini telah merenggut total 1.360 nyawa.
Adapun jumlah yang dipastikan terinfeksi virus corona di China hingga Rabu (12/2) bertambah 14.886 orang, sehingga jumlah total pengidap virus sejauh ini di negeri tersebut mencapai 59.549 orang.
Virus ini juga telah menjalar ke 27 negara lain di Asia dan Eropa. Menyusul China berturut-turut adalah Jepang yang mencatat 203 kasus, sedangkan Hong Kong dan Singapura yang mencatatkan masing-masing 50 kasus.
Dari total 60.062 kasus Covid-19 di seluruh dunia hingga Kamis (13/2), sebanyak 8.217 di antaranya dalam kondisi kritis. Di sisi lain, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh juga bertambah menjadi 5.690 orang.
Hubei menambahkan 14.840 kasus baru selama periode 24 jam. Lonjakan kasus ini terjadi setelah komisi kesehatan setempat merevisi metode untuk menghitung jumlah infeksi.
Pakar kesehatan AS yang ingin bergabung dengan kelompok internasional menuju pusat wabah Covid-19 di China mengatakan mereka masih belum memiliki jawaban apakah mereka akan diizinkan masuk ke negara tersebut.
Pejabat AS mengatakan mereka telah berencana untuk mengirim para ahli penyakit ke China untuk mempelajari wabah tersebut dan berkonsultasi dengan rekan-rekan di sana tentang cara menghentikannya.
"Kami belum diundang," kata Nancy Messonnier, direktur Pusat Nasional Imunisasi dan Penyakit Pernafasan CDC, seperti dikutip Bloomberg.
Seorang pejabat tinggi departemen kesehatan AS mengatakan cuaca hangat mungkin tidak memperlambat penyebaran patogen yang mematikan tersebut. Hal ini sekaligus menentang teori yang dikemukakan oleh Presiden Donald Trump.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Israel Kembali Bangun Permukiman Ilegal di Tepi Barat, Sebanayk 2.339 Unit
- Polisi Tangkap Sejumlah Orang Mengaku Wartawan yang Memeras Warga
- Kemenag Imbau Masyarakat Cek Arah Kiblat Secara Mandiri pada 15-16 Juli 2025
- Selama 2024 LPSK Menerima 10.217 Pemohon Saksi dan Korban Pidana
- Hasil Pemeriksaan Kecelakaan Pesawat Udara Air India, Kedua Mesin Mati di Udara Setelah Lepas Landas
Advertisement

Nelayan Sadeng Gunungkidul Impor Es untuk Pembekuan Ikan dari Pacitan Jawa Timur
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Satgas Pangan Polri Tindaklanjuti Laporan Dugaan 212 Produsen Beras Nakal, Empat Orang Diperiksa
- Pentagon Akui Rudal Iran Menghantam Pangkalan Udara Al Udeid milik AS di Qatar
- Wacana Pemberangkatan Jemaah Haji Menggunakan Kapal Laut Ditolak BP Haji
- Penerima Bansos Bermain Judol, Cak Imin Tegaskan Akan Ada Sanksi Tegas
- Kecelakaan KMP Tunu Pratama, Nelayan Temukan Satu Jenazah Diduga Penumpang
- Selama 2024 LPSK Menerima 10.217 Pemohon Saksi dan Korban Pidana
- Tim SAR Temukan Bangkai Kapal Tunu dalam Posisi Terbalik di Dasar Laut Selat Bali
Advertisement
Advertisement