Advertisement
Pejabat Eselon Banyak Tidak Lolos Seleksi karena Terpapar Radikalisme, Ini Kata BKN

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Badan Kepegawaian Negara (BKN) mengaku turut menyeleksi pejabat eselon 1 dn 2 yang disebut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Tjahjo Kumolo banyak yang tidak lolos karena terpapar radikalisme.
Tjahjo Kumolo menyebut banyak pegawai negeri sipil (PNS) gagal dalam seleksi menjadi pejabat eselon 1 dan 2 karena terpapar radikalisme. Menanggapi hal itu, Badan Kepegawaian Negara (BKN) turut memberikan komentar.
Advertisement
Pelaksana tugas Kepala Biro Humas Badan Kepegawaian Negara (BKN) Paryono mengatakan badan itu beberapa kali dilibatkan dalam proses seleksi eselon 1 dan 2 di instansi.
BKN kerap menjadi tim assessment center atau tim panitia seleksi pejabat eselon 1 dan 2. Kendati demikian rekomendasi, izin dan lainnya dikeluarkan oleh Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).
“Tidak selalu melibatkan BKN [dalam proses seleksi], kecuali kalau menggunakan assessment center BKN atau tim pansel yang diambil dari BKN. Rekomendasi, izin dan lain-lain diberikan oleh KASN,” katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (10/2/2020).
BKN tak dapat memastikan adanya pejabat eselon yang tidak lolos kenaikan jabatan lantaran terpapar radikalisme. Menurutnya, jika memang ada, kemungkinan data tersebut dimiliki oleh Kementerian PAN-RB.
Dia menyebut, BKN hanya menilai kompetensi manajerial jika dilibatkan dalam assessment center. BKN tidak bertugas melihat apakah seseorang terpapar paham radikal atau tidak.
“Kalau kita dilibatkan dalam assessment center, hanya untuk menilai kompetensi manajerialnya, tidak melihat apakah dia terpapar radikalisme atau tidak,” jelasnya.
Pun begitu dirinya meyakini sejauh ini belum ditemukan adanya sistem yang dapat mendeteksi seseorang terpapar paham tertentu. Kemungkinan diketahui dari perilaku dan rekam jejak. “Belum ada alat tesnya,” tuturnya.
Sebelumnya, Menteri PAN-RB Tjahjo Kumolo menyatakan sejumlah pegawai negeri sipil gagal dalam seleksi eselon 1 dan 2 karena terpapar radikalisme. "Banyak, saya kira banyak," kata Menteri di Batam, Kepulauan Riau, Senin (10/2/2020).
Tjahjo memastikan pejabat eselon 1 dan 2 harus bersih dari paparan radikalisme, narkoba, dan korupsi. Pejabat eselon 1 dan 2 harus memahami masalah gratifikasi dan PPATK.
Karena itu para PNS diminta berhati-hati terkait radikalisme dan terorisme. Jangan sampai, seseorang sudah ingin menjadi pejabat eselon dan didukung, namun tersandung masalah itu. "Bagaimana mau menjabat eselon 1 dan 2, tapi pola fikirnya sudah mengarah ke sana," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Puluhan Ribu Warga Turki Turun ke Jalan, Tuntut Erdogan Mundur
- Hidup Jadi Tenang di 9 Negara yang Tak Punya Utang
- Menkeu Purbaya Jamin Bunga Ringan untuk Pinjaman Kopdes ke Himbara
- Ini Duduk Perkara Temuan BPK Soal Proyek Tol CMNP yang Menyeret Anak Jusuf Hamka
- PT PMT Disegel KLH, Diduga Sumber Cemaran Zat Radioaktif
Advertisement

2 Kalurahan Gunungkidul Belum Bisa Cairkan Dana Desa Termin Kedua
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kematian Mahasiswa Unnes saat Demo di Semarang Sedang Diinvestigasi
- 7 Jenazah Korban Kecelakaan Bus RS Bina Sehat Dimakamkan di Jember
- Daftar 10 Negara yang Menolak Palestina Merdeka
- Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Maut Bus Rombongan Rumah Sakit Bina Sehat
- Polisi Peru Tangkap Komplotan Pembunuh Diplomat Indonesia Zetro Purba
- Wasekjen PDIP Yoseph Aryo Dipanggil KPK Sebagai Saksi Kasus DJKA
- Hubungan Venezuela-AS Memanas, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement