Advertisement
Tambah Bantuan Penanganan Kasus Antraks, Ini yang Digelontor Kementan untuk Gunungkidul

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian memastikan penambahan bantuan untuk penanganan kasus antraks di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Bantuan tersebut termasuk 5.000 dosis vaksin, antibiotik, antihistamin, vitamin, desinfektan, alat pelindung diri dan sprayer.
"Bantuan ini merupakan tambahan. Sebelumnya kami juga telah mengirimkan vaksin dan obat-obatan pendukung untuk pencegahan dan pengendalian antraks di Gunungkidul," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita dalam keterangan resmi, Senin (20/1/2020).
Advertisement
Sesuai standar pengendalian antraks, Ketut menyatakan saat ini pemberian antibiotik bakal disusul dengan vaksin pada ternak di desa tertular. Dia mengemukakan pemberian antibiotik dan vaksin di Desa Gobang telah rampung, sementara pencegahan dan penanganan desa di sekitarnya masih berlangsung.
Ketut mengemukakan setidaknya terdapat sekitar 997 ekor sapi dan 1.413 ekor kambing serta domba di Kecamatan Pojong yang merupakan zona merah atau daerah tertular. Sementara untuk zona kuning, yakni Kecamatan Semanu yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Pojong, terdapat 941 ekor sapi serta 2.362 ekor kambing dan domba.
"Sosialisasi tentang antraks juga terus dilakukan kepada masyarakat sekitar agar pemahaman tentang penyakit ini bertambah," ucapnya.
Ketut berharap dengan adanya sosialisasi ini masyarakat dapat segera melaporkan ke petugas apabila ada hewan sakit atau mati mendadak. Selain itu, masyarakat pun diimbau untuk tidak membeli hewan yang berasal dari daerah tertular atau tanpa keterangan kesehatan hewan yang resmi.
"Dan yang penting juga diingatkan agar tidak memotong dan mengonsumsi ternak yang sakit, apalagi yang sudah mati," tambahnya.
Ditjen PKH pun meyakini bahwa kasus di Desa Gobang, Kecamatan Pojong, telah tertangani dengan baik. Kendati demikian, otoritas tetap mengingatkan bahwa bakteri Bacillus anthracis yang memicu penyakit ini memiliki ketahanan di lingkungan yang cukup lama sehingga masyarakat diharapkan tetap waspada.
"Sudah lebih dari 20 hari sejak kasus kematian ataupun hewan sakit karena antraks. Artinya, penanganan sudah berjalan dan kasus telah dapat dikendalikan," klaim Ketut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jateng Alami Inflasi 2,2 Persen Juni 2025, Tertinggi Sejak LIma Bulan Terakhir
- Harga Tiket Mendaki Gunung Fuji Jepang Kini Naik Dua Kali Lipat
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
Advertisement

Top Ten News Harianjogja.com, Rabu 2 Juli 2025: Tol Jogja Segmen Klaten Prambanan Dibuka hingga Waspada Kasus DBD
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Mantan Walkot Semarang Mbak Ita Bikin Lomba Masak Nasi Goreng, Hadiahnya dari Iuran PNS Bapenda
- Presiden Prabowo Jadi Inspektur Upacara HUT Ke-79 Bhayangkara
- Otoritas Iran Menyebut Korban Meninggal Akibat Serangan Israel Capai 935 Orang
- Hasil Seleksi PPPK Kemenag: 17.154 Dinyatakan Lolos, Ini Link Pemberkasan
- Presiden Prabowo Akan Bertemu Pemerintah Arab Saudi untuk Bahas Pembangunan Kampung Haji di Makkah
- 3 Pejabat Kementerian PU Dinonaktifkan Seusai OTT KPK Terkait Suap Proyek di Sumut
- Nikita Mirzani Diborgol Saat Hadiri Sidang di PN Jaksel
Advertisement
Advertisement