Advertisement
MUI Kecam Pembunuhan Jenderal Iran Soleimani
Para pelayat menghadiri prosesi pemakaman komandan militer Iran Qassem Soleimani, yang juga kepala divisi elit Quds Force of the Revolutionary Guards, serta pemimpin kelompok militan Irak Abu Mahdi al-Muhandis yang tewas dalam serangan udara oleh AS di bandara Baghdad, di Kerbala, Irak, Sabtu (4/1/2020). - Reuters/Abdullah Dhiaa al/Deen
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam serangan Amerika Serikat yang menewaskan membunuh perwira tinggi militer Iran, Jenderal Qassem Soleimani di Baghdad, Irak.
Soleimani tewas dalam serangan pasukan AS bersama pemimpin milisi Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis.
Advertisement
"Pembunuhan yang dilakukan secara terencana oleh pemerintah AS ini tentu jelas akan memantik ketegangan dan ancaman baru," kata Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas dalam keterangan tertulis, Minggu (5/1/2020).
Dia menyatakan bahwa Iran sebagai negara yang berdaulat tidak akan tinggal diam dan akan melakukan pembalasan terhadap pemerintah AS. Menurutnya, serangan Iran ini sangat mungkin tak terdeteksi oleh AS maupun negara lain.
"Sehingga tidak mustahil hal demikian akan bisa menimbulkan bencana dan malapetaka yang jauh lebih besar lagi," ujarnya.
Karena itu MUI meminta AS yang kini dipimpin Donald Trump itu dan negara-negara besar lain untuk tidak memakai cara kekerasan dan tak beradab dalam menyelesaikan masalah. Menurutnya, cara tersebut bisa menimbulkan masalah baru yang lebih rumit.
"Selain tidak mudah untuk menyelesaikannya juga akan bisa menyeret dan merusak kehidupan rakyat dan masyarakat di negara lain, karena naiknya harga minyak dunia dan terganggunya perdagangan internasional yang ada," katanya.
AS meluncurkan serangan udara usai Soleimani turun dari pesawat yang mendarat di Bandara Baghdad. Selain Soleimani, wakil komandan milisi Syiah Irak (PMF), Abu Mahdi al-Muhandis, petinggi milisi Kataib Hizbullah, dan seorang petugas protokoler bandara Irak, Mohammed Reda juga turut meninggal dalam insiden tersebut.
Serangan ini terjadi dua hari setelah milisi Syiah Irak dan simpatisannya menyerbu kedutaan besar Amerika Serikat di Baghdad. Insiden itu terjadi setelah AS membombardir markas Kataib Hizbullah pada akhir pekan lalu hingga menewaskan 25 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Cegah Anak Tersesat, Masjidil Haram Sediakan Gelang Identitas
- KPK Tegaskan Perceraian Ridwan Kamil Tak Ganggu Kasus Bank BJB
- Baku Tembak di TN Komodo, Tim Gabungan Hadang Pemburu Liar
- Cuaca Ekstrem Landa Negara Arab, Banjir Bandang Picu Korban
- Percepatan Papua, Prabowo Ancam Pecat Pejabat Bermasalah
Advertisement
Antisipasi Rem Blong, Polres Bantul Siapkan Tim Ganjal Ban
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Cegah Harga Nuthuk, Wisata Kulonprogo Diawasi Ketat
- Nigeria dan Kamerun Laporkan RD Kongo ke FIFA soal Naturalisasi
- Perpanjang SIM di Gunungkidul Bisa Online, Dicetak dan Diantar
- Wisatawan Keluhkan Retribusi Parangtritis, Dinpar: Klasik
- Maduro Tuduh AS Bajak Kapal Tanker Minyak Venezuela
- Filipina Tolak Tuduhan Pelatihan ISIS Pelaku Penembakan Sydney
- Mode Dewasa ChatGPT Disiapkan, Diskusi Sensitif Lebih Fleksibel
Advertisement
Advertisement




