Advertisement
Tindak Tegas, Pemerintah Turki Batasi Penjualan Sianida
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pemerintah Turki mulai bertindak tegas dengan mengekang penjualan sianida serta berencana untuk membangun sistem untuk melacak pembelian racun setelah serangkaian pembunuhan dan bunuh diri.
"Sianida menjadi salah satu kata yang paling dicari di Google dan mesin pencari setelah 11 warga kami meninggal dalam tiga insiden. Saya ingin menggarisbawahi bahwa ini bukan bunuh diri kolektif tetapi pembunuhan," kata Ibrahim Kalin, juru bicara Presiden Recep Tayyip Erdogan, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Rabu (20/11/2019).
Advertisement
Sebagai informasi, Turki masih terancam oleh tingkat pengangguran dan utang yang tinggi akibat setelah resesi. Beberapa hari hari terakhir Turki juga dikagetkan dengan serangkaian kejadian bunuh diri yang menggunakan sianida. Bahkan, pemebelian racun ini marak dilakukan secara online.
Teranyar, pihak kepolisian menemukan mayat seorang lelaki, istri dan dua anaknya di rumah mereka di Antalya pada 9 November 2019. Sang ayah meninggalkan pesan, dan mengatakan bahwa ia telah menganggur selama sembilan bulan terakhir dan tidak dapat melanjutkan.
Epidemi Beracun
Adapun, peristiwa tersebut mirip dengan bunuh diri kolektif beberapa hari sebelumnya di Istanbul, ketika empat saudara dewasa ditemukan tewas di rumah mereka karena keracunan sianida.
Tragedi terakhir yang terjadi melanda sebuah keluarga yang terdiri dari tiga orang, termasuk seorang anak, yang ditemukan tewas minggu lalu di Istanbul, diracuni oleh sianida.
Beberapa minggu lalu, Kantor kejaksaan di kota itu menyebutkan seorang ayah jatuh dalam depresi akibat utang berlebihan, lalu bunuh diri setelah meracuni istri dan anaknya.
Bunuh diri ini merupakan salah satu dampak dari gejolak ekonomi setelah krisis mata uang menyeret negara itu ke dalam resesi satu tahun terakhir. Banyak perusahaan telah berjuang untuk membayar utang ditengah inflasi dan pengangguran meningkat.
Menurut sebuah survei bulanan oleh konfederasi buruh Turk-Is, tngkat pengangguran resmi naik menjadi 14% pada Agustus, setara dengan 4,7 juta orang di negara 82 juta itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penetapan Pilpres oleh KPU, Gibran: Nanti Ada Beberapa Pertemuan
- Tiga Hakim MK Ajukan Pendapat Berbeda dan Minta Pemungutan Ulang di Empat Daerah
- PBNU: Kami Ucapkan Selamat Kepada Pasangan Prabowo-Gibran Atas Kemenangannya
- Tudingan Jokowi Cawe-cawe Pilpres Lewat Penjabat Daerah Tak Terbukti, Berikut Dalil Putusan MK
- Lima Polisi di Cimanggis Ditangkap karena Penyalahgunaan Narkoba
Advertisement
Danais Rp2,7 Miliar Dikucurkan untuk Program Padat Karya di Bantul
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pengerahan ASN Dukung Prabowo-Gibran Tak Cukup Bukti, Berikut Putusan MK
- Jokowi Panen Jagung di Tengah Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres di MK
- Selain Kubu AMIN, Putusan MK juga Tolak Permohonan Kubu GAMA
- Terima Penghargaan Baznas RI, Pj Gubernur: Pemprov Jateng Targetkan Penuntasan Kemiskinan
- Usai Putusan MK, KPU Bakal Tetapkan Prabowo-Gibran Sebagai Presiden-Wapres Terpilih
- Surya Paloh Hormati Politikus lain yang Memperjuangkan Hak Angket
- Gibran Tetap Selesaikan Tugas di Balai Kota Surakarta Seusai Putusan MK
Advertisement
Advertisement