Advertisement
Terjadi Ledakan di Kejaksaan Parepare, Diduga Bersumber dari Barang Bukti

Advertisement
Harianjogja.com, Makassar - Kepolisian Resor Kota (Polresta) Parepare telah melakukan pemeriksaan terhadap tiga saksi saat insiden ledakan di halaman belakang kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) pada Selasa (19/11/2019).
"Ada tiga yang kami periksa. Itu dari internal Kejari sendiri yang berada di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP) saat ledakan itu terjadi," tutur Kapolresta Parepare, AKBP Budi Susanto, hari ini Rabu (2011/2019) seperti dilaporkan Antara.
Advertisement
Ia mengatakan, pemeriksaan itu untuk meminta keterangan terkait dengan suara ledakan yang terjadi serta dari mana asal suara, termasuk apa yang meledak di kantor Kejari setempat.
Selain itu pihaknya masih menunggu hasil investigasi yang di lakukan tim Penjinak Bom (Jibom) Gegana Brimob Polda Sulsel dan tim Laboratorium Forensik Polda Sulsel untuk memastikan ledakan yang menggegerkan warga Pare-pare pada Selasa kemarin.
"Kita masih tunggu investigasi dari tim Jibom Gegana Polda Sulsel dan Tim Labfor Polda untuk memastikan ledakan itu, terkait dugaan betul tidaknya itu detonator, kita masih tunggu hasil investigasinya," katanya.
Saat ini tim dari Jibom Gegana Brimob Polda Sulsel bersama tim Labfor Polda Sulsel masih melakukan investigasi di lokasi ledakan. Brimob Polda Sulsel menurunkan dua unit Jibom untuk melakukan investigasi ledakan tersebut.
Sementara aktivitas di kantor penegak hukum itu kembali normal pasca insiden ledakan diduga detonator yang pernah dimusnahkan di halaman belakang kantor setempat.
"Sudah berkantor seperti biasalah, semua aktivitas juga seperti biasa, biarkan petugas Brimob yang melaksanakan tugasnya," ujar Kepala Kantor Kejari Parepare, Amis Syamsuddin kepada wartawan, Rabu (20/11/2019).
Ia menerangkan, ledakan yang terjadi kemarin sore, adalah sisa barang bukti hasil tangkapan beberapa waktu lalu dari pelaku kejahatan menggunakan detonator untuk membom ikan di laut setelah divonis penjara.
"Itu kan (lokasi ledakan) tempat pemusnahan barang bukti yang ditanam di situ (disemen). Nah, kemudian pas dibersihkan, sampah dibakar dekat lokasi ledakan," tuturnya.
Saat ditanya berapa jumlah detonator yang di musnahkan kala itu di halaman kantor kejari, dan apakah akan diangkat semua atau tidak, kata Amir, menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian.
"Biarkan pihak kepolisian dulu yang melakukan penyisiran, kalau kesimpulannya itu, seperti apa kita tunggu saja nanti," katanya.
Hingga saat ini sejumlah anggota Kepolisian dan Brigade Mobile Polda Sulsel masih berjaga di area lokasi ledakan dan menunggu tim Jibom untuk melakukan investigasi.
Sebelumnya, Komandan Satuan (Dansat) Brigade Mobile Brimob Polda Sulsel, Kombes Pol Muhammad Anis Prasetya, melakukan peninjauan di lokasi ledakan serta menghimbau masyarakat agar menjauhi lokasi ledakan untuk mengantisipasi ledakan susulan.
"Kecuali petugas, saya harap kita jauhi dulu lokasi ledakan untuk mengantisipasi ledakan susulan apalagi ini sudah malam petugas pun tetap jaga diri," tegasnya malam tadi.
Kepala Seksi Intel Kejari Parepare, Amiruddin kepada wartawan, Selasa, mengatakan ledakan tersebut bisa saja dari detonator yang dimusnahkan beberapa waktu lalu, namun penyebab pastinya belum bisa disebutkan, karena belum diketahui pemicunya apa dan masih diselidiki polisi.
"Kalau ilmunya kesana kami tidak tahu pemicu ledakannya, kami tidak tahu itu," kata Amiruddin menjawab pertanyaan awak media di kantor Kejari setempat.
Meski demikian, ia menyebutkan, dari data Pidana Umum (Pidum) Kejari Pare-pare, ada 400 lebih detonator yang sudah dimusnahkan kala itu.
"Sesuai data, ada sekitar 400 lebih (detonator) dan juga ada pada tahun sebelumnya itu, tahun 2017 (dimusnahkan). Tadi, kebetulan saya tidak di lokasi (saat ledakan) karena lagi sidang. Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pembeli Beras SPHP Wajib Difoto, Ini Penjelasan dari Perum Bulog
- Sidang Korupsi Mbak Ita, Wakil Wali Kota Semarang Diperiksa
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
Advertisement
Hari Pertama MPLS di SMPN 1 Banguntapan Dimulai dengan Penyerahan Simbolis Siswa Baru
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tukin ASN DKI yang Telat di Hari Pertama Sekolah akan Dipotong
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Operasi Patuh 2025 Dimulai Hari Ini Hingga 27 Juli Mendatang, Berikut Jenis Pelanggaran dan Denda Tilangnya, Paling Tinggi Rp1 Juta
- Mensos Tegaskan Masa Orientasi Siswa Sekolah Rakyat Sekitar 15 Hari
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Sidang Korupsi Mbak Ita, Wakil Wali Kota Semarang Diperiksa
Advertisement
Advertisement