Advertisement
Balas Perlakuan AS, China Kaji Pembatasan Visa Warga Negara Paman Sam

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – China berencana membatasi visa masuk kepada warga negara Amerika Serikat yang diduga memiliki keterkaitan dengan kelompok anti-China.
Dikutip dari Reuters, Rabu (9/10/2019), rencana pembatasan visa tersebut dilakukan setelah upaya membatasi gerak warga negara Amerika Serikat di China pascamemburuknya hubungan kedua negara tersebut.
Advertisement
Kementerian Keamanan Publik China selama berbulan-bulan telah mengerjakan aturan yang akan membatasi kemampuan siapa saja yang dipekerjakan atau disponsori oleh Badan Intelijen Amerika Serikat, dan kelompok hak asasi manusia yang ingin melakukan perjalanan ke China.
Rencana pengetatan visa tersebut juga rencananya diberikan kepada para pelajar dan periset yang meneliti tentang China.
Langkah tersebut dianggap sebagai balasan Pemerintah China terhadap pembatasan visa terhadap warga negaranya, khususnya pejabat pemerintahan dan partai komunis yang baru diberlakukan Amerika Serikat, karena dianggap bertanggung jawab atas penahanan, serta aksinya kepada kalangan minoritas Muslim.
“Ini bukan sesuatu yang ingin kami lakukan, tetapi kami sepertinya tidak memiliki pilihan,” kata sumber Reuters.
Pengetatan visa kepada warga negara Paman Sam itu diduga membidik nama-nama yang dicurigai berhubungan dengan militer Negeri Paman Sam, institusi yang terkait dengan CIA, dan kelompok hak asasi manusia.
Langkah itu juga diambil di tengah meningkatnya kekhawatiran Beijing terhadap Amerika Serikat dan pemerintah lain yang menggunakan organisasi tertentu untuk menghasut melakukan protes anti-pemerintah di Cina daratan, serta Hong Kong.
“Rencana itu telah dibahas secara luas oleh petugas polisi senior selama beberapa bulan terakhir, tetapi lebih mungkin dilaksanakan setelah Hong Kong protes dan larangan visa AS kepada pejabat China,” kata sumber itu.
Administrasi Imigrasi Nasional China yang beroperasi di bawah Kementerian Keamanan Publik sendiri tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters melalui faks.
Seperti diketahui, persaingan antara Amerika Serikat dan Cina dipicu oleh berbagai masalah, termasuk kompetisi komersial, hak asasi manusia, dan kekhawatiran tentang keamanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Reuters
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 3 Orang Meninggal Dunia di Pesta Rakyat Garut, Dedi Mulyadi Minta Maaf dan Janji Berikan Santunan Rp150 juta per Keluarga
- Rangkaian Kegiatan Pernikahan Anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Ricuh, 3 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia di Pesta Rakyat Garut
- Ada Tambang Ilegal di IKN, Menteri ESDM Serahkan Kasus kepada Penegak Hukum
- Maurene Comey Tak Terima Dipecat oleh Donald Trump Tanpa Alasan yang Jelas
- Permintaan Bebas Bos Pabrik Narkoba Asal Ukraina Ditolak oleh Majelis Hakim PN Denpasar
Advertisement

Nelayan KulonprogoButuh SPBU Khusus untuk Meringankan Ongkos Produksi
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Harga Pangan Hari Ini, Cabai Rawit Merah dan Bawang Merah Turun
- Cegah Praktik Pungli dan ODOL, Kemenhub Bangun Sistem Elektronik
- Permintaan Bebas Bos Pabrik Narkoba Asal Ukraina Ditolak oleh Majelis Hakim PN Denpasar
- Ini Cara Bedakan Beras Oplosan, Medium dan Premium Versi Bapanas
- Maurene Comey Tak Terima Dipecat oleh Donald Trump Tanpa Alasan yang Jelas
- Puluhan Tersangka Sindikat Judi Online Jaringan China dan Kamboja Ditangkap Bareskrim Polri
- Sampaikan Dupik, Hasto Kritiyanto Tuding KPK Melakukan Rekayasa Hukum
Advertisement
Advertisement