Advertisement
Studi Medsos: #GejayanMemanggil Tak Terkait dengan Pengusung Khilafah

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Unjuk rasa yang dimotori gabungan mahasiswa dari berbagai kampus di DIY dalam wadah Aliansi Rakyat Bergerak yang mengusung tagar #GejayanMemanggil dinilai tidak berkaitan dengan agenda khilafah.
Kesimpulan itu terekam dari pengamatan lembaga survei digital Drone Emprit yang memantau percakapan media sosial khususnya Twitter mengenai isu-isu politik dan sosial yang menjadi trending topic warganet.
Advertisement
Ismail Fakhmi, dari Drone Emprit mengatakan sudah memonitor kata kunci 'khilafah' sejak lama dan sudah beberapa kali membuat analisis. Dengan melihat data sepekan terakhir, Drone Emprit kemudian membandingkan percakapan tentang 'khilafah' dengan tagar #GejayanMemanggil. Tampak tren khilafah sudah tinggi sebelum munculnya tagar #GejayanMemanggil yang baru naik beberapa hari belakangan ini.
“Meski isu khilafah sudah lama, tetapi dari volume sepekan terakhir cukup tinggi percakapannya. Tagar #GejayanMemanggil lebih tinggi, karena memang sedang ada gerakan dan trending. Namun biasanya tagar seperti ini tidak lama. Selain itu, cluster Gejayan muncul di luar pola percakapan pro dan antikhilafah,” tuturnya melalui akun Twitter @ismailfahmi, Senin (23/9/2019).
Olej karena itu, lanjutnya, dari peta yang dianalisis, dapat dilihat dengan jelas, bahwa tagar #GejayanMemanggil ini tidak ada hubungannya dengan mereka yang selama ini memperjuangkan khilafah, yang sering bikin trending topik, dan yang antikhilafah, yang biasanya dari kelompok pro Pemerintah. Tagar ini menurutnya murni sebagai cluster baru.
“Mereka yang pro dan antikhilafah malah tampak sibuk sendiri dengan isu tersebut dan tidak berkaitan dengan tagar Gejayan. Dari data Drone Emprit, dapat disimpulkan bahwa gerakan #GejayanMemanggil ini dimotori oleh cluster baru dari mahasiswa, yang jauh dari core cluster baik yang pro apalagi yang kontra khilafah. ,” pungkasnya.
Ribuan mahasiswa di DIY turun ke jalan memenuhi Pertigaan Colombo, Senin (23/9/2019). Mereka menyuarakan tujuh tuntutan, tak ada satu pun tuntutan tentang khilafah maupun menggulingkan pemerintahan yang sah. Demonstran juga menegaskan aksi tersebut murni berasal dari keresahan akan terancamnya nilai demokrasi dan tak ditungganggi kepentingan lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
- Hamas Sambut Baik Rencana Gencatan Senjata dengan Israel
Advertisement
Advertisement