Advertisement
6 Demonstran Papua Dikabarkan Tewas Tertembak, AMP: Siapa Lagi Kalau Bukan Aparat
Komite Mahasiswa Anti Rasisme, Kapitalisme, Kolonialisme dan Militerisme menggelar aksi damai di depan Mabes TNI dan Istana Negara, Rabu (28/8/2019). - Suara.com/Stephanus Aranditio
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Aparat pemerintah dituduh sebagai penyebab kematian enam demonstran Papua.
Sebanyak enam warga dikabarkan meninggal dunia saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati Deiyai, Waghete II, Tigi, Deiyai, Papua, hari ini.
Advertisement
Kabar tersebut disampaikan oleh Sektum II Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), Albert Mungguar saat melakukan aksi unjuk rasa di Mabes TNI dan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (28/8/2019).
Albert mengaku mendapatkan informasi, jika penembakan yang menewaskan warga Papua itu dilakukan oleh aparat. Namun, dia tak merinci aparat mana yang dituduh menjai pelaku penembakan.
BACA JUGA
"Saya tadi dapat kabar dari Papua kalau di Deiyai 6 orang kena tembak, meninggal semua, siapa lagi kalau bukan aparat," kata Albert.
Dia mengaku belum mengetahui lebih detail terkait kronologis dan identitas korban tewas dalam penembakan tersebut. Sebab, hingga hari ini, akses Internet masih diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi.
"Saya belum tahu 6 orang itu berapa laki berapa perempuan berapa anak, akses Internet mati, belum bisa kami dapat kronologis lengkapnya," kata dia.
Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo membenarkan kejadian baku tembak telah terjadi di Kantor Bupati Deiyai, namun dia mengklaim baku tembak pecah karena polisi diserang terlebih dahulu.
"Unjuk rasa yang dilakukan oleh 150 orang menuntut Pak Bupati menandatangani persetujuan referendum, namun dari salah satu orang itu yang berhasil dinegosiasikan oleh aparat kepolisian dan TNI, pada saat negosiasi sedang berlangsung muncul sekitar ribuan masyarakat dengan membawa senjata tajam dan panah, langsung melakukan penyerangan terhadap aparat keamanan," kata Dedi kepada wartawan di Hotel Mercure, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (28/8/2019).
Dedi menyebut satu anggota TNI dan tiga anggota kepolisian menjadi korban tembakan panah dalam peristiwa tersebut, sedangkan Dedi mengaku belum mengetahui ada korban dari masyarakat sipil.
"Terkait dengan korban dari masyarakat sipil itu belum terkonfirmasi kebenaran hal tersebut, dan hal itu masih terus akan dicek dari Polda Papua," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kabut Asap Beracun Selimuti Hanoi, Udara Terburuk Kedua Dunia
- Ratusan Buku Louvre Rusak Akibat Kebocoran Pipa Pascaperampokan
- Mobil MBG Tabrak Siswa SD di Cilincing, Dikendarai Sopir Pengganti
- AS Ganti Font Lagi: Rubio Kembalikan Times New Roman, Tolak Calibri
- Tragedi Adamawa: 9 Perempuan Tewas Saat Aksi Damai di Nigeria
Advertisement
Pemkot Jogja Turunkan 25 Ton Sampah Organik dengan 1.000 Ember
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Bantul Pangkas Anggaran Rp40 Juta per Padukuhan
- Pengelola Wisata Tebing Breksi Siapkan Tim Ganjal Ban
- Yahya Cholil: Disiplin Organisasi Penting untuk Kelola Dinamika PBNU
- Pemerintah Tunggu Momen Tepat Umumkan UMP 2026
- Retakan Tanah Meluas, 8 KK Sriharjo Diminta Mengungsi
- Panen Padi Gunungkidul Naik Hampir 30.000 Ton
- Pemerintah Hitung Rp51 Triliun untuk Pulihkan Sumatera
Advertisement
Advertisement




