Advertisement
Pengunjuk Rasa Hong Kong Minta Maaf
Pengunjuk rasa anti pemerintah meminta maaf atas kerusuhan yang terjadi di bandara Hong Kong, China, Rabu (14/8/2019). - Reuters/Thomas Peter
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA -- Para pengunjuk rasa di bandara Hong Kong menyampaikan permintaan maaf kepada para pelancong yang terdampak aksi protes selama beberapa hari terakhir.
Spanduk-spanduk bertuliskan permintaan maaf dibentangkan oleh para pemrotes.
"Kami sangat terdesak dan mengambil keputusan yang salah. Mohon terima permintaan maaf kami," tulis salah satu spanduk, seperti dilansir Reuters, Rabu (14/8/2019).
Aksi protes tersebut sebelumnya berlangsung damai, di mana para pengunjuk rasa melakukan aksi duduk di bandara. Namun, situasi berubah rusuh setelah para pemrotes mengkonfrontasi seorang pria yang diyakini sebagai aparat keamanan China yang sedang menyamar pada Selasa (13/8).
Polisi anti huru hara pun datang dan konflik dengan para pengunjuk rasa tak terelakkan. Meski situasi mulai terkendali setelah pria tersebut dibawa keluar bandara, tapi para aktivis kemudian menahan seorang reporter China untuk beberapa saat.
Para aktivis khawatir situasi kemarin akan menghilangkan dukungan terhadap gerakan mereka. Pesan singkat berisi permohonan maaf dan ajakan untuk tetap mendukung gerakan protes pun disebarkan lewat Telegram.
Seperti diketahui, aksi unjuk rasa ini dipicu oleh rencana pemberlakuan RUU Ekstradisi oleh pemerintah setempat. Jika diterapkan, aturan itu akan memungkinkan pelaku kejahatan di Hong Kong untuk disidang di China daratan.
Advertisement
Namun, kini protes yang berlangsung sudah meluas menjadi tuntutan untuk membuat Hong Kong lebih demokratis. Sejak diserahkan oleh Inggris ke China pada 1997, kota pelabuhan ini mengusung "One Country, Two Systems" yang mengacu ke Beijing.
Aksi protes di bandara turut mengganggu kegiatan operasional maskapai. Sejumlah maskapai, termasuk Cathay Pacific, terpaksa menunda penerbangan dari bandara tersebut dan para calon penumpang harus rela jadwal penerbangan mereka berubah.
Cathay Pacific menyebutkan 272 penerbangan dari dan ke Hong Kong telah ditunda, yang berdampak terhadap lebih dari 55.000 penumpang.
Forward Keys, perusahaan yang mengumpulkan data penerbangan, menyebutkan krisis yang terjadi telah membuat pemesanan penerbangan jarak jauh turun hingga 4,7 persen dalam periode 16 Juni-9 Agustus 2019, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Gelombang unjuk rasa yang terjadi selama beberapa bulan terakhir, tepatnya sejak akhir Maret 2019, juga mulai dirasakan pengaruhnya di sisi ekonomi secara lebih luas.
"Saya rasa peristiwa yang terjadi tentu memiliki dampak besar, kemungkinan dalam hal yang belum bisa kita sampaikan," ujar Chief Executive Hong Kong Stock Exchange Charles Li.
Dia melanjutkan kepercayaan adalah hal penting di pusat finansial. Oleh karena itu, Hong Kong harus menyelesaikan masalah yang ada.
Hong Kong adalah salah satu pusat finansial penting, tak hanya di Asia tapi juga secara global.
BACA JUGA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Reuters/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BPS: 6,3 Juta Orang Bekerja di Sektor Transportasi dan Pergudangan
- Serangan Beruang Meningkat, Jepang Izinkan Polisi untuk Menembak
- PBB Khawatirkan Keselamatan Warga Sipil Akibat Perang di Sudan
- Dari Laporan Publik hingga OTT: Kronologi Penangkapan Abdul Wahid
- Media Asing Ungkap Kamboja Tangkap 106 WNI Terkait Jaringan Penipuan
Advertisement
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Musisi Muda Jogja, Audira Putri Hadir dengan Balada Rasa
- Penanaman Perdana Kelapa Genjah Digelar di Selopamioro Bantul
- Defisit, Pemkab Gunungkidul Pangkas Anggaran Rp10 Miliar di 2026
- Ini Alasan Ariel NOAH Menerima Peran Karakter Dilan di Film Terbaru
- Turki Berencana Dirikan Pusat Studi Kebudayaan di Jogja
- Cek Prakiraan Cuaca di Jogja 6-8 Nov 2025, Waspada Potensi Hujan Lebat
- Peralatan Grafika Berteknologi Canggih Dipamerkan di IGE 2025
Advertisement
Advertisement




