Advertisement
Cium Bendera Merah Putih, Anak Kartosuwiryo Ikrar Setia NKRI

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-- Anak dari Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo, tokoh utama Gerakan DI/TII, Sarjono Kartosuwiryo, yang hendak mendirikan Negara Islam Indonesia, membaca ikrar setia terhadap Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Pembacaan ikrar berlangsung khidmat disaksikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa.
Advertisement
Sarjono memimpin pembacaan ikrar, diikuti sejumlah eks-Harokah Islam Indonesia, eks-DI/TII, dan eks Negara Islam Indonesia (NII) yang hadir pada kesempatan itu, di antaranya Aceng Mi'raj Mujahidin Sibaweh, yakni putra imam DI/TII terakhir, H Yudi Muhammad Aulia (cucu pendiri KH Yusuf Taujiri dan Prof Anwar Musaddad, pendiri DI/TII).
Kemudian, KH Dadang Fathurrahman, cucu dari Syaikhona Baddruzzaman yang merupakan guru Kartosuwiryo, Imam Sibaweh, Prof Mussadad, dan KH Yusuf Taujiri.
Setelah pembacaan ikrar, para eks-simpatisan Harokah Islam Indonesia, DI/TII, dan NII itu menandatangani ikrar, serta mencium Sang Saka Merah Putih.
Menko Polhukam Wiranto menyampaikan rasa haru, sekaligus rasa bangganya terhadap para eks-Harokah Islam Indonesia, DI/TII, dan NII yang sadar bahwa persatuan dan kesatuan bangsa sangatlah penting.
"Untuk itulah temen-temen telah berikrar, menandatangani ikrar, dan mencium bendera merah putih sebagai simbol bahwa mereka sadar satu-satunya ideologi di NKRI adalah Pancasila," katanya.
Wiranto juga menyampaikan apresiasi dari Presiden RI Joko Widodo atas kesadaran, keikhlasan, dan kesediaan para eks-Harokah Islam Indonesia, DI/TII, dan NII untuk berikrar setia kepada Pancasila dan NKRI.
Hanya dengan persatuan dan kesatuan, kata Wiranto, bangsa Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain.
Sarjono Kartosuwiryo mengatakan perpecahan dan permusuhan hanya akan mengakibatkan kerugian, apalagi jika sampai terjadi pertumpahan darah.
Akan banyak anak yatim karena ditinggal mati orang tuanya, sehingga ia mengajak seluruh eks-Harokah Islam Indonesia, DI/TII, dan NII untuk kembali memperkokoh NKRI.
"Saya menerima akibat yang buruk dari perpecahan. Sekarang, orang-orang yang mengadakan perlawanan, apa pun bentuknya, akibatnya kan kepada anak dan keluarganya," katanya lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Malam Ini, Gunung Semeru Erupsi dengan Tinggi Letusan 800 Meter
- Kemen PU Bakal Bangun Tanggul Laut Raksasa di Sepanjang Pesisir Utara Jawa, Ini Skemanya
- Menteri Hanif: Mulai Hari Ini, Kami Hentikan Sistem Open Dumping Sampah
- Tak Terima Diputusin, Seorang Pria Bacok Mantan Pacar Pakai Celurit
- Oknum Polisi di Tangerang Selatan Diduga Lakukan Pelecehan Seksual ke Wanita Penjual Kopi
Advertisement

Jadwal KRL Solo Jogja Terbaru Hari Ini, Sabtu 12 April 2025, Berangkat dari Stasiun Palur hingga Tugu Jogja
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY, Jumat 11 April 2025, Cek Lokasinya di Sini
- Kasus Pemerkosaan oleh Dokter Residen PPDS, DPR Agendakan Panggil Kemenkes dan FK Unpad
- Memperkuat Investasi Infrastruktur Energi, Presiden Prabowo Dekati Turki
- Melihat Antusiasme Warga Jateng Bayar Pajak Kendaraan, 3 Hari Tembus Rp28 Miliar
- Perintangan Penyidikan Kasus Harun Masiku, Nota Keberatan Hasto Kristiyanto Ditolak Hakim
- Dokter Residen Peserta PPDS Diwajibkan Tes Kesehatan Mental
- Rencana Evakuasi 1.000 Warga Jalur Gaza ke Indonesia, PBNU: Blunder dan Tidak Tepat
Advertisement