Advertisement
2 Helikopter Disiapkan BNPB untuk Distribusi Logistik di Lokasi Gempa Halmahera
Advertisement
Harianjogja.com, TERNATE--Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyediakan dua helikopter untuk mengoptimalkan pendistribusian bantuan korban gempa di pengungsian, di berbagai desa yang terdampak gempa bermagnitudo 7,2 di Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara.
"BNPB akan penuhi kebutuhan logistik pengungsi di Halmahera Selatan dan kalau dianggap kurang maka akan diusulkan penambahan helikopter lagi sesuai kebutuhan lapangan," kata Kepala BNPB Doni Monardo di Ternate, Kamis (18/7/2019).
Advertisement
Dia mengaku penyediaan helikopter terkendala pasokan avtur sehingga telah disampaikan ke Askop Panglima TNI untuk penyediaannya agar pendistribusian bantuan bisa lancar.
Selain itu, ada pesawat kargo dari Jakarta mengangkut bantuan, sedangkan BNPB berupaya agar seluruh kebutuhan korban gempa di pengungsian dapat tertangani secara terencana.
"Kami saat ini telah siapkan penyaluran bantuan berupa tenda ada 60 unit, terpal, selimut, matras yang mencapai ribuan unit dan Basarnas telah bersedia kapalnya untuk mengangkut seluruh bantuan akan dibawa ke lokasi pengungsian dianggap terjauh, seperti di wilayah Gane Timur dengan perjalanan dari Ternate sekitar 4,2 jam," katanya.
BNPB telah mengumpulkan para pengusaha roti di Ternate agar menyediakan roti dan biskuit, khusus bagi anak-anak, guna menambah pertumbuhan dan gizi para korban gempa serta kebutuhan makanan serta kesehatan.
"BNPB gunakan anggaran siap pakai yang dialokasikan Kementerian Keuangan untuk kebutuhan seperti penyediaan pakai, logistik bagi korban gempa dan dana awal sebesar Rp500 juta telah diberikan BNPB kepada Pemkab Halmahera Selatan untuk operasional," katanya.
Apalagi, Menteri Sosial telah meninjau lokasi pengungsian di Gane Luar untuk melihat kondisi langsung di lapangan, sehingga dirinya optimistis bantuan dari pemerintah pusat bisa terdistribusi.
Gempa Halmahera Selatan, khususnya di daerah terdampak di sembilan kecamatan, sekitar 90 persen dari total rumah warga rusak. Sebagian besar rumah warga berada di pesisir pantai, sedangkan pascagempa itu warga makin trauma karena hingga 18 Juli terjadi gempa susulan lebih dari 100 kali dengan sebagian besar episentrum di daratan.
Ia mengakui warga merasa tidak nyaman sehingga memilih tinggal di pengungsian di dataran lebih tinggi, karena mereka khawatir terjadinya tsunami.
Sebanyak 54.789 jiwa mengungsi di 15 titik pengungsian yang tersebar di sembilan kecamatan terdampak gempa itu. Sebanyak enam orang meninggal, 34 luka berat, dan 97 luka ringan akibat gempa tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
Advertisement
Lulusan Pertanahan Disebut AHY Harus Tahu Perkembangan Teknologi
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- 4 Pelaku Penganiayaan Siswa SMPN 55 Barombong Masih di Bawah Umur
- DKPP Gelar Sidang Pemeriksaan Dugaan Pelanggaran Etik Ketua dan Anggota KPU RI
- Kemenkes Buka Pendaftaran Lowongan Nakes untuk 4 Rumah Sakit
- Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Gorontalo
- Menhub Kunker ke Jepang: Indonesia Tingkatkan Kerja Sama Bidang Transportasi
- Pejabat Kementerian ESDM Diperiksa Terkait Korupsi Timah Triliunan Rupiah
- Wakil Presiden Dijadwalkan Membuka Rakernas Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting
Advertisement
Advertisement