Advertisement
Gerakan Kesehatan Reproduksi Inklusif Butuh Energi Pemuda

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Gerakan kesehatan reproduksi yang inklusif harus menempatkan pemuda sebagai leader. Strategi ini bertujuan untuk melahirkan generasi muda sebagai penerus dalam menyuarakan isu yang selama ini masih terpinggirkan, yakni melibatkan penyandang disabilitas di dalamnya. Hal ini disampaikan Nurul Sa’adah, Direktur Sentra Advokasi Perempuan, Difabel dan Anak (SAPDA) saat membuka acara National Youth Camp SRHR Inclusion, Selasa (16/7/2019) di Kawasan Wisata Embung Kaliaji, Turi, Sleman.
“Kami dari generasi tua yang akan mengikuti dan memberikan support. Ketika menyuarakan hak-hak difabel, tentang inklusi, layanan yang bisa menjangkau itu adalah remaja. Mari dipikirkan bersama bagaimana membuat gerakan yang berbasis generasi muda, khususnya kesehatan reproduksi yang inklusif,” kata Nurul.
Advertisement
Acara perkemahan nasional yang melibatkan pemuda dari berbagai daerah di Indonesia ini berlangsung hingga Rabu (18/7) dengan agenda utama menumbuhkan gerakan remaja disabilitas dan remaja tanpa disabilitas dalam menyuarakan isu kesehatan reproduksi.
“Di DIY masih perlu dikembangkan layanan kesehatan untuk disabilitas dan tidak disabilitas. Angka kelahiran usia remaja di DIY juga meningkat. Salah satunya karena pelecehan seksual bagi disabilitas,” kata Sutarti, dari Bapel Jamekesos mewakili Pemprov DIY.
Sutarti juga menambahkan dalam memberikan pelayanan diperlukan intervensi sejak remaja. Hal ini berdasarkan temuan Pemprov DIY pada 2017 yang menyebutkan ada 725 kasus kelahiran pada usia remaja, termasuk di antaranya disabilitas.
Hal ini yang membutuhkan kesadaran dari berbagai pihak dalam upaya mendorong edukasi dan sosialisasi terkait kesehatan reproduksi.
Salah satu pemateri dari Sapda, Sholih Muhdlor menekankan pemerintah Indonesia sudah memiliki roadmap layanan kesehatan yang inklusif bagi disabilitas. Namun masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi. Salah satunya adalah isu kesehatan reproduksi yang cenderung masih timpang dan menciptakan gap cukup jauh antara remaja disabiitas dan remaja tanpa disabilitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jateng Alami Inflasi 2,2 Persen Juni 2025, Tertinggi Sejak LIma Bulan Terakhir
- Harga Tiket Mendaki Gunung Fuji Jepang Kini Naik Dua Kali Lipat
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
Advertisement

Akses Keluar Masuk Jalan Tol Jogja Solo Segmen Klaten-Prambanan, Jarak Tempuh Hanya 10 Menit
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Presiden Prabowo Jadi Inspektur Upacara HUT Ke-79 Bhayangkara
- Otoritas Iran Menyebut Korban Meninggal Akibat Serangan Israel Capai 935 Orang
- Hasil Seleksi PPPK Kemenag: 17.154 Dinyatakan Lolos, Ini Link Pemberkasan
- Presiden Prabowo Akan Bertemu Pemerintah Arab Saudi untuk Bahas Pembangunan Kampung Haji di Makkah
- 3 Pejabat Kementerian PU Dinonaktifkan Seusai OTT KPK Terkait Suap Proyek di Sumut
- Nikita Mirzani Diborgol Saat Hadiri Sidang di PN Jaksel
- Baru Sesaat Bebas dari Lapas, Mantan Sekretaris MA Nurhadi Kembali Ditangkap KPK Terkait Pencucian Uang
Advertisement
Advertisement