Advertisement
Mantan Presiden Mesir Meninggal Saat Diadili, Begini Kronologinya
Mohammed Mursi - Reuters
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Setelah pingsan di pengadilan Kairo saat diadili atas tuduhan spionase, mantan Presiden Mesir Mohammed Mursi meninggal pada Senin (17/6/2019) akibat serangan jantung.
Kepala negara Mesir pertama yang dipilih secara demokratis tersebut merupakan seorang tokoh penting dalam organisasi Ikhwanul Muslimin yang saat ini dilarang. Mursi dipenjara sejak digulingkan oleh militer pada 2013 setelah hampir setahun berkuasa, menyusul protes massa terhadap pemerintahannya.
Advertisement
Kematiannya diperkirakan akan menumpuk tekanan internasional pada pemerintah Mesir atas catatan hak asasi manusianya, terutama kondisi di penjara menyusul penahanan ribuan aktivis Islam dan aktivis sekuler.
Jaksa penuntut umum mengatakan Mursi pingsan di area terdakwa di ruang sidang tak lama setelah berbicara di pengadilan, dan dinyatakan meninggal di rumah sakit pada pukul 16.50 waktu setempat. (21.50 WIB). Dikatakan pemeriksaan awal tidak menunjukkan tanda-tanda cedera di tubuhnya.
BACA JUGA
Ikhwanul Muslimin menggambarkan kematian Mursi sebagai "pembunuhan" dan menyerukan massa berkumpul di pemakamannya di Mesir dan di luar kedutaan besar Mesir di seluruh dunia.
Keluarga Mursi sebelumnya mengatakan kesehatannya memburuk di penjara dan mereka jarang diizinkan berkunjung.
Dilansir Reuters, sebuah sumber medis mengatakan Mursi meninggal karena serangan jantung.
Sumber itu mengatakan Mursi, yang juga menderita diabetes dan tekanan darah tinggi, telah mendapatkan perawatan medis di rumah sakit swasta dan di rumah sakit polisi di Kairo. Pernyataan tersebut sekaligus menyangkal bahwa ia tidak mendapatkan perawatan medis.
Putra Mursi, Abdullah Mohamed Mursi, mengatakan kepada Reuters bahwa pihak keluarga belum dihubungi mengenai perincian penguburan dan hanya berkomunikasi melalui pengacara mereka.
Abdullah mengatakan sebelumnya bahwa pihak berwenang menolak untuk mengizinkan Mursi dimakamkan di tanah pemakaman keluarga di provinsi Sharqiya di Delta Nil.
"Kami tidak tahu apa-apa tentang dia dan tidak ada yang berhubungan dengan kami, dan kami tidak tahu apakah kami akan dapat memandikan jenazah atau melakukan salat jenazah atau tidak," katanya, seperti dikutip Reuters.
Amnesty International menyerukan penyelidikan yang adil, menyeluruh, dan transparan atas kematian Mursi.
"Pihak berwenang Mesir memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa, sebagai tahanan, ia memiliki akses terhadap perawatan medis yang layak," ungkap Amnesty International dalam sebuah pernyataan.
Seorang anggota Parlemen Inggris, Crispin Blunt, yang telah memimpin delegasi anggota parlemen dan pengacara Inggris tahun lalu dalam mengeluarkan laporan tentang penahanan Mursi, mengecam kondisi penahanan Mursi.
"Kami ingin mengetahui apakah ada perubahan dalam kondisinya sejak kami laporkan pada Maret 2018, dan jika ia terus ditahan dalam kondisi yang kami temukan, maka saya khawatir pemerintah Mesir kemungkinan akan bertanggung jawab atas kematiannya," katanya dalam sambutannya kepada BBC.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Ramp Check Nataru, Dishub Temukan Bus AKAP Tanpa Izin Trayek
Advertisement
Jepang Naikkan Biaya Visa dan Pajak Turis untuk Atasi Overtourism
Advertisement
Berita Populer
- SEA Games 2025 Berakhir di Bangkok, Malaysia Siap 2027
- Prediksi PSM vs Malut United: Misi Juku Eja Hadang Laju Tamu
- Wisatawan Jogja Diimbau Parkir Resmi Hindari Tarif Nuthuk
- Pendapatan ChatGPT Mobile Tembus Rp50 Triliun
- Emil Audero Gemilang, Cremonese Tahan Imbang Lazio
- Kerja Sama Sampah Gunungkidul dengan Kota Jogja Terancam Batal
- Tak Kenal Usia, 31 Santri Lansia Ponpes Sabilun Najah Diwisuda
Advertisement
Advertisement



