Advertisement
Jutaan Hektare Hutan Mangrove Indonesia Rusak Parah, Ini yang Perlu Diantisipasi..
Relawan Mangrove Tomini (Remot) menanam bakau di pesisir pantai Mertasari, Teluk Tomini, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Senin (22/4/2019). - ANTARA/Basri Marzuki
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki garis pantai hampir 100.000 kilometer yang saat ini terancam oleh meningginya air laut akibat perubahan iklim.
Pakar Ilmu Kelautan dan Mangrove dari Institut Pertanian Bogor Prof Dietriech Bengen mengungkapkan bahwa meningginya air laut ini di banyak daerah telah mengakibatkan erosi dan abrasi.
Advertisement
“Salah satu faktor pendukung terjadinya abrasi dan erosi di daerah-daerah pesisir adalah rusaknya kawasan-kawasan mangrove,” ungkapnya, baru-baru ini.
Berdasarkan data terbaru dari pemerintah, sebanyak 1,1 juta hektare hutan mangrove di Indonesia dalam kondisi rusak parah atau kritis. Luasan itu sekitar 33% dari luas total area mangrove 3,5 juta hektare. Sebagian besar kerusakan disumbang akibat aktivitas manusia.
BACA JUGA
Oleh sebab itu, dia menjelaskan pentingnya penanaman mangrove sebagai salah satu upaya efektif untuk mengantisipasi kemungkinan abrasi, penurunan permukaan tanah, dan rehabilitasi daerah-daerah dekat pantai di Indonesia.
Di luar itu, lanjutnya, penyelamatan daerah pantai dan penanaman mangrove selain bisa berdampak positif pada ekologi, juga sosial dan ekonomi.
“Pemulihan dan perlindungan mangrove sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi kerusakan alam yang berdampak pada masyarakat,” jelasnya.
Saat ini, secara berangsur cukup banyak kalangan yang mengadakan kampanye penanaman mangrove. Salah satunya gerakan ‘Rekatkan Kehangatan’ yang diinisiasi oleh Salonpas di bawah PT. Hisamitsu Pharma Indonesia.
Product Manager PT Hisamitsu Pharma Indonesia Zulfadli mengatakan, gerakan tersebut mengajak masyarakat, terutama kalangan anak muda untuk lebih mencintai lingkungan dengan menanam mangrove. Sebanyak 24 kampus sudah mensosialisasikan untuk menanam mangrove di pantai demi mencegah abrasi dan erosi.
“Gerakan ini sejatinya memiliki ragam aktivitas yang tak terbatas. Untuk tahun ini aktivitas yang dilakukan melalui penanaman ribuan tunas mangrove di pesisir pantai desa Mangunharjo di Semarang,” ujarnya.
Melalui gerakan tersebut, diharapkan bisa lebih banyak menggandeng anak-anak muda untuk lebih peduli kepada lingkungan dan alam sekitar, di samping memberi manfaat secara sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Disambut Hangat Diaspora Indonesia Saat Hadiri KTT ASEAN
- Penumpang Dilarang Cas Powerbank di Stop Kontak Kereta Api
- Bus Wisata Rombongan FKK Semarang Terguling, Empat Orang Tewas
- Presiden Kolombia Terkena Sanksi AS Gara-gara Gagal Perangi Narkoba
- Lisa Mariana Dicecar 44 Pertanyaan di Bareskrim
Advertisement
Tebing 100 Meter Longsor, Akses di Girimulyo Kulonprogo Lumpuh
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal DAMRI dari Jogja, Kebumen, Purworejo ke Bandara YIA Hari Ini
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Sabtu Malam 25 Oktober 2025
- Update, Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Sabtu 25 Oktober 2025
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 25 Oktober 2025
- Jadwal SIM Keliling di Sleman Malam Minggu, Sabtu 25 Oktober 2025
- Prakiraan Cuaca di Jogja Hari Ini, Hujan Petir, Sabtu 25 Oktober 2025
- Jadwal Sim Keliling di Jogja Setiap Sabtu Pukul 19.00-21.00 WIB
Advertisement
Advertisement



