Advertisement
Eks Kasatreskrim Wonogiri Diterbangkan ke Singapura, Air Mata Sang Kakak Berderai

Advertisement
Harianjogja.com, SUKOHARJO --Sejak menjadi korban pengeroyokan massa perguruan silat, Rabu (8/5/2019) malam lalu, mantan Kasatreskrim Polres Wonogiri AKP Aditia Mulya Ramdhani dirawat di ruang ICU RS dr. Oen Solo Baru Sukoharjo. Namun pada Kamis (16/5/2019), ia harus diterbangkan ke Singapura untuk menjalani perawatan yang lebih intensif.
Saat pemindahan itu, para tenaga medis mulai sibuk. Mereka berjalan membawa tas jinjing berisi peralatan medis keluar dari ruang ICU menuju mobil ambulans. Mobil ambulans ini terparkir tepat di belakang ruang ICU.
Advertisement
Sementara puluhan anggota Polres Wonogiri seolah membuat pagar betis di sekitar pintu berwarna hijau. Pintu ini terletak di bagian belakang ruang ICU yang menjadi akses keluar masuk pasien dari dan akan dipindahkan ke mobil ambulans.
Tepat pukul 15.45 WIB, AKP Aditia terlihat dibawa menggunakan tempat tidur pasien keluar dari pintu belakang itu. Mantan Kapolsek Pasar Kliwon Polresta Solo ini lantas dinaikkan ke dalam ambulans milik RS dr. Oen berpelat nomor AD 1982 AH.
Menyertai dalam rombongan mobil mendampingi pasien adalah dr. Yohanes dari perwakilan Singapore General Hospital (SGH). Begitu pula keluarga Aditia yang juga menyertai menggunakan mobil berbeda.
Kakak pertama Aditia, Yudha Mulya Angga Sasmita, tampak merekam proses pemindahan sang adik dengan menggunakan kamera ponselnya. Matanya terlihat berkaca-kaca.
Yudha bahkan tak kuasa menahan air mata dan mengusapnya menggunakan sorban saat mobil ambulans pergi meninggalkan rumah sakit. Mobil ambulans meninggalkan rumah sakit pukul 15.50 WIB dengan pengawalan ketat mobil Patwal Satlantas Polres Sukoharjo dan Polresta Solo.
Aditia dibawa ke Singapura melalui Bandara Adi Sumarmo Boyolali dan langsung diterbangkan ke Singapura menggunakan pesawat khusus. Sejumlah rekan kerja Aditia juga tampak ikut mengantar sampai ke bandara.
Selama proses pemindahan dikawal ketat delapan anggota Propam Polres Wonogiri. Bahkan awak media yang mencoba mengambil gambar dilarang petugas. Pemindahan Aditia ke Singapura merupakan keputusan keluarga yang sebelumya sempat dibatalkan.
Meski kondisi Aditia masih kritis dan belum sadarkan diri, keluarga tetap memindahkan Aditia ke RS di Singapura. "Pemindahan ke RS di Singapura merupakan permintaan keluarga. Kondisi pasien hasil pengecekan terbaru masih berstatus Glasgow Coma Scale [GCS] 4," kata Kepala Bidang (Kabid) Dokkes Polda Jawa Tengah dr. Tri Yuwono Putra.
Polri mendukung permintaan keluarga Aditia. Proses pemindahan pasien dilakukan secara hati-hati. Aditia Mulya Ramdhani menjadi korban pengeroyokan saat menghalau kelompok massa perguruan pencak silat di Sidoharjo, Wonogiri, pada Rabu (8/5/2019) malam.
Hingga hari kedelapan dirawat di ICU RS dr. Oen Solo Baru, Aditia masih kritis. Dokter ICU RS dr Oen Solo Baru, dr Debora Marga Pangestika, mengatakan Aditia sudah tidak lagi menjadi pasien RS dr. Oen Solo Baru setelah keluarga memindahkan ke RS di Singapura.
Aditia kini sudah tidak didampingi dokter dari RS dr. Oen. Perawatan selama perjalanan ditangani dr. Yohanes yang merupakan perwakilan SGH di Indonesia.
"Kami sudah serahkan semua rekam medis milik pasien ke perwakilan ke RS Singapura Royal Hospital. Kami juga membawa satu perawat di dalam mobil untuk membantu pasien," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ulang Tahun ke-90, Dalai Lama Ingin Hidup hingga 130 Tahun
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
Advertisement

Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Senin (7/7/2025), Naik dari Stasiun Palur, Jebres, Purwosari dan Solo Balapan
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Nurmala Kartini Sjahrir, Adik Luhut yang Diunggulkan jadi Dubes Indonesia di Jepang, Berikut Profilnya
- Sekolah Rakyat Dibangun Mulai September 2025, Dilengkapi Dapur dan Asrama
- 29 Penumpang Belum Ditemukan, Manajemen KMP Tunu Pratama Jaya Minta Maaf
- DPR RI Bentuk Tim Supervisi Penulisan Ulang Sejarah
- Kemensos: Anak Jalanan Jadi Target Utama Ikuti Sekolah Rakyat
- Banjir di DKI Jakarta Rendam 51 RT
- Kementerian PKP Siapkan Rp43,6 Trilun untuk Merenovasi 2 Juta Rumah Tak Layak Huni
Advertisement
Advertisement