Advertisement
Merekatkan Persatuan Seusai Pemilu Menjadi Pekerjaan Terpenting

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Pemerintah dan aparat keamanan mengklaim Pemilu 2019 berlangsung aman dan damai tanpa konflik horizontal yang berarti.
Namun, salah satu hajat demokrasi terbesar di dunia itu masih menyisakan pekerjaan rumah yang tidak sederhana, yakni merekatkan kembali masyarakat yang terpolarisasi.
Advertisement
Selain masalah logistik yang terlambat tiba di sejumlah daerah dan diikuti dengan pemilihan susulan, persoalan merekatkan kembali persatuan seusai pesta demokrasi, tidak kalah serius.
Titi Anggraini, Direktur Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) mengatakan polarisasi pada Pemilu kali ini lebih kuat dari yang terjadi paaa hajatan demokrasi 2014 silam.
"Kalau 2014 posisinya sama-sama bukan petahana, sekarang keterbelahannya petana versus non petahana," kata Titi.
Selain itu, hal tersebut didukung oleh isu-isu yang berkembang, menjadi diskursus di masyarakat dan menjadi pembeda dengan Pemilu 2014, salah satunya adalah maraknya kabar bohong atau hoaks seputar masing-masing pasangan calon.
Hendardi, Ketua Setara Institute menambahkan polarisasi yang masih kentara terlihat adalah yang bersifat kedaerahan. Di antaranya sejumlah daerah yang identik dengan calon atau partai politik tertentu. Polrisasi yang sifatnya ideologis, misalnya antara kelompok nasionalis dan religius menurut Hendardi tidak banyak bergeser dari Pemilu yang lalu.
Namun dia menggarisbawahi, polarisasi pemilih merupakan hal biasa terjadi di negara demokrasi sebesar Indonesia. Hal selanjutnya yang tidak boleh absen dari upaya pemerintah adalah mendamaikan kembali dua kelompok pemilih yang sebelumnya ikut berseteru dalam Pemilu Serentak ini.
Merujuk pada sikap saling klaim kemenangan masing-masing pasangan calon, Hendardi mengimbau agar semua pihak menghormati proses demokrasi resmi yang dijalankan penyelenggara Pemilu.
"Quick count tidak bisa dipakai sebagai hasil resmi, kita masih menunggu KPU. Kita semua agar menahan diri saja dan menanti hasil KPU. Ketika KPU sudah mengumumkan, agar dihormati, itulah cara berdemokrasi," kata Hendardi.
Selain itu, ancaman retaknya persatuan pascapemilu juga ditimbulkan oleh pernyataan sejumlah pihak yang mengancam akan menurunkan "people power" jika terjadi kecurangan pada proses demokrasi ini. Hendardi menegaskan bahwa, dalam berdemokrasi ada koridor-koridor yang harus dipatuhi semua pihak. Sikap mengancam sejumlah pihak tersebut tidak bisa dibenarkan dan justru merugikan demokrasi itu sendiri dan tidak mendidik masyarakat.
Dia menyebut, pernyataan-pernyataan semacam itu termasuk salah satu yang memicu polarisasi lebih dalam di tingkat masyarakat bawah. "Kalau kita sudah menerima demokrasi, tentu saja kita mesti terima hasil-hasil dari proses demokratik. Kalau ada persengketaan, yang itu biasa terjadi, ada mekanisme demokratik," ujarnya.
Diharapkan sesudah proses pemilu selesai seluruhya, para elite politik bisa memberi pernyataan menyejukkan dan menunjukkan sikap negarawan. Sebab bangsa ini masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk diselesaikan begitu pesta demokrasi selesai diselenggarakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 3 Orang Meninggal Dunia di Pesta Rakyat Garut, Dedi Mulyadi Minta Maaf dan Janji Berikan Santunan Rp150 juta per Keluarga
- Rangkaian Kegiatan Pernikahan Anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Ricuh, 3 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia di Pesta Rakyat Garut
- Ada Tambang Ilegal di IKN, Menteri ESDM Serahkan Kasus kepada Penegak Hukum
- Maurene Comey Tak Terima Dipecat oleh Donald Trump Tanpa Alasan yang Jelas
- Permintaan Bebas Bos Pabrik Narkoba Asal Ukraina Ditolak oleh Majelis Hakim PN Denpasar
Advertisement

Nelayan KulonprogoButuh SPBU Khusus untuk Meringankan Ongkos Produksi
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Harga Pangan Hari Ini, Cabai Rawit Merah dan Bawang Merah Turun
- Cegah Praktik Pungli dan ODOL, Kemenhub Bangun Sistem Elektronik
- Permintaan Bebas Bos Pabrik Narkoba Asal Ukraina Ditolak oleh Majelis Hakim PN Denpasar
- Ini Cara Bedakan Beras Oplosan, Medium dan Premium Versi Bapanas
- Maurene Comey Tak Terima Dipecat oleh Donald Trump Tanpa Alasan yang Jelas
- Puluhan Tersangka Sindikat Judi Online Jaringan China dan Kamboja Ditangkap Bareskrim Polri
- Sampaikan Dupik, Hasto Kritiyanto Tuding KPK Melakukan Rekayasa Hukum
Advertisement
Advertisement