Advertisement

Tim Prabowo-Sandi Laporkan 17,5 Juta Pemilih Mencurigakan, Tanggal Lahirnya Sama!

Jaffry Prabu Prakoso
Selasa, 12 Maret 2019 - 04:17 WIB
Nina Atmasari
Tim Prabowo-Sandi Laporkan 17,5 Juta Pemilih Mencurigakan, Tanggal Lahirnya Sama! Ilustrasi - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA  -  Pencermatan data pemilih dilakukan oleh Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi. Hasilnya, mereka melaporkan hasil temuan ada 17,5 juta pemilih mencurigakan karena lahir pada satu tanggal dengan jumlah sangat besar terutama pada 1 Juli dan 31 Desember.

 Pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri memberikan penjelasan.

Advertisement

Dirjen Kependudukan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Dukcapil Kemendagri) Zudan Arif Fakrulloh mengatakan bahwa kebijakan tersebut sudah berlangsung lama sejak pemerintah menggunakan Sistem Informasi Manajemen Kependudukan (Simduk).

“Saat menggunakan Simduk sebelum tahun 2004, semua penduduk yang lupa atau tidak tahu tanggal lahirnya di tulis 31 Desember,” kata Zudan melalui pesan instan kepada wartawan, Senin (11/3/2019).

Sementara itu, sejak berlaku Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) tahun 2004, masyarakat yang lupa atau tidak ingat tanggal lahir, ditulis 1 Juli. Jika lupa tanggal dan bulan, dicatat tanggal 15.

Zudan menjelaskan bahwa kebijakan di atas diperkuat dengan Peraturan Kemendagri nomor 19 tahun 2010.

“Dengan demikian kita sekarang bisa mengetahui mengapa banyak orang Indonesia bertanggal lahir 1 juli, 31 desember, atau tanggal 15,” jelas Zudan.

Sebelumnya, Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Hashim Djojohadikusumo mengatakan bahwa 17,5 juta pemilih misterius itu terdiri atas warga yang lahir di tanggal 1 Juli sebanyak 9.817.003 jiwa, pada 31 Desember 5.377.401, dan 1 Januari 2.359.304 jiwa.

Padahal, berdasarkan grafis yang mereka terima, seharusnya masyarakat yang lahir pada tanggal sama paling banyak 500.000 orang. Ini berbeda dengan data temuannya yang mencapai 10 hingga 20 kali lipat.

“Ini sudah kami lakukan selama beberapa bulan disusul beberapa pertemuan sudah kami hitung empat kali pertemuan dengan KPU RI. Itu namanya dianggap ganda bisa juga dinilai invalid dan lain-lain,” ucap Hashim.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Alumni Lirboyo Kulonprogo Protes Tayangan Expose Uncensored

Alumni Lirboyo Kulonprogo Protes Tayangan Expose Uncensored

Kulonprogo
| Rabu, 15 Oktober 2025, 15:42 WIB

Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA

Wisata
| Senin, 13 Oktober 2025, 10:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement