Advertisement
Menaruh Harap Pada Gunung Bibi, Muntahan Merapi Diyakini Tak Sampai Sentuh Plalangan

Advertisement
Harianjogja.com, BOYOLALI--Seorang petani kopi asal Dusun Plalangan, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali bernama Iswondo ercerita jika pada25 Oktober 2010 silam, ia masih mengantarkan sejumlah turis asing ke puncak pendakian Gunung Merapi.
Hari itu, suhu udara di gunung terasa lebih panas dari biasanya. Abu tebal terlihat makin pekat. Namun pria 43 tahun itu terus saja melanjutkan perjalanan. Dia tak pernah berpikir Merapi akan mengalami letusan hebat keesokan harinya.
Advertisement
Sementara itu, istri dan anak-anak Iswondo sudah hampir satu pekan mengungsi. Mereka pergi ke tempat yang lebih rendah dan aman sembari berdoa Merapi tak akan muntah. Rumah keluarga Iswondo berjarak kurang dari 5 km dari puncak Merapi. “Waktu itu saya ditinggal sendirian bersama seekor ternak sapi,” ujar Iswondo saat berbincang dengan Solopos.com, di rumahnya Kamis (31/1/2019) lalu.
Senada dengan Iswondo, warga Lencoh lain, Sibun, 56, tetap memilih menjalankan aktivitas harian meskipun Gunung Merapi saat itu berstatus siaga III. Sibun tinggal sendiri di lereng Merapi sementara keluarganya mengungsi ke kawasan Boyolali kota. Hari itu Sibun lebih memilih menjaga ternak.
Keberanian Sibun dan Iswondo tetap tinggal di tempat rawan bencana bukan tanpa alasan. Sejak dulu warga lokal Lencoh memang percaya jika letusan merapi tak akan pernah menyentuh desa mereka. “Lava gunung itu tahu jalannya,” ucap Sibun.
Kepercayaan warga ini cukup beralasan. Iswondo bercerita Desa Lencoh merupakan salah satu desa yang terlindung di balik Gunung Bibi. Gunung setinggi 2.205 meter itu berada di timur laut lereng Merapi dan berusia 400.000 tahun lebih tua dari Merapi. Gunung Bibi inilah yang melindungi Plalangan dari semburan wedhus gembel Merapi.
Di satu sisi, warga Lencoh rutin menggelar Nyadran Gunung dengan mempersembahkan nasi jagung dan ketela. Selain dipersembahkan sebagai sesaji, warga rutin berkumpul untuk berdoa bersama. “Biasanya acara sedekah gunung dilakukan tiap malam 1 Suro,” ujar Sibun.
Sementara itu, Kepala Desa Lencoh, Sumardi, tak menampik sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat terutama soal kepercayaan terhadap keamanan desa dari letusan Merapi. “Memang selama ini [awan panas Merapi] hanya lewat,” ujar dia.
Namun hal itu tak lantas membuat warga menyepelekan keselamatan dan mitigasi kebencanaan. Pemerintah Desa tetap memprioritaskan upaya mitigasi dan penanggulangan bencana Merapi. “Biasanya akan kami alokasikan lewat Dana Desa (DD) yang besarnya sesuai kebutuhan,” ujar Kades.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jelang Libur Waisak, 368.470 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek
- Menteri HAM Natalius Pigai Menilai Bagus Rencana Gubernur Jabar Mengirim Siswa Nakal ke Barak Militer
- Satgas Koperasi Merah Putih Resmi Dibentuk, Zulkifli Hasan Jabat Ketua
- Selain GBK, Hotel Sultan hingga TMII Juga Bakal Dikelola Danantara
- Puluhan Warga Badui Digigit Ular Berbisa, 2 Meninggal Dunia
Advertisement
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Polisi Turunkan Paksa Atribut Bendera dan Spanduk Ormas
- Stok Beras Capai 3,6 Juta Ton, Pemerintah Akan Bangun 25 Ribu Gudang Darurat
- Kemenkopolkam: Berantas Premanisme Berkedok Ormas Lewat Penindakan Hukum
- Viral Pengamen Rusak Bus Primajasa, 1 Pelaku Diringkus dan 1 Orang Buron
- Sekjen PBB Sambut Positif Gencatan Senjata India-Pakistan
- Ratusan Preman Ditangkap dalam Operasi Serentak di Jawa Tengah
- 2.113 Jemaah Calon Haji Tiba di Madinah
Advertisement