Advertisement

Menaruh Harap Pada Gunung Bibi, Muntahan Merapi Diyakini Tak Sampai Sentuh Plalangan

Nadia Lutfiana Mawarni
Rabu, 06 Februari 2019 - 13:37 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Menaruh Harap Pada Gunung Bibi, Muntahan Merapi Diyakini Tak Sampai Sentuh Plalangan Guguran lava pijar keluar dari Gunung Merapi terlihat dari Deles, Klaten, Rabu (30/1 - 2019) dini hari. (Solopos/Burhan Aris Nugraha)

Advertisement

Harianjogja.com, BOYOLALI--Seorang petani kopi asal Dusun Plalangan, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali bernama Iswondo ercerita jika pada25 Oktober 2010 silam, ia masih mengantarkan sejumlah turis asing ke puncak pendakian Gunung Merapi.

Hari itu, suhu udara di gunung terasa lebih panas dari biasanya. Abu tebal terlihat makin pekat. Namun pria 43 tahun itu terus saja melanjutkan perjalanan. Dia tak pernah berpikir Merapi akan mengalami letusan hebat keesokan harinya.

Advertisement

Sementara itu, istri dan anak-anak Iswondo sudah hampir satu pekan mengungsi. Mereka pergi ke tempat yang lebih rendah dan aman sembari berdoa Merapi tak akan muntah. Rumah keluarga Iswondo berjarak kurang dari 5 km dari puncak Merapi. “Waktu itu saya ditinggal sendirian bersama seekor ternak sapi,” ujar Iswondo saat berbincang dengan Solopos.com, di rumahnya Kamis (31/1/2019) lalu.

Senada dengan Iswondo, warga Lencoh lain, Sibun, 56, tetap memilih menjalankan aktivitas harian meskipun Gunung Merapi saat itu berstatus siaga III. Sibun tinggal sendiri di lereng Merapi sementara keluarganya mengungsi ke kawasan Boyolali kota. Hari itu Sibun lebih memilih menjaga ternak.

Keberanian Sibun dan Iswondo tetap tinggal di tempat rawan bencana bukan tanpa alasan. Sejak dulu warga lokal Lencoh memang percaya jika letusan merapi tak akan pernah menyentuh desa mereka. “Lava gunung itu tahu jalannya,” ucap Sibun.

Kepercayaan warga ini cukup beralasan. Iswondo bercerita Desa Lencoh merupakan salah satu desa yang terlindung di balik Gunung Bibi. Gunung setinggi 2.205 meter itu berada di timur laut lereng Merapi dan berusia 400.000 tahun lebih tua dari Merapi. Gunung Bibi inilah yang melindungi Plalangan dari semburan wedhus gembel Merapi.

Di satu sisi, warga Lencoh rutin menggelar Nyadran Gunung dengan mempersembahkan nasi jagung dan ketela. Selain dipersembahkan sebagai sesaji, warga rutin berkumpul untuk berdoa bersama. “Biasanya acara sedekah gunung dilakukan tiap malam 1 Suro,” ujar Sibun.

Sementara itu, Kepala Desa Lencoh, Sumardi, tak menampik sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat terutama soal kepercayaan terhadap keamanan desa dari letusan Merapi. “Memang selama ini [awan panas Merapi] hanya lewat,” ujar dia.

Namun hal itu tak lantas membuat warga menyepelekan keselamatan dan mitigasi kebencanaan. Pemerintah Desa tetap memprioritaskan upaya mitigasi dan penanggulangan bencana Merapi. “Biasanya akan kami alokasikan lewat Dana Desa (DD) yang besarnya sesuai kebutuhan,” ujar Kades.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Perpanjangan SIM di Bantul, Senin 12 Mei 2025

Bantul
| Senin, 12 Mei 2025, 09:47 WIB

Advertisement

alt

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam

Wisata
| Sabtu, 10 Mei 2025, 20:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement