Advertisement
Pembangunan Infrastruktur Harus Siaga Bencana

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pemerintah akan merevisi perencanaan pembangunan infrastruktur agar sejalan dengan sistem siaga bencana.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Kepala Bappenas Bambang P.S. Brodjonegoro telah berulangkali menyuarakan rencana memasukkan evaluasi risiko bencana ke dalam perencanaan infrastruktur.
Advertisement
“Gunung meletus, tanah longsor, banjir dan badai yang kerap terjadi di Indonesia mampu merusak infrastruktur seperti jalan, jembatan, bangunan bahkan jaringan listrik dan telekomunikasi,” kata dia, Kamis (3/1/2019).
Di sisi lain, intensitas dan dampak bencana juga semakin besar akibat adanya perubahan iklim.
Staf khusus Menteri PPN Eko Putro Adijayanto mengatakan pengembangan sistem siaga bencana akan fokus pada spesifikasi teknis infrastruktur untuk menghadapi bencana.
Dia mencontohkan kekuatan struktur dari infrastruktur, kondisi tanah atau
daerah tempat infrastruktur dibangun berdasarkan kerentanan terhadap likuefaksi atau struktur tanah
“Perencanaan pembangunan infrastruktur [ke depannya] akan didesain untuk lebih siaga bencana mengingat Indonesia adalah negara rawan bencana,” ucap Eko.
Direktur Proyek Sektor Jalan dan Jembatan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Max Antameng mengungkapkan rencana pembangunan infrastruktur bisa direvisi agar lebih siaga bencana.
Namun, revisi terakhir pembangunan infrastruktur yang terkait dengan Proyek Strategis Nasional (PSN) sudah dituangkan di dalam Peraturan Presiden (Perpres) No.56/2018. Menurut Max, PSN sudah memiliki anallisis mengenai dampak lingkungan (amdal) dan studi kelayakan yang lengkap.
“Studi kelayakan mengakomodasi mitigasi bencana di dalam pemilihan rute atau lokasi dan ini berarti sudah mengantisipasi bencana,” kata Max.
Wakil Sekretaris Jenderal Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Errika Ferdinata mengatakan akan mengikuti apa yang direncanakan oleh pemerintah dan pemberi kerja. Menurut dia, revisi rencana pembangunan infrastruktur agar lebih siaga bencana akan lebih baik.
“Dalam membuat produk, dua hal yang kami perhatikan adalah tahan lama dan aman.”
Dengan demikian, infrastruktur dapat menyelamatkan banyak orang dari ancaman bencana seperti gempa yang umumnya menelan banyak korban.
Errika menegaskan saat ini infrastruktur di daerah tertentu telah dibuat tahan bencana, sementara bangunan-bangunan biasa kebanyakan tidak dibangun tahan gempa.
Muhammad Sadli, Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan banyak pembangunan yang tidak memperhatikan keselamatan.
Contohnya, banyak pabrik dan bangunan yang berdiri sangat dekat pantai. “Penegakan aturan sangat penting [untuk menghindari dampak ikutan bencana lebih luas],” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
- Sidang Suap Mantan Wali Kota Semarang, Kepala Bapenda Setor Rp1,2 Miliar ke Mbak Ita
- Pasangan Gay di Lamongan Dicokok Polisi Karena Bikin Konten Pornografi di FB-MiChat
Advertisement

Perekrutan Guru dan Tenaga Kependidikan Sekolah Rakyat Harus Sesuai Domisili
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Paket Makan Bergizi Gratis Selama Liburan Sekolah, dari Roti, Telur, hingga Buah
- Iran Kirim Surat ke PBB, Minta AS dan Israel Tanggung Jawab atas Agresi
- Donald Trump Sebut Iran Punya 4 Situs Nuklir Utama
- Polda Lampung Tindak 693 kendaraan ODOL
- Guru Ngaji di Jaksel Cabuli 10 Santri Perempuan, Begini Modusnya
- Satgas Pangan Panggil Produsen 212 Merek Beras Nakal Hari Ini
- Langgar Hukum Internasional, Indonesia Kecam Serangan ke Iran
Advertisement
Advertisement