Advertisement

Alat Pendeteksi Gempa Sempat Rusak Akibat Aktivitas Anak Krakatau yang Picu Tsunami

Newswire
Minggu, 23 Desember 2018 - 10:17 WIB
Kusnul Isti Qomah
Alat Pendeteksi Gempa Sempat Rusak Akibat Aktivitas Anak Krakatau yang Picu Tsunami Dampak tsunami di Selat Sunda, Minggu (23/12/2018). - Ist/Okezone

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Gelombang tsunami melanda sejumlah wilayah pantai di Selat Sunda, meliputi wilayah pantai Kabupaten Pandeglang, Serang dan Lampung Selatan yang membuat panik warga sekitar pantai.

BMKG memastikan bahwa tsunami itu bukan dipicu oleh gempa bumi. Namun, akibat longsor bawah laut karena pengaruh dari erupsi Gunung Anak Krakatau.

Advertisement

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui akun Twitter-nya, Minggu (23/12/2018) mengungkap bahwa, sesaat sebelum terjadi tsunami, terdeteksi adanya aktivitas erupsi dari Gunung Anak Krakatau. Bahkan, imbas dari erupsi itu menyebabkan alat seismograf pendeteksi gempa sempat rusak.

"Badan Geologi mendeteksi pada pukul 21.03 WIB Gunung Anak Krakatau erupsi kembali dan menyebabkan peralatan seismograf setempat rusak. Namun seismik Stasiun Sertung merekam adanya getaran tremor terus menerus. Tapi, tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigakan," tulis BNPB di akun Twitter-nya.

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menyatakan ombak besar yang menerjang Anyer dan Lampung Selatan betul adalah tsunami. Ia menegaskan bahwa gelombang tinggi itu bukan sekadar dampak fenomena bulan purnama yang berakibat pasangnya air laut.

"Kami analisis apakah kenaikan air pasang akibat fenomena atmosfer, jadi memang saat ini pada fase seperti itu, namun ternyata setelah analisis lanjut gelombang itu merupakan tsunami," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor BMKG hari ini.

Tipe polanya, kata Dwikorita, pun seperti yang terjadi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah beberapa waktu lalu. Pihaknya pun memastikan gelombang yang menerjang daratan sekira pukul 21.27 WIB itu akibat tsunami yang awal mulanya masih ragu karena bukan dampak dari gempa tektonik.

BNPB menyebut, kemungkinan material sedimen di sekitar Anak Gunung Krakatau di bawah laut longsor sehingga memicu tsunami. Dampak tsunami menyebabkan korban jiwa dan kerusakan. Menurut data sementara hingga pukul 04.30 WIB tercatat 20 orang meninggal dunia, 165 orang luka-luka, 2 orang hilang dan puluhan bangunan rusak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Okezone.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Rute, Tarif dan Jalur Bus Trans Jogja, Yuk Cek di Sini

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 05:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement