Advertisement
Macron Khawatirkan Nasib Putra Mahkota Saudi Terksit Kasus Pembunuhan Khashoggi

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Kasus pembunuhan Jamal Khashoggi ternyata menjadi salah satu isu paling disorot, setidaknya bagi Presiden Prancis Emmanuel Macron Perhelatan KTT G20 di ibu kota Argentina, Buenos Aires.
Dilansir dari The Guardian, Macron dan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, tampak berbincang-bincang cukup serius di sela-sela pertemuan pimpinan-pimpinan elit dunia tersebut akhir pekan kemarin.
Advertisement
Pembicaraan keduanya sempat tertangkap sedikit oleh rekaman kamera televisi. Meski tak jelas tentang apa yang sedang dibicarakan, Macron tampak mengungkapkan kekhawatirannya kepada Sang Pangeran.
Menurut analisis The Guardian, kekhawatiran Macron kemudian ditanggapi dengan tenang oleh Mohammed bin Salman. Putra Mahkota juga mencoba menenangkan kekhawatiran Macron dengan mengatakan bahwa ia bisa menghadapi apa pun itu.
Seorang ajudan kepresidenan Prancis menerangkan bahwa kasus pembunuhan Khashoggi dan konflik Yaman menjadi dua topik utama yang diperbincangkan kedua pemimpin tersebut.
Pihak kepresidenan Prancis kemudian menyatakan bahwa kedua pemimpin telah berbincang-bincang selama sekitar lima menit di sela-sela KTT. Dalam pembicaraan mereka, Macron menyampaikan pesan yang “sangat tegas” kepada Pangeran atas kasus pembunuhan itu dan kebutuhan untuk menemukan solusi politik terkait situasi di Yaman.
Seperti diketahui, Jamal Khashoggi, seorang jurnalis asal Arab Saudi yang juga adalah kolumnis The Washington Post, dinyatakan dibunuh oleh sekelompok agen Arab Saudi setelah memasuki kantor konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober.
Pembunuhan Khashoggi, yang juga dikenal atas kritiknya terhadap pemerintahan Saudi, sontak menyeret Mohammed bin Salman. Putra Mahkota diduga menjadi aktor utama di balik rencana pembunuhan Khashoggi, meskipun pihak Kerajaan Saudi telah berulang kali membantah keterlibatan Sang Pangeran.
Kasus ini telah menyulut kemarahan dunia internasional. Keputusan Mohammed bin Salman untuk menghadiri KTT G20 di Buenos Aires jelas mengundang risiko mengingat pandangan para pemimpin dunia atas pembunuhan Khashoggi.
Banyak pembantu dan staf keamanan terdekat Sang Pangeran diketahui terlibat dalam pembunuhan itu dan CIA telah menyampaikan laporannya yang berisikan penilaian bahwa komando eksekusi pembunuhan diberikan oleh Sang Pangeran.
Tak hanya Macron, Perdana Menteri Inggris, Theresa May, juga bertemu dengan Mohammed bin Salman dan menyampaikan pernyataan tegasnya tentang pembunuhan Khashoggi berikut perlunya pengusutan yang lengkap tentang dugaan keterlibatan pemerintahan Saudi.
Selama sesi foto dimulainya KTT G20, Mohammed bin Salman terlihat berdiri di bagian ujung para pemimpin kemudian tampak diabaikan begitu sesi tersebut selesai. Namun beberapa menit kemudian, Presiden Rusia Vladimir Putin menyapanya dengan hangat dan duduk bersama.
Sementara itu, meskipun tidak bertemu langsung dengan Putra Mahkota Saudi, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan kembali seruannya bagi Arab Saudi untuk mengungkapkan identitas semua pihak yang terlibat dalam pembunuhan Khashoggi.
"Kami percaya bahwa itu juga akan menjadi kepentingan Arab Saudi untuk mengklarifikasi semua aspek pembunuhan dan mengadili semua pelaku,” kata Erdogan, seperti dikutip The New Arab.
Menteri Luar Negeri Saudi sendiri telah menggambarkan pertemuan KTT G20 itu sebagai “sangat produktif”. Pemerintah Saudi dikatakan telah ambil bagian membahas “tantangan-tantangan di kawasan itu, hubungan bilateral, dan cara untuk memajukannya”.
Namun, tidak ada respons balik darinya soal pertanyaan awak media mengenai pembicaraan tentang Khashoggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Hasil Pemeriksaan Kecelakaan Pesawat Udara Air India, Kedua Mesin Mati di Udara Setelah Lepas Landas
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
Advertisement

10 SD Tidak Dapat Murid Baru di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
- Aceh Diguncang Gempa Magnitudo 5,1, Begini Penjelasan BMKG
- Begini Alur Kuota Haji 2026 dari Arab Saudi untuk Indonesia, Kata Istana
Advertisement
Advertisement