Advertisement
AS Tarik Diri dari Perjanjian Nuklir, Rusia Terpaksa Mengambil Langkah Ini

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-Penarikan diri Amerika Serikat dari perjanjian nuklir 1987 disebut-sebut akan memaksa Moskow untuk mengembalikan keseimbangan militer dunia, karena diduga Trump akan mengembangkan jenis rudal baru.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa Putin telah berulang kali memperingatkan bahwa runtuhnya perjanjian itu akan memaksa Moskow untuk mengambil langkah-langkah militer tertentu.
Advertisement
"Menghilangkan ketentuan perjanjian INF memaksa Rusia mengambil langkah-langkah untuk keamanannya sendiri," kata Peskov sebagaimana dikutip CNN.com, Selasa (23/10/2018).
Menurutnya, hal itu berarti bahwa Amerika Serikat tidak lagi melakukan pengembangan nuklir secara sembunyi-sembunyi, tetapi secara terbuka mulai mengembangkan rudal baru.
Jika teknologi itu dikembangkan, maka tindakan diperlukan dari negara lain, dalam hal ini Rusia, untuk memulihkan keseimbangan dalam lingkup tersebut, katanya.
Tetapi, Moskow mengisyaratkan beberapa alasan terkait keputusannya itu, seperti diungkap pejabat senior Rusia kepada penasehat keamanan nasional Trump, John Bolton.
Mereka siap menjawab kekhawatiran AS tentang bagaimana pelaksanaan Perjanjian Nuklir Pasukan Jarak-Menengah 1987 dilakukan.
Di Washington, Presiden AS Donald Trump mengulangi kekhawatirannya tentang perjanjian itu dan mengatakan Amerika Serikat akan membangun persenjataan nuklirnya.
"Rusia belum menaati perjanjian. ... Sampai orang-orang sadar, sejauh ini kami memiliki lebih banyak uang daripada orang lain. Kami akan membangunnya," katanya kepada wartawan di Gedung Putih.
Ditanya apakah itu merupakan ancaman bagi Presiden Rusia Vladimir Putin, Trump mengatakan, "Ini adalah ancaman bagi siapa pun yang Anda inginkan. Dan itu termasuk China, dan itu termasuk Rusia, dan itu termasuk orang lain yang ingin bermain permainan itu. Anda tidak bisa lakukan itu. Kamu tidak bisa memainkan game itu untukku. "
Trump mengatakan China juga harus dimasukkan dalam perjanjian itu. Pada Sabtu (20/10/2018), Trump menyebut bahwa Washington akan mengundurkan diri dari pakta nuklir di era Perang Dingin dengan Rusia.
Pakta itu ditandatangani oleh Presiden Ronald Reagan dan pemimpin reformis Soviet Mikhail Gorbachev pada 1987. Perjanjian tersebut mengharuskan penghapusan semua rudal nuklir dan konvensional berbasis jarak pendek dan menengah yang dimiliki oleh kedua negara di daratan Eropa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Menteri HAM Natalius Pigai Menilai Bagus Rencana Gubernur Jabar Mengirim Siswa Nakal ke Barak Militer
- Satgas Koperasi Merah Putih Resmi Dibentuk, Zulkifli Hasan Jabat Ketua
- Selain GBK, Hotel Sultan hingga TMII Juga Bakal Dikelola Danantara
- Puluhan Warga Badui Digigit Ular Berbisa, 2 Meninggal Dunia
- Aduan Konten Judi Online Mencapai 1,3 Juta
Advertisement

Akhirnya Tanah Tutupan Jepang di Bantul Kini Sudah Bersertifikat
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Homestay di Kawasan Borobudur Ramai Dikunjungi Wisatawan
- Hasan Nasbi: Mahasiswa Unggah Meme Presiden Prabowo dan Jokowi Sebaiknya Dibina
- Pakistan Sebut Mempertimbangkan Opsi Damai dengan India, Ini Syaratnya
- Menteri HAM Natalius Pigai Menilai Bagus Rencana Gubernur Jabar Mengirim Siswa Nakal ke Barak Militer
- Paket Makanan untuk Jemaah Haji Indonesia Disajikan dalam Empat Warna Wadah
- Donald Trump Sebut India dan Pakistan Sepakat Gencatan Senjata karena Mediasi Amerika Serikat
- Gencatan Senjata India dan Pakistan Resmi Dimulai
Advertisement