Advertisement
KISAH UNIK : Alami Pre-eklamsia, Gorila Ini Jalani Operasi Caesar
Advertisement
Kisah unik ini datang dari seorang bayi gorila yang lahir dengan jalan operasi caesar di Kebun Binatang, Inggris.
Harianjogja.com, INGGRIS-Gorila seberat 1,1 kg dibungkus dengan selimut hangat ini mungkin terlihat biasa. Adapun kelahirannya berliku-liku, bak drama di televisi.
Advertisement
Dilansir dari Dailymail, Rabu (23/2/2016), ibu gorila terpaksa harus menjalani operasi caesar lantaran didiagnosa mengalami pre-eklamsia yang dapat mengancam nyawa. Profesor Ginekologi, David Cahill dari rumah sakit bersalin NHS lokal harus diundang untuk membantu proses operasi di klinik hewan Kebun Binatang Bristol.
Dokter hewan juga harus secepatnya bertindak agar bayi gorila sadar sebelum menghirup nafas untuk pertamakali. Untungnya semua berjalan lancar, bayi itu dapar diselamatkan.
[caption id="attachment_694381" align="alignleft" width="370"]http://images.harianjogja.com/2016/02/gorila-bernama-kera.jpg">http://images.harianjogja.com/2016/02/gorila-bernama-kera-370x298.jpg" alt="Kera bersama penjaga Kebun Binatang Bistrol pada 2008 (Bristol Zoo)" width="370" height="298" /> Kera bersama penjaga Kebun Binatang Bistrol pada 2008 (Bristol Zoo)[/caption]
Bayi ini merupakan gorila pertama yang lahir sukses melalui bedah sesar darurat. Angka kejadiannya mencapai satu dibanding 10 di dunia.
Hingga saat ini bayi tersebut belum dinamai dan masih mendapatkan perawatan intensif dari ahli di kebun binatang itu. Sementara ibunya, yang bernama Kera kini dalam masa pemulihan.
Kemarin, Profesor Cahill, dokter spesialis reproduksi di Universitas Bristol dan ginekologi di Rumah Sakit St. Michael, Bristol mengatakan," Selain memiliki anakku, pengalaman ini merupakan pencapaian terbesar dalam hidupku dan tidak akan pernah saya lupakan. Saya baru saja kembali mengunjungi Kera dan bayinya. Sangat menyenangkan melihat mereka baik-baik saja," terangnya.
Kera merupakan gorila dari dataran rendah daerah Barat, subspesial asal Kamerun Barat, Afrika Tengah yang hampir punah.
Gorila ini melahirkan setelah menjalani usia kehamilan delapan setengah bulan. Selisih beberapa minggu dengan manusia. Berat gorila dewasa dapat mencapai 117 kg, sedang bayi gorila hanya 2 kg. Kera, 11, hamil sejak tahun lalu. Gorila ini dikawinkan dengan salah satu dari enam gorila di tempat tersebut, Komale, 9.
Kera diketahui mengalami pre-eklamsia dengan tanda-tanda mengalami tekanan darah tinggi dan retentensi cairan yang dapat membahayakan bayi itu.
Profesor Cahill diundang setelah kondisi gorila ini menurun. Saat diperiksa, bayi juga terlihat tak responsif. Pada hari yang sama, Kera kemudian diberi obat penenang di kandang gorila seharga £1 juta. Dia dibawa menggunakan tempat tidur gantung karena klinik tak memiliki tempat tidur yang selebar dirinya.
Saat diletakan di atas meja operasi, tempat tidur gantung itu masih terlihat di sekelilingnya. Ketika dia dibius, Profesor Cahill dan rekannya dari Rumah Sakit St. Michael, Dr Aamna Ali melakukan operasi caesar.
Mereka dibantu staf dokter hewan, Kebun Binatang Bristol, Rowena Killick. Saat berhasil dilahirkan, bayi itu mendapat bantuan pernafasan dengan selang.
Tim lalu mengusap dada bayi, membersihkan mulut dan semua orang baru dapat bernafas lega ketika mengetahui bayi tersebut dapat bernafas. Adapun Profesor Cahill telah melakukan operasi sesar pada
ratusan orang
"Kami diundang ke kebun binatang untuk merawat Kera karena dia sudah hamil tua dan menunjukkan gejala tak sehat."
"Kami menyadari Kera mungkin mengalami hal yang dialami manusia, pre-eklamsia, dan cara untuk mengatasi adalah dengan melahirkan. Kami juga berpikir, bayi di janinnya melihatkan gejala tak sehat
sehingga harus dilahirkan."
John Partridge, kurator senior di Kebun Binatang Bristol mengatakan,"Kelahiran gorila adalah langka dan dinanti, tetapi melahirkan bayi gorila dengan operasi sesar lebih tak biasa. Keputusan ini bukanlah hal mudah. Kondisi Kera terus menurun dan kami membutuhkan tindakan cepat untuk menyelamatkan ibu dan anak dan menghindari risiko kehilangan bayi."
Kera ditolak oleh ibunya di Kebun Binatang Barcelona, 2004. Akhirnya dia dirawat bersama gorila muda lainnya di Stuttgart, Jerman, Dia tinggal di Kebun Binatang Bristol sejak 2008.
Menurut informasi yang berkembang, kelahiran operasi sesar untuk bayi gorila dilakukan kali kedua atau ketiga. Hanya, pada kasus pertama, bayi tak dapat diselamatkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Gunung Anak Krakatau Waspada, Polda Banten Minta Warga Siaga
- Bulog Pastikan Pengalihan Beras untuk Bencana Tak Ganggu Stok Nataru
- Gempa 7,6 Hentikan Layanan Tohoku Shinkansen di Jepang
- Bareskrim Telusuri Penyelidikan Kayu Gelondongan Garoga di Sumut
- Prabowo Perintahkan Listrik Sumatera-Aceh Menyala dan Jalan Terhubung
Advertisement
Wisata Alam Gunungkidul Aman, Mitigasi Musim Hujan Diperketat
Advertisement
Wisata Bali Utara, Gerbang Handara Semakin Diminati Turis Mancanegara
Advertisement
Berita Populer
- Gempa 7,6 Hentikan Layanan Tohoku Shinkansen di Jepang
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Dari Palur Paling Awal Pukul 05.00
- Jadwal SIM Keliling Polda DIY Hari Ini, Mulai Pukul 08.30 WIB
- Jadwal KA Prameks, Selasa 9 Desember 2025
- Jadwal SIM Keliling Bantul, Selasa 9 Desember 2025
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Dari Tugu Paling Awal Pukul 05.05 WIB
- Jadwal SIM Keliling Gunungkidul, Selasa 9 Desember 2025: Cek Lokasi!
Advertisement
Advertisement



