Advertisement

KOMUNITAS: IGPA, Berkumpul Mencintai Keindahan Ikan Guppy

Salsabila Annisa Azmi
Kamis, 24 Januari 2019 - 11:35 WIB
Maya Herawati
KOMUNITAS: IGPA, Berkumpul Mencintai Keindahan Ikan Guppy Anggota IGPA Yogyakarta belajar teknik perawatan ikan guppy di kediaman juri kontes nasional yang terletak di Parangtritis. - ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Ikan guppy memiliki keindahan sirip dan ekor yang membuat banyak orang teRtarik. Di Jogja, sejumlah orang yang hobi dan berdagang ikan ini berkumpul dalam komunitas Indonesia Guppy Popularize Association (IGPA) Jogja. Semangat mereka sama yaitu mencintai si guppy.

Ketua IGPA Jogja, Ahmad Taufiq Sholeh, 30, antusias membahas seluk beluk persebaran ikan guppy di Indonesia. Menurut Taufiq, ikan guppy bukan berasal dari Indonesia, mereka berasal dari Amerika Latin, beberapa berasal dari Sungai Amazon.

Advertisement

Sebenarnya ikan cethul yang biasa ditemui di sawah juga termasuk ikan guppy, namun itu pun bukan ikan asli Indonesia. “Kalau jenis cethul sawah itu asli Norwegia yang dibawa Belanda kemari saat zaman penjajahan. Mereka dikembangbiakkan untuk membasmi nyamuk malaria, dan sampai sekarang mereka terus berkembang,” jelas Taufiq kepada Harian Jogja belum lama ini.

Meskipun ikan guppy cethul banyak ditemukan di Indonesia, mereka tak memiliki nilai jual. Jenis ikan yang laku di jual adalah jenis hybrid. Di mana ikan tersebut termasuk jenis ikan yang gampang beranak dan gampang ditemukan jenis-jenis baru.

Sehingga varian dari ikan guppy itu akan selalu berkembang. Oleh karena itu pada 1960 tren berternak berbagai varian ikan guppy mulai meledak. Hingga akhirnya pada 1990 an para peternak ikan guppy mulai menjamur.

“Tetapi zaman dulu, hanya orang-orang tertentu yang kenal ikan guppy karena jual belinya masih pakai SMS dan OLX. Salah satu sesepuh kami, Agung Saputra, menemukan jenis guppy dragon dan diakui [secara] internasional. Saat ini beliau dewan pengawas IGPA,” kata Taufiq.

Taufiq juga menjelaskan tren hobi memelihara guppy mulai muncul di Jogja pada 2013, bertepatan dengan berkembangnya media sosial (medsos) Facebook. Sejak era Facebook, jumlah penghobi guppy sangat meluas. Akhirnya Taufiq menemukan sesama penghobi ikan guppy dan berbagai breeder (peternak) guppy. Berkumpul lah mereka dan mereka memutuskan membentuk komunitas IGPA pada 23 Januari 2017.

Taufiq mengatakan tujuan mereka membentuk komunitas bukan asal-asalan. Komunitas dibentuk supaya para pecinta ikan guppy dapat diakui ketika mereka menggelar kontes. Sebab aturannya kontes tidak boleh diselenggarakan oleh perorangan.

Hal tersebut terkait dengan penerbitan sertifikat pemenang dan mekanisme mengundang juri yang harus dilakukan oleh suatu komunitas. Sejak terbentuk, komunitas IGPA menyelenggarakan berbagai kontes. Anggota-anggotanya juga aktif mengikuti kontes regional, nasional maupun internasional.

Menurut Taufiq, melihara dan mengikuti kontes ikan guppy butuh teknik perawatan yang harus dilakukan dengan tekun.

 

Kriteria Ikan

Taufiq kemudian menjelaskan bahwa ikan guppy memiliki beberapa kriteria, salah satunya bisa dilihat dari bentuk ekornya. Ada beberapa jenis varian diantaranya adalah ekor halfmoon dan swordtail atau ekor pedang. Setiap ikan harus dirawat panjang ekor dan kecerahan warnanya.

Oleh karena itu dalam mengawinkan tak boleh sembarangan, mereka harus disilangkan dengan kombinasi gen yang tepat. Makanannya pun harus dijaga, jika takaran protein tidak tepat, akan membuat ikan sakit karena keracunan amonia.

“Jadi goals kami di komunitas itu untuk menyejahterakan teman-teman breeder di anggota. Kontes hanya semacam penyemangat saja. Selebihnya kami belajar bersama bagaimana cara beternak yang baik dan ada program arisan kesejahteraan petani guppy,” kata Taufiq.

Belajar cara beternak ikan guppy yang baik diwadahi dalam berbagai jenis forum pelatihan. Misalnya pelatihan membuat filter, membuat akuarium, pelatihan merawat ikan guppy yang loyo karena penyakit dan visit farm petani ikan guppy yang menjadi favorit anggota. Semua ilmu yang didapatkan anggota dapat digunakan untuk mengembangkan bisnis dan koleksi mereka.

Hingga saat ini, ada 80 anggota tetap IGPA, sisanya merupakan masyarakat umum yang ingin menyerap ilmu melalui IGPA. Syarat masuk IGPA telah ditetapkan, Taufiq mengatakan hal ini untuk menyaring anggota yang benar-benar konsisten dan memiliki visi misi yang sama, yaitu merawat ikan guppy dan menyejahterakan sesama anggota.

“Kalau mau jadi anggota isi data dulu, foto diri, dan jenis ikan guppy yang dimiliki itu apa, yang jelas visinya harus sama,” kata Taufiq.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pegagan Berpotensi Memperbaiki Daya Ingat, Guru Besar UGM: Meningkatkan Dopamin

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 13:27 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement