Advertisement

Tol 120 Km Kulonprogo—Solo Dibangun Medio 2019, 20 Km Melayang

Irene Agustine & Rivki Maulana
Senin, 10 Desember 2018 - 11:25 WIB
Budi Cahyana
Tol 120 Km Kulonprogo—Solo Dibangun Medio 2019, 20 Km Melayang Ilustrasi jalan tol. - JIBI/M. Ferri Setiawan

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—PT Adhi Karya (Persero) Tbk. menjadwalkan pembangunan Tol Kulonprogo—Solo sepanjang 120 kilometer, 20 kilometer berbentuk tol layang, pada pertengahan 2019. Proyek itu ditargetkan rampung dalam tiga tahun sehingga dapat beroperasi pada 2022.

Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk. (ADHI) Budi Harto mengatakan konsorsium yang digalang perseroan telah mendapat izin prakarsa dari Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat untuk membangun jalan tol tersebut.

Advertisement

Tahapan kemudian akan bergulir pada lelang investasi dan saat ini konsorsium masih mematangkan penetapan lokasi sebagai salah satu syarat lelang.

Pemrakarsa tetap diharuskan mengikuti proses lelang, tetapi punya hak istimewa, yaitu hak menyamakan atau right to match sehingga peluang memenangi lelang amat besar.

Menurut Budi, konsorsium memproyeksi pembangunan Tol Kulonprogo—Solo bisa dimulai pada semester kedua 2019.

"Target kami bisa selesai dalam tiga tahun, tetapi memang masalah tanah sulit diprediksi," kata dia kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), pekan lalu.

Jalan tol tersebut, lanjut Budi, akan membentang dari Solo hingga New Yogyakarta International Airport di Kulonprogo. Dari total 120 kilometer, sepanjang 20 kilometer di antaranya akan dibangun melayang (elevated).

Konstruksi melayang menjadi jalan tengah rencana pembangunan jalan tol yang melintasi wilayah DIY.

Sebelumnya, Gubernur DIY Sri Sultan HBX menolak rencana pembangunan jalan tol bila ada pembebasan lahan di daerah Prambanan. Sultan khawatir pembebasan lahan akan menghilangkan sejumlah situs yang belum terindentifikasi dan diverifikasi.

Di sisi lain, ADHI juga tengah menjajaki sejumlah lembaga keuangan untuk mendanai proyek jalan tol tersebut.

Budi menyebutkan bahwa total investasi untuk membangun jalan tol tersebut mencapai Rp19 triliun. Dengan demikian, porsi pemenuhan modal dari konsorsium diperkirakan mencapai Rp5,70 triliun.

Dari jumlah tersebut, Adhi Karya diperkirakan menyetor Rp2,28 triliun karena perusahaan menguasai 40% saham di konsorsium. Selain ADHI, konsorsium juga melibatkan Grup Gama dengan porsi 40%.

Berdasarkan catatan JIBI, proyek jalan tol Kulonprogo—Solo akan menjadi tonggak baru ADHI karena selama ini BUMN karya itu belum pernah berkecimpung secara signifikan dalam investasi jalan tol.

Laporan keuangan perseroan menyebutkan bahwa sejauh ini ADHI tercatat berpartisipasi dalam ruas tol Bali Mandara dengan porsi hanya 2%.

Harbour Road 2

Pada bagian lain, rencana penambahan ruang lingkup atau kapasitas jalan tol Cawang—Tanjung Priok—Ancol Timur—Jembatan Tiga atau Harbour Road 2 sepanjang 9,53 kilometer oleh PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. (CMNP) masih menunggu proses amendemen proyek di Kementerian PUPR.

Sebelumnya, CMNP telah menandatangani kerja sama konstruksi contractor pre-financing dengan PT Girder Indonesia dan PT Wijaya Karya Tbk. untuk pengerjaan proyek yang akan berada persis di atas tol yang sudah ada dan dikelola CMNP, yaitu tol Wiyoto Wiyono. Awalnya, pemancangan tiang perdana proyek ditargetkan pada November lalu.

Direktur Independen CMNP Suarmin Tioniwar mengatakan bahwa perseroan tinggal menunggu proses amendemen perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) untuk memasukkan pengerjaan tersebut dalam ruang lingkup untuk memulai konstruksi.

"Kami harapkan secepatnya [proses amendemen], Harbour Road kami harap bisa langsung groundbreaking karena kami mengkajinya sudah lama," kata Suarmin kepada JIBI, akhir pekan lalu.

Sembari menunggu amendemen PPJT, CMNP tengah mengkaji skenario pendanaan untuk proyek itu, baik dari sisi utang maupun ekuitasnya.

CMNP memang berencana menerbitkan global bond maksimal sebesar US$700 juta dalam rapat umum pemegang saham belum lama ini.

"Masih kami kaji terbaiknya untuk pendanaan karena tidak semuanya dari utang kan, tapi juga ekuitasnya," ujarnya.

Berdasarkan catatan Bisnis, CMNP telah menandatangani berita acara dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) perihal perubahan rencana usaha pada pengusahaan ruas tol tersebut pada 4 Oktober 2018.

Penambahan ruang lingkup membuat masa konsesi tol tersebut bertambah panjang.

Data BPJT menunjukkan bahwa konsesi Harbour Road 2 berakhir pada 2025 dan bakal berlanjut hingga 2060 dengan adanya penambahan ruang lingkup.

Selain tol Harbour Road 2, CMNP juga sudah menandatangani kerja sama contractor pre-financing dengan kontraktor yang sama pada ruas tol North-South Link Bandung sepanjang 14,30 kilometer sebagai penambahan ruang lingkup tol Soreang—Pasir Koja

Penandatanganan kerja sama dua proyek tersebut dilakukan di Bali, Oktober lalu. Total investasi kedua ruas tol tersebut mencapai Rp21,50 triliun.

Suarmin mengatakan bahwa perusahaan juga tengah menunggu proses amendemen untuk perpanjangan trase tol Depok—Antasari menuju Salabenda, Bogor.

"Sampai Salabenda, sudah ada BAP [berita acara pemeriksaan]-nya, tetapi masih menunggu amendemen PPJT," ujarnya.

Berdasarkan data BPJT, biaya investasi tol Depok—Antasari mencapai Rp4,80 triliun. Dengan rencana perpanjangan trase, biaya investasi diperkirakan mencapai Rp6,80 triliun dengan panjang sebelumnya 21,60 kilometer menjadi 28 kilometer. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Mudik Lebaran, Gunungkidul Bakal Dijejali 154.000 Kendaraan

Gunungkidul
| Kamis, 28 Maret 2024, 18:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement