Advertisement

Gempa Lombok, Rehabilitasi Sekolah Perlu Perhatikan Sistem Zonasi

Nur Faizah Al Bahriyatul Baqiroh
Rabu, 15 Agustus 2018 - 16:10 WIB
Laila Rochmatin
Gempa Lombok, Rehabilitasi Sekolah Perlu Perhatikan Sistem Zonasi Evakuasi warga yang tertimpa atap masjid menggunakan alat berat. - Twitter/@Sutopo_PN

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA--Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy pada hari kedua kunjungan kerja di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa, (14/8/2018) kembali meninjau satuan pendidikan terdampak gempa di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, dan Kabupaten Lombok Utara.

Muhadjir mengimbau kepada dinas pendidikan setempat untuk memerhatikan konsep zonasi persekolahan dalam proses rehabilitasi sekolah rusak berat. Jika diperlukan, agar sekaligus menyiapkan unit sekolah baru di wilayah lain sesuai kebutuhan.

Advertisement

"Nanti dilihat apa sebaiknya juga dibuat sekolah baru untuk mengakomodasi siswa di wilayah itu. Ini sekaligus saja, karena harus diperbaiki total," kata Mendikbud Muhadjir Effendy, Rabu (15/8/2018).

Mendikbud juga mengimbau agar sekolah dan dinas pendidikan dapat segera melaporkan kondisi teknis bangunan terdampak gempa agar dapat segera dilakukan rehabilitasi.

Mekanisme pembenahan dapat dilakukan secara swakelola dengan menggunakan dana bantuan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud.

Saat memeriksa instalasi tenda-tenda pendidikan, Muhadjir menyampaikan beberapa saran perbaikan kepada tim posko pendidikan.

Dia juga berharap lokasi antartenda tidak terlalu berdekatan agar suasana di dalam tenda menjadi lebih nyaman karena saat instalasi tenda optimal, sirkulasi udara di dalam tenda juga akan lebih baik dan lebih memperkokoh struktur tenda.

Menurut data Sekretariat Nasional Pendidikan Aman Bencana (SPAB) per 13 Agustus 2018, sebanyak 169 satuan pendidikan di Kabupaten Lombok Utara terdampak gempa.

Tercatat sebanyak 1.117 ruang kelas dan 407 ruangan pendukung (laboratorium, ruang tata usaha, ruang guru, dan toilet) di sekolah mengalami kerusakan berat. Sedangkan 215 ruang kelas mengalami kerusakan kategori sedang dan ringan.

"Sekitar 90 persen sekolah di Lombok Utara rusak. Sejumlah 23.822 siswa SD dan 7.304 siswa SMP berada di pengungsian dan tidak bisa mengukuti proses belajar mengajar normal dalam waktu yang cukup lama. Semoga segera ada sekolah darurat untuk anak-anak," tutur Fauzan Fuad, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Utara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Perkuat Empat Pilar Kalurahan Untuk Kembangkan Pariwisata Berbasis Masyarakat

Sleman
| Jum'at, 26 April 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement