Advertisement
Rusia Klaim Kediaman Putin Diserang, Trump Disebut Terkejut
Presiden AS Donald Trump (kiri) menerima bola sepak dari Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dalam konferensi pers bersama setelah keduanya bertemu membahas sejumlah isu di Helsinki, Finlandia, Senin (16/7). - Reuters - Grigoriy Dukor
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA— Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa serangan drone Ukraina yang disebut menargetkan kediamannya di wilayah Novgorod, Rusia barat laut, “tidak akan dibiarkan tanpa balasan.”
Peringatan tersebut disampaikan Putin dalam percakapan telepon dengan Trump yang juga membahas perkembangan terbaru konflik Ukraina, demikian disampaikan ajudan Presiden Rusia, Yuri Ushakov, Senin (29/12/2025).
Advertisement
Menurut Ushakov, Trump lebih dulu menyampaikan laporan mengenai pertemuannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Florida sehari sebelumnya. Dalam percakapan itu, Putin kemudian menyinggung serangan drone Ukraina yang diklaim terjadi tidak lama setelah pertemuan Trump dan Zelenskyy.
Ushakov menyebut Trump terkejut dan menunjukkan kemarahan atas insiden tersebut. “Serangan itu terjadi segera setelah pertemuan Trump dan Zelenskyy. Trump terkejut, benar-benar marah,” kata Ushakov.
BACA JUGA
Meski demikian, Rusia menegaskan tetap ingin bekerja sama secara erat dan produktif dengan Amerika Serikat untuk mencari jalan keluar dari konflik Ukraina. Namun, Moskow memberi sinyal akan meninjau kembali sejumlah kesepakatan yang telah dibahas sebelumnya.
“Tentu saja, akan ada perubahan posisi Rusia terhadap sejumlah kesepakatan yang dicapai pada tahap sebelumnya dan solusi yang sedang berkembang. Hal ini disampaikan dengan sangat jelas,” ujar Ushakov.
Putin dan Trump juga disebut sepakat untuk melanjutkan dialog di tengah situasi yang semakin memanas.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menuding Ukraina melancarkan serangan ke kediaman Putin dengan menggunakan 91 drone serang jarak jauh. Lavrov menyatakan Rusia akan merevisi posisinya dalam pembicaraan perdamaian dengan Ukraina menyusul serangan tersebut.
Kendati demikian, Lavrov menegaskan Rusia tidak akan menarik diri dari proses perundingan dengan Amerika Serikat terkait konflik Ukraina.
Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy membantah tudingan tersebut. Ia menilai klaim Rusia bertujuan untuk merusak capaian diplomatik Ukraina dengan AS.
Zelenskyy juga menyebut tudingan itu digunakan Moskow untuk membenarkan serangan baru Rusia ke Ukraina, termasuk ke ibu kota Kiev, serta menutupi penolakan Rusia “untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna mengakhiri perang.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Trump Klaim 95 Persen Rencana Damai Rusia-Ukraina Telah Disepakati
- 46.207 Penumpang Tinggalkan Jakarta dengan Kereta Api Hari Ini
- Ratusan Warga Terdampak Banjir Bandang Kalimantan Selatan
- Kunjungan ke IKN Tembus 36.700 Orang saat Libur Natal 2025
- Kim Jong Un Dorong Produksi Rudal dan Amunisi Korut Diperkuat
Advertisement
Advertisement
Inggris Terbitkan Travel Warning Terbaru, Indonesia Masuk Daftar
Advertisement
Berita Populer
- Babak Pertama PSIM Jogja Tertinggal 1-2 dari PSBS Biak
- Antisipasi Banjir di Perkotaan, BPBD Pasang EWS Banjir di Kali Besole
- Ucapkan Natal-Tahun Baru, Eko Suwanto Apresiasi Toleransi Warga
- Keamanan Diabaikan, Meta Disorot soal Iklan Penipuan China
- Tiongkok Larang Drama Pendek CEO Jatuh Cinta karena Hedonisme
- Bupati Sleman Imbau Warga Tak Nyalakan Kembang Api
- Jordi Cruyff Rangkap Jabatan di Ajax dan PSSI
Advertisement
Advertisement




