Advertisement
SAR Hentikan Pencarian 8 ABK KM Maulana 30 di Lampung
Kapal tenggelam - Ilustrasi - Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, LAMPUNG—Operasi pencarian delapan anak buah kapal (ABK) KM Maulana 30 yang hilang akibat kebakaran kapal di perairan selatan Tanggamus, Lampung, resmi dihentikan Tim SAR Gabungan setelah berlangsung selama tujuh hari tanpa hasil.
Penghentian pencarian dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP) Basarnas terkait operasi SAR kecelakaan laut. Selama proses pencarian, berbagai unsur dikerahkan, mulai dari kapal SAR, kapal patroli, hingga pesawat udara, namun belum ditemukan tanda-tanda keberadaan korban.
Advertisement
Kepala Kantor SAR Lampung, Deden Ridwansah, menyatakan operasi SAR dapat kembali dibuka apabila terdapat informasi baru terkait delapan ABK yang hilang. Saat ini, pemantauan tetap dilakukan sembari menunggu perkembangan di lapangan.
Operasi SAR Gabungan melibatkan KN SAR 224 Basudewa, dua kapal patroli milik Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), serta satu pesawat ATR 62-500 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Namun hingga hari ketujuh pencarian, korban belum ditemukan.
BACA JUGA
KM Maulana 30 diketahui berangkat dari Jakarta pada Selasa (16/12/2025) dengan membawa 33 ABK untuk melaut di Samudra Hindia. Kapal tersebut terbakar pada Sabtu (20/12/2025) di perairan selatan Tanggamus, menyebabkan seluruh ABK terjun ke laut.
“Operasi SAR telah dilaksanakan sesuai rencana operasi dan perhitungan SAR Map Prediction. Namun hingga hari ketujuh, korban belum ditemukan,” ujarnya, Sabtu.
Deden menjelaskan, sesuai SOP Basarnas, pencarian dilakukan selama tujuh hari berturut-turut. Karena tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan korban, operasi SAR resmi dihentikan dan dilanjutkan dengan tahap pemantauan.
Meski demikian, ia menegaskan operasi pencarian dapat kembali dibuka apabila terdapat informasi baru terkait keberadaan para korban. Penghentian operasi juga telah dikoordinasikan dengan pihak keluarga korban.
“Setelah berkoordinasi dengan keluarga korban, operasi SAR kecelakaan kapal KM Maulana 30 resmi dihentikan. Seluruh unsur SAR dikembalikan ke kesatuannya masing-masing,” katanya.
Berdasarkan data, KM Maulana 30 berangkat dari Jakarta pada Selasa (16/12/2025) dengan membawa 33 ABK untuk melaut di perairan Samudra Hindia. Pada Sabtu (20/12/2025), kapal tersebut mengalami kebakaran di perairan selatan Tanggamus sehingga seluruh ABK terpaksa melompat ke laut.
Dalam proses evakuasi, tim SAR gabungan berhasil menyelamatkan 25 ABK, sementara delapan ABK lainnya hingga kini masih dinyatakan hilang.
Tim SAR menghentikan pencarian delapan anak buah kapal (ABK) KM Maulana 30 yang hilang setelah kapal tersebut terbakar di perairan selatan Belimbing, Tanggamus, Lampung, karena standar operasi prosedur tentang pertolongan dan proses pencarian selama tujuh hari.
Kepala Kantor SAR Lampung Deden Ridwansah, Sabtu mengatakan, penghentian operasi SAR terhadap delapan ABK yang dilaksanakan tim SAR Gabungan selama tujuh hari pencarian menggunakan KN SAR 224 Basudewa, dua kapal patroli milik Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), serta satu pesawat udara jenis ATR 62-500 milik KKP, namun tidak membuahkan hasil.
“Operasi SAR telah dilaksanakan sesuai dengan rencana operasi dan perhitungan SAR Map Prediction. Namun hingga hari ketujuh, korban belum ditemukan,” katanya.
Ia menjelaskan pada dasarnya sesuai SOP, Basarnas telah melakukan pencarian selama tujuh hari berturut-turut, sehingga berdasarkan pertimbangan tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan korban, maka operasi pencarian akhirnya disetop.
Kendati demikian, jika nantinya ada informasi mengenai keberadaan para korban, kata dia maka operasi pencarian akan dibuka kembali untuk dilaksanakan evakuasi.
“Setelah berkoordinasi dengan pihak keluarga korban, operasi SAR kecelakaan kapal KM Maulana 30 resmi dihentikan dan dilanjutkan dengan pemantauan. Seluruh unsur SAR yang terlibat dikembalikan ke kesatuannya masing-masing,” ucapnya.
Untuk diketahui, berdasarkan informasi KM Maulana 30 tersebut berlayar dari daerah Jakarta pada Selasa (16/12) dengan mengangkut sebanyak 33 AKB untuk mencari ikan di sekitar perairan Samudra Hindia.
Sesampainya di lokasi yang menjadi salah satu tujuannya pada Sabtu (20/12), kapal tersebut mengalami kebakaran dan mengharuskan seluruh penumpang terjun ke dalam laut di perairan samudra Hindia dekat wilayah Tanggamus.
Setelah mendapatkan informasi, tim SAR gabungan langsung diterjunkan menuju lokasi untuk melakukan evakuasi terhadap para korban.
Dalam proses evakuasi tersebut, sebanyak 25 ABK berhasil diselamatkan oleh tim SAR gabungan, dan delapan lainnya masih dinyatakan hilang hingga saat ini. Basarnas mengimbau masyarakat pesisir dan pelaku pelayaran meningkatkan kewaspadaan saat berlayar, terutama di perairan Samudra Hindia yang rawan cuaca ekstrem dan kecelakaan laut, guna meminimalkan risiko kejadian serupa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Nelayan Asal Pangandaran Tewas Saat Melaut di Pantai Drini
Advertisement
Menikmati Senja Tenang di Pantai Kerandangan Senggigi Lombok Barat
Advertisement
Berita Populer
- VnExpress Sebut PSSI Siapkan Rp670 juta per bulan untuk John Herdman
- SEA Games 2025: Singapura Tak Beri Bonus Perak dan Perunggu
- Tak Cukup Bukti, KPK Terbitkan SP3 untuk Aswad Sulaiman
- KRL Jogja-Solo Bertambah Tiga Perjalanan hingga 28 Desember 2025
- Nasib Casemiro dan Maguire di MU Tunggu Tiket Eropa
- Volume Kendaraan di Tol Cipali Menurun Sehari Setelah Natal
- Menpora Ingatkan Atlet Kelola Bonus SEA Games 2025 secara Bijak
Advertisement
Advertisement



