Advertisement
BGN Evaluasi Rekrutmen Sopir Usai Insiden SDN Kalibaru
Petugas menyiapkan Makan Bergizi Gratis (MBG) di SPPG Cimahi, Jawa Barat. ANTARA - Lintang Budiyanti Prameswari.
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana meminta seluruh kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) menyamakan standar kualifikasi pengemudi layanan Makan Bergizi Gratis (MBG) setelah insiden mobil pengantar makanan menabrak siswa dan guru di SDN Kalibaru 01, Cilincing, Jakarta Utara.
Dadan menyampaikan permohonan maaf dan keprihatinan mendalam atas kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa selama ini pelayanan MBG di sekolah tersebut berjalan lancar sejak 24 Maret 2025. Namun, insiden terjadi karena sopir utama sedang sakit sehingga SPPG menunjuk sopir cadangan. Meski sopir pengganti memiliki SIM, ia diduga kurang berpengalaman. “Kami masih mendalami penyebab pastinya,” ujarnya.
Advertisement
Hingga laporan terakhir, terdapat 22 korban luka-luka, dengan 11 siswa sudah diperbolehkan pulang. Empat korban masih dirawat di RSUD Cilincing, sementara tujuh lainnya—termasuk satu guru—dirawat di RS Koja. Dua di antaranya membutuhkan perawatan intensif. Dadan memastikan seluruh biaya ditanggung BGN dan meminta rumah sakit memberikan penanganan terbaik. Ia menegaskan evaluasi menyeluruh terus dilakukan, termasuk kewajiban pengecekan kendaraan dan pemilihan sopir cadangan yang memiliki kompetensi setara.
"Pelayanan MBG di SD itu sudah terjadi dari tanggal 24 Maret 2025, dan sejauh ini lancar karena dilakukan dengan sebaik-baiknya. Namun, dalam hal ini, sopir utamanya sakit, sehingga kepala SPPG memutuskan untuk ada sopir cadangan. Setelah kami cek, alhamdulillah sopirnya memiliki SIM, mungkin hanya kurang pengalaman, dan kami masih dalami penyebab kejadiannya," katanya di Jakarta, Kamis.
Berdasarkan laporan terakhir, insiden tersebut menimbulkan 22 korban luka-luka. Namun, 11 siswa sudah kembali ke rumah masing-masing, sedangkan empat korban masih ditangani di Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing.
"Ada yang dirawat di Rumah Sakit Koja tujuh orang, termasuk satu orang guru. Dua di antaranya memang harus dirawat intensif, yang satu dalam keadaan sangat stabil, yang satu sudah ditangani oleh tiga orang dokter ahli bedah saraf, dan ahli penyakit anak. Jadi, mereka sedang ditangani dengan intensif dan saya sudah minta kepada pihak rumah sakit untuk melakukan yang terbaik. Semua biaya ditangani oleh BGN," paparnya.
Dadan menegaskan, pihak BGN secara berkelanjutan terus melakukan evaluasi terkait perekrutan sopir atau pegawai-pegawai SPPG yang lain agar nantinya kejadian serupa tidak terulang kembali.
"Selama ini kan juga kita sudah lakukan, bahkan di dalam petunjuk teknis kami sudah tertulis bahwa mobil sebelum digunakan untuk pengiriman itu wajib dicek setiap hari. Dengan adanya kasus penggantian sopir, ini kelihatannya menjadi masukan baru bagi BGN agar kepala SPPG secara cermat mengganti atau memilih sopir cadangan yang kualifikasinya sama," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Mobil MBG Tabrak Siswa SD di Cilincing, Dikendarai Sopir Pengganti
- AS Ganti Font Lagi: Rubio Kembalikan Times New Roman, Tolak Calibri
- Tragedi Adamawa: 9 Perempuan Tewas Saat Aksi Damai di Nigeria
- Kuota 33 Ribu, Menhub Imbau Warga Daftar Mudik Gratis Nataru
- Bareskrim Temukan Bukti Unsur Pidana Ilegal Logging Garoga Sumut
Advertisement
2.018 PPPK Kulonprogo Ucapkan Ikrar Antikorupsi Seusasi Terima SK
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Puluhan Jip Merapi Tak Laik Jalan, Dishub Lakukan Evaluasi
- ISIF 2025 Soroti Tragedi Sumatera dan Lemahnya Kolaborasi
- Pengendara Aerox Tewas dalam Laka di Jalan Samas Bantul
- Wastra Sleman Diusung Jadi Inspirasi Busana Kerja Modern di JFP
- UEA hingga PBB Siap Bantu Penanganan Banjir Sumatra
- Polda Lampung Sebut PT Minas Punya Izin Kayu Log dari Kemenhut
- Pemkot Jogja Siapkan Penyaluran Bantuan Korban Banjir Sumatera
Advertisement
Advertisement




