Advertisement

Luhut Ungkap Sejarah Hilirisasi dan Bandara IMIP Morowali

Newswire
Senin, 01 Desember 2025 - 22:27 WIB
Sunartono
Luhut Ungkap Sejarah Hilirisasi dan Bandara IMIP Morowali Luhut Binsar / Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan memaparkan kembali proses panjang pembangunan kawasan industri dan bandara di IMIP Morowali sebagai bagian dari strategi hilirisasi nasional.

Luhut menjelaskan bahwa hilirisasi nikel merupakan lompatan besar yang dimulai saat Indonesia menghentikan ekspor nickel ore dan mengarahkannya menjadi produk bernilai tambah. Langkah itu, kata dia, telah dibahas sejak lama dan akhirnya dijalankan setelah pemerintah meyakini manfaat jangka panjangnya bagi perekonomian nasional.

Advertisement

Ia menegaskan seluruh proses kerja sama, termasuk keterlibatan investor Tiongkok, dilakukan melalui perhitungan untung-rugi yang jelas serta prinsip transparansi. Ketentuan penggunaan teknologi terbaik, penyerapan tenaga kerja lokal, hingga transfer pengetahuan menjadi syarat utama agar investasi memberikan dampak maksimal bagi Indonesia.

“Sebagai mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, saya bertanggung jawab atas perencanaan dan pengembangan investasi nasional selama kurang lebih sebelas tahun,” ungkap Luhut dalam keterangannya di Jakarta, Senin (1/12/2025).

Ia mengungkapkan kala itu melihat perlunya perubahan besar agar Indonesia mendapatkan nilai tambah yang lebih baik dari sumber daya yang dimiliki Indonesia, termasuk gagasan soal hilirisasi, yang sudah ia pikirkan sejak menjabat di Kementerian Perindustrian dan Perdagangan pada tahun 2001.

“Salah satu tonggak awalnya adalah pembangunan kawasan industri Morowali yang dimulai pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan diresmikan pada era Presiden Joko Widodo. Dari situlah lahir pemikiran bahwa Indonesia tidak boleh terus mengekspor bahan mentah,” ujarnya.

Namun, Luhut mengakui bahwa mendatangkan investor asing bukanlah hal yang mudah. Setelah mempelajari kesiapan negara-negara dari segi investasi, pasar, dan teknologi, hanya Tiongkok yang saat itu siap dan mampu memenuhi kebutuhan Indonesia.

“Atas izin Presiden Joko Widodo, saya bertemu Perdana Menteri Li Qiang untuk menyampaikan permintaan Indonesia agar Tiongkok dapat berinvestasi dalam pengembangan industri hilirisasi,” katanya.

Ia menyampaikan, hilirisasi nikel dimulai dari penghentian ekspor nickel ore, yang sebelumnya hanya menghasilkan sekitar 1,2 miliar dolar AS per tahun.

“Namun setelah melalui pembahasan mendalam, saya mengusulkan secara formal hilirisasi kepada Presiden (Joko Widodo). Saya sampaikan bahwa dua hingga tiga tahun pertama akan berat, tetapi setelah itu manfaatnya akan terlihat jelas,” ujar Luhut.

Dalam waktu satu bulan, Tiongkok menyatakan siap bekerja sama. Dari situ, hilirisasi di Morowali mulai berjalan, dari nickel ore menuju produk bernilai tambah seperti stainless steel, precursor, dan cathode yang hari ini digunakan di berbagai industri global.

Tahun lalu, ekspor sektor ini mencapai 34 miliar dolar AS dan akan meningkat menjadi 36-38 miliar dolar AS pada tahun ini.

“Tentu dalam perjalanannya terdapat banyak tantangan. Tetapi setiap keputusan kami buat melalui proses yang terpadu, transparan, dengan perhitungan untung-rugi yang jelas, dan yang menjadi titik pijak utama saya adalah kepentingan nasional,” ujar Luhut.

Dalam setiap kerja sama investasi strategis, terdapat sejumlah ketentuan yang kami tetapkan dan sampaikan kepada Tiongkok untuk memastikan bahwa investasi tersebut membawa manfaat maksimal bagi Indonesia.

Ketentuan-ketentuan ini berlaku bagi seluruh mitra internasional, termasuk China, dan menjadi landasan dalam setiap proses negosiasi, seperti penggunaan teknologi terbaik, pemanfaatan tenaga kerja lokal, pembangunan industri terintegrasi dari hulu ke hilir, dan transfer teknologi serta capacity building.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Bonus Atlet Sleman Kurang Rp892 Juta, Lanjut 2026

Bonus Atlet Sleman Kurang Rp892 Juta, Lanjut 2026

Sleman
| Senin, 01 Desember 2025, 23:17 WIB

Advertisement

KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona

KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona

Wisata
| Minggu, 30 November 2025, 19:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement