Advertisement
KLH Nyatakan Tak Ada Cemaran Radioaktif di Pabrik Ekspor Cengkeh

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq memastikan laporan sementara tidak ada temuan cemaran radioaktif di lokasi perusahaan ekspor cengkeh yang diduga Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) terpapar Cesium-137 (Cs-137).
"Sekali lagi, untuk yang cengkeh di Surabaya. Hasil penelusurannya, kita tidak temui cemaran yang di pabriknya," katanya setelah penandatanganan kerja sama saling pengakuan (Mutual Recognition Agreement/MRA) dengan standar karbon global Verra di Jakarta, Jumat malam.
Advertisement
Dia mengatakan laporan dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) memperlihatkan bahwa tingkat radiasi di lokasi pabrik pengolah cengkeh PT NJS di Jawa Timur berada dalam kondisi normal.
Hanif yang menjadi Ketua Harian Satgas Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Sesium-137 (Cs-137) dan Kesehatan Pada Masyarakat Berisiko Terdampak itu, mengatakan tingkat radiasi di pabrik tersebut berkisar 0,04-0,07 mikrosievert. Jumlah itu muncul dari alam.
BACA JUGA
Kondisi itu berbeda dengan Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten yang saat ini tengah dilakukan dekontaminasi setelah ditemukan paparan zat radioaktif Cesium-137 di sebuah pabrik pengolahan besi.
Satgas yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulfikli Hasan dengan dukungan dari KLH, Bapeten, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Tim Gegana Polri sedang dalam proses pengangkutan material dengan tingkat radiasi tinggi ke lokasi penyimpanan sementara.
"Namun kami masih menunggu yang re-impor, yang kemudian suspect yang dikembalikan dari AS itu seperti apa barangnya, itu baru tanggal 30. Sehingga dengan demikian, sebenarnya pabriknya aman," kata dia.
Sebelumnya, FDA AS melaporkan temuan dugaan cemaran radioaktif Cesium-137 pada produk cengkeh asal Indonesia yang diekspor oleh PT NJS. Sebagai respons, FDA kemudian memblokir seluruh ekspor rempah dari perusahaan tersebut ke AS.
Kasus cemaran radioaktif Cesium-137 juga sebelumnya dilaporkan terjadi pada udang beku yang diekspor oleh PT Bahari Makmur Sejati (BMS) oleh FDA AS.
Sebagai respons, satgas lewat KLH/BPLH mengambil langkah menyegel kawasan pabrik yang diduga menjadi sumber cemaran di Kawasan Industri Modern Cikande.
Pemerintah saat ini tengah melakukan upaya dekontaminasi di sejumlah titik, menyiapkan fasilitasi penyimpanan sementara limbah Cesium-137 dan penanganan kesehatan warga.
Menko Pangan Zulkifli pada Selasa (30/9), memastikan bahwa kasus kontaminasi zat radioaktif Cesium-137 pada produk udang hanya terjadi di Kawasan Industri Modern Cikande dan tidak menyebar ke rantai pasok nasional maupun ekspor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Jadwal KRL Jogja Solo Berangkat dari Stasiun Tugu, 4 Oktober 2025
Advertisement

5 Tempat Nongkrong sambil Ngopi di Jalan Slamet Riyadi Kota Solo
Advertisement
Berita Populer
- Pendapatan Pemkab Gunungkidul Diproyeksikan Turun Rp34 Miliar
- Fajar/Fikri Targetkan Tembus Top 20 Ranking BWF 2025
- Terjadi Lonjakan Harga Pangan, Ini Saran dari Ekonom UGM
- Calon Transmigran Asal Gunungkidul Juga Dibekali Ketrampilan Bertani
- Liga Europa: AS Roma Tumbang 0-1 dari Lille
- DPRD DIY Dorong KDMP Jadi Penggerak Ekonomi Desa
- Belanja Publik Jadi Prioritas di Tengah Pemangkasan TKD
Advertisement
Advertisement