Advertisement
Indonesia Peringkat 31 Negara dengan Pembaca Buku Terbanyak

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Membaca buku punya banyak manfaat seperti menambah wawasan dan pengetahuan hingga meningkatkan kreativitas. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh majalah CEOWORLD di antara pembaca buku dari 102 negara Indonesia menempati posisi nomor 31. Dengan rata-rata 5,91 buku dibaca per tahun dengan durasi baca 129 jam per per tahun.
Negara dengan pembaca buku terbanyak jatuh pada Amerika Serikat (AS) dengan rata-rata 17 buku dibaca per tahun dengan durasi baca 357 jam per tahun. India menyusul AS dengan rata-rata 16 buku dibaca per tahun dengan durasi baca 352 jam per tahun.
Advertisement
Orang AS dan India tetap lebih menyukai buku cetak daripada buku elektronik atau buku audio meskipun tren media elektronik sedang berkembang.
"Amerika Serikat dan India tak diragukan lagi menempati posisi teratas dalam persentase pembaca buku tertinggi di antara negara-negara terpilih di dunia." tulisnya.
Peringkat selanjutnya jatuh pada Inggris dengan rata-rata 15 buku dibaca per tahun dengan durasi baca 343 jam per tahun. Lalu Prancis rata-rata 14 buku dibaca per tahun dengan durasi baca 305 jam per tahun, Italia rata-rata 13 buku dibaca per tahun dengan durasi baca 278 jam per tahun.
BACA JUGA: Pemerintah Jaga Tarif Listrik Tetap Terjangkau Sepanjang 2025
Disusul Kanada rata-rata 12 buku dibaca per tahun dengan durasi baca 232 jam per tahun. Rusia rata-rata 11 buku dibaca per tahun dengan durasi baca 223 jam per tahun.
Australia rata-rata 10 buku dibaca per tahun dengan durasi baca 217 jam per tahun, Spanyol rata-rata 9 buku dibaca per tahun dengan durasi baca 187 jam per tahun, dan peringkat kesepuluh adalah Belanda rata-rata 8 buku dibaca per tahun dengan durasi 182 jam per tahun.
Sementara sepuluh besar negara dengan pembaca buku terendah adalah Afghanistan rata-rata 2,56 buku dibaca per tahun dengan durasi baca 58 jam per tahun. Brunei rata-rata 2,59 buku dibaca per tahun dengan durasi baca 60 jam per tahun.
Pakistan rata-rata 2,6 buku dibaca per tahun dengan durasi baca 60 jam per tahun. Arab Saudi rata-rata 2,69 buku dibaca per tahun dengan durasi baca 60 jam per tahun. Uni Emirates Arab rata-rata 2,71 buku dibaca per tahun dengan durasi 60 jam per tahun.
Selanjutnya Bangladesh rata-rata 2,75 buku dibaca per tahun dengan durasi baca 62 jam per tahun. Irak rata-rata 2,77 buku dibaca per tahun dengan durasi baca 64 jam per tahun. Kazakhstan rata-rata 2,77 buku dibaca per tahun dengan durasi baca 65 jam per tahun.
Lalu Aljazair rata-rata 2,83 buku dibaca per tahun dengan durasi baca 65 jam per tahun. Selanjutnya Qatar rata-rata 2,93 buku dibaca per tahun dengan durasi baca 67 jam per tahun.
Setidaknya ada 7 manfaat yang bisa didapatkan dari membaca buku. Pertama, menurunkan tingkat stress. Khususnya ketika anda membaca buku favorit, aktivitas ini dapat membuat perasaan menjadi lebih tenang dan membantu meredakan kesedihan maupun kecemasan.
Saat tenggelam dalam alur cerita, pikiran sejenak terbebas dari tekanan. Imajinasi yang terbentuk saat membaca memberikan pelarian sementara dari stres yang dirasakan. Menariknya, manfaat membaca buku ini juga berdampak positif pada proses tumbuh kembang anak.
Kedua, melatih konsentrasi serta mempertajam fokus. Dengan memusatkan perhatian pada satu kegiatan, tubuh dan pikiran menjadi lebih santai. Hal ini secara tidak langsung bisa membantu melepaskan beban pikiran serta rasa cemas yang tengah dirasakan.
Ketiga, mencegah depresi, yang kerap muncul ketika stres tidak dikelola dengan baik. Dengan membaca, stres berkurang dan risiko depresi pun ikut menurun. Pilihlah berbagai jenis buku yang sesuai dengan minat agar bisa merasakan manfaat membaca secara maksimal bagi kesehatan mental.
Keempat, membaca buku khususnya bergenre misteri atau fiksi ilmiah, dapat merangsang kemampuan berpikir logis dan kritis. Saat berusaha memahami alur cerita yang rumit atau menebak akhir dari sebuah kisah, otak dilatih untuk menganalisis informasi secara mendalam.
Kelima, membaca berbagai jenis buku, Anda bisa memperluas wawasan di berbagai bidang, mulai dari fakta, budaya, hingga pemahaman psikologis. Pengetahuan ini akan meningkatkan rasa percaya diri karena Anda merasa lebih siap menghadapi berbagai tantangan dan perubahan dalam kehidupan.
Keenam, bisa menemukan ketenangan batin. Cerita-cerita yang menyentuh atau inspiratif bisa membantu mengelola rasa cemas, sedih, bahkan kesepian. Dan terakhir membaca buku khususnya fiksi, bisa merangsang imajinasi dan kreativitas.
Yogyakarta Jadi Provinsi Paling Gemar Membaca
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia merilis daftar 38 provinsi dengan Indeks Tingkat Gemar Membaca (TGM) 2024, di mana nilai TGM 2024 mencapai 72,44 atau kategori sedang. Naik dari skor tahun sebelumnya 66,70.
TGM menggambarkan kebiasaan masyarakat Indonesia dalam memperoleh pengetahuan dan informasi dari berbagai media yang dilakukan mandiri dalam jangka waktu tertentu. Data TGM 2024 diperoleh dari survei yang melibatkan peserta usia 10-69 tahun di 514 kabupaten/kota di 38 provinsi, masing-masing kabupaten/kota ada 100 responden sehingga total pengisi survei 51.400.
Beberapa indikator survei TGM seperti frekuensi membaca, durasi membaca, jumlah buku yang dibaca, frekuensi akses internet, dan durasi akses internet. Hasil yang diperoleh adalah rata-rata nilai gemar membaca paling tinggi berasal dari rentang usia 55-69 tahun mencapai 76,22.
Sementara usia 10-24 tahun nilai rata-rata TGM nya rendah hanya 67,52. Menandakan kelompok pelajar dan mahasiswa tingkat kegemaran membacanya rendah.
BACA JUGA: DPRD Kota Jogja Desak Regulasi Larangan Kantong Plastik Sekali Pakai
Sementara itu, Perpusnas menyatakan bahwa Yogyakarta mendapatkan nilai terbaik sebagai provinsi dengan tingkat kegemaran membaca paling tinggi dengan nilai 79,99 dan masuk dalam kategori tinggi se-Indonesia.
Sepuluh provinsi dengan TGM tertinggi di 2024 setelah Yogyakarta adalah Kepulauan Bangka Belitung 77,47, Jawa Timur 77,15, Jawa Barat 75,07, Kalimantan Selatan 74,63, Sulawesi Selatan 74,46, Jawa Tengah 73,91, Kepulauan Riau 73,69, Sumatra Barat 73,30, Kalimantan Utara 72,80.
Yogyakarta konsisten berada di posisi pertama. Tahun 2021, provinsi ini memperoleh skor sebesar 70,55, lalu 2022 dan 2023 masing-masing 72,29 dan 73,27. Pada 2024 skor Yogyakarta jauh di atas rata-rata nasional, menandakan masyarakat Yogyakarta banyak yang gemar membaca.
Membaca Adalah Bentuk Terapi
Pengajar mata kuliah biblioterapi di Queens College di New York City, Emely Rumble menceritakan seperti kebanyakan orang setelah kelelahan mengurus keluarga, menepi dengan membaca buku-buku bisa jadi salah satu alternatif. Pergi ke India Selatan awal abad ke-20 yang hangat dikelilingi air, dan udara beraroma terapi, lewat buku indah karya Abraham Verghese, "The Covenant of Water."
Ramble yang juga seorang pekerja sosial klinis berlisensi yang berbasis di Springfield, Massachusetts mengatakan membaca menawarkan jeda dari pekerjaan dan urusan dengan orang lain. Serta jadi cara untuk mendapatkan wawasan pribadi.
Menurutnya seringkali buku punya efek bagi pembaca, misalnya menangis atau marah. Beberapa informasi diperoleh saat emosi pembaca muncul. Apabila pembaca berhenti sejenak dan memikirkan apa yang membuat mereka bereaksi seperti itu, maka pengetahuan berharga tentang dirinya bisa diperoleh.
Lau jika pembaca merasa terhubung secara emosional dengan karakter tertentu, mereka harus mempertimbangkan apa yang membuat karakter tersebut terikat dengan mereka. Ia menyarankan pembaca untuk selalu menyimpan jurnal untuk menuliskan apa yang mereka pelajari tentang diri mereka sendiri.
"Membaca dan merenungkan suatu topik juga bisa memberikan kesempatan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain dan bahkan untuk mempertimbangkan kembali keyakinan Anda," ujarnya.
Ia mencontohkan orang bisa menyadari bahwa dia memikirkan sesuatu secara hitam putih. Atau mungkin terlalu banyak membayangkan bencana. Membaca terkadang bisa membantu membingkai ulang sebuah perspektif.
Rumble mengatakan cerita juga mengingatkan pembaca bahwa mereka bukan satu-satunya yang menderita. Semua orang terdampak masalah sosial yang sama, mungkin pada tingkat yang berbeda, dengan cara yang berbeda.
"Kesadaran ini dapat membantu orang merasa tidak sendirian," tuturnya.
BACA JUGA: Guru Penanggung Jawab Program MBG Dapat Insentif Rp100 Rb per 10 Hari
Lebih lanjut dia mengatakan mengetahui jati diri Anda sebagai pembaca juga penting. Apakah anda merupakan penggemar fiksi sejarah, fiksi ilmiah, biografi, roman, fiksi remaja, atau lainnya.
Perangkat membaca orang juga berbeda-beda, ada yang menyukai buku audio, ada juga yang lebih suka membaca buku cetak atau menggunakan e-reader, yang penting adalah buku tersebut menyenangkan bagi pembaca.
Meskipun membaca buku punya banyak manfaat, dia menyarankan agar tidak menetapkan target berapa banyak buku yang akan dibaca dalam seminggu atau setahun. Sebab jika fokus pada berapa banyak yang akan dibaca malah bisa menghilangkan kesenangan dari manfaat memperlambat laju membaca.
"Saya merasa saat itulah membaca menjadi sangat menyenangkan karena kita benar-benar terlibat, bukan hanya dengan teksnya, tetapi kita juga menikmati apa yang penulis coba sampaikan kepada kita sebagai pembaca," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Guru Penanggung Jawab Program MBG Dapat Insentif Rp100 Rb per 10 Hari
- Kader PKB Diminta Bantu Tangani Musibah di Ponpes Al Khoziny
- Skema Pembayaran Utang LRT Rp2,2 triliun oleh KAI Tengah Dikaji
- Kemenkes: 36 Persen Masyarakat dari CKG Mengalami Obesitas
- Nadiem Makarim Sakit, Kejagung Sebut Sudah Jalani Operasi
Advertisement
Advertisement

Kemenpar Promosikan Wisata Bahari Raja Ampat ke Amerika dan Eropa
Advertisement
Berita Populer
- 5 Anak Asal Jogja Terpilih Bertemu Patrice Evra Lewat Simpati Class of Stars
- SMEXPO Pertamina Regional Yogyakarta Targetkan Transaksi Rp3 Miliar
- Business Matching di Kulonprogo Fasilitasi Pelaku UMKM Meluaskan Pasar
- 3 Hektare Lahan Tebu di Sragen Terbakar, Penyebab masih Diselidiki
- Biaya Proyek Jalan Kelok 23 Naik, Target Rampung Mundur
- Penggeledahan di Rumah Gubernur Kalbar Ria Norsan, KPK Sita Dokumen
- Kuota MBG Tiap SPPG Terlalu Banyak, Perlu Dievaluasi
Advertisement
Advertisement