Advertisement
Lemhanas Merespons Usulan Dedy Mulyadi Masukkan Siswa Nakal ke Barak Militer, Perlu Evaluasi
Ilustrasi tawuran. - Antara
Advertisement
Harianjogja.com, BANDUNG—Perlu ada evaluasi program pendidikan karakter bagi siswa nakal di barak militer, yang digulirkan oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, khususnya soal lulusannya. Hal ini diutarakan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Ace Hasan Syadzily.
Menurut Ace, hal ini perlu evaluasi karena ketika selesai program itu, ada kemungkinan anak yang dididik di barak militer itu menjadi pribadi yang tidak lepas dari perilaku nakalnya, malah bisa lebih buruk karena merasa telah mendapatkan pendidikan di barak militer secara khusus.
Advertisement
"Saya kira perlu dievaluasi juga, misalnya kalau dia sudah keluar dari barak militer, apakah dijamin bahwa dia tidak akan lepas dari kenakalannya? Atau jangan-jangan karena dia sudah pernah mendapatkan pendidikan militer, lalu karena mungkin mental emosionalnya tidak pernah ditempa, akhirnya menjadi petantang-petenteng dan bisa melakukan hal yang di luar dari yang sesuai dengan perkembangan anak," kata Ace di Gedung DPRD Jabar Bandung, Sabtu, (17/5/2025).
Lemhanas, kata Ace, juga akan melakukan pengkajian mendalam, karena apa yang dilakukan terhadap anak, harus mengedepankan aspek perlindungannya.
Di sisi lain, ungkap Ace, jangan sampai pendidikan militer juga terkena stigma sebagai yang diperuntukkan bagi orang-orang yang nakal saja, karena program ini.
"Soal stigma, kita juga harus jaga. Jadi karena itu bagi kami di Lemanas, kami harus mengkajinya secara mendalam. Karena, anak menjadi sesuatu pasti ada faktor yang melatarbelakanginya, terutama faktor lingkungan, faktor keluarga dan lain sebagainya itu yang harus di dalami," katanya.
BACA JUGA: Laga PSS Sleman Vs Persija Jakarta Terhenti karena Suporter Nyalakan Smoke Bomb dan Flare
Pendidikan karakter seperti yang diusung oleh Pemprov Jabar, lanjut dia, memang penting, tapi bukan hanya untuk yang dinilai sebagai anak nakal.
Menurut dia, pendidikan karakter adalah bagi semua anak-anak demi terbentuknya karakter kebangsaan. Karenanya, melihat persoalan kenakalan anak-anak atau remaja, harus dilihat akar permasalahannya dari hulu ke hilir
"Anak-anak itu bisa disebut nakal harus dilihat dulu, apakah faktor lingkungan, apakah faktor keluarga juga," ucapnya.
Menurut Ace, akan lebih baik ketika persoalan ini dibenahi pada faktor-faktor tersebut, dengan penyelidikan apakah ada masalah pada keluarga, lalu didalami apakah lingkungannya membentuk anak-anak itu menjadi "nakal".
"Bahkan istilah nakal itu juga harus hati-hati menggunakan term-nya, karena itu menyangkut dengan stigmatisasi yang diberikan kepada anak. Ingat bahwa prinsip anak itu dilindungi," ujarnya
Ace mengatakan, menurut Lemhanas, terkait pendidikan karakter terhadap anak, terutama pada yang dinilai berkarakter di luar tahapan perkembangannya, seharusnya itu ditempatkan dan dikaji secara mendalam karena menyangkut dengan tumbuh kembang anak.
"Harus dilihat aspek emosionalnya, intelektualnya, kemudian spiritualnya, itu harus dilihat secara komprehensif," ujarnya.
Ace menegaskan, adalah tugas pemerintah juga, agar bagaimana memastikan lingkungan sosial dan keluarga dari anak-anak di Indonesia kondusif. Karena akan sangat berpengaruh pada pembentukan karakter anak.
"Dalam konteks kenapa anak disebut "nakal" kan harus dilihat dulu akar persoalannya. Apakah disebabkan karena misalnya hak asuhnya, pola pengasuhannya, di dalam keluarga, di dalam lingkungan, itu yang harus didalami terlebih dahulu. Jangan sampai juga gara-gara hal (program pembentukan karakter di barak militer) tersebut, membuat anak jadi terstigmatisasi," tutur Ace.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bulan Perlahan Menjauhi Bumi, Ini Dampaknya bagi Kehidupan
- Hunian Korban Bencana Sumatera Bakal Dibangun di Lahan Negara
- Tokoh Dunia Kecam Penembakan Bondi Beach yang Tewaskan 12 Orang
- Surya Group Siap Buka 10.000 Lowongan Kerja di Tahun 2026
- Konser Amal di Tangerang Galang Rp1,3 Miliar untuk Sumatera dan Aceh
Advertisement
Jelang Nataru, Pedagang Wisata Gunungkidul Diingatkan Tak Nuthuk
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Eks Pangdam Jaya Jadi Dirut Baru Antam, Ini Profilnya
- Timnas Voli Putra Indonesia Bidik Juara Grup B SEA Games
- Bantul Kekurangan 153 Kepala Sekolah TK hingga SMP
- Lomba Lacak Sinyal ARDF Latih Kesiapsiagaan Bencana di Kulonprogo
- Polri Segera Umumkan Tersangka Bencana Banjir Sumatera Utara
- Jemaat Gereja St Albertus Agung Buat Altar dari Barang Bekas
- Rizki Juniansyah Rebut Emas SEA Games dan Pecahkan Rekor Dunia
Advertisement
Advertisement




