Advertisement

Pabrik Pengolahan Gula Kepala Tradisional Kini Banyak Dikunjungi Wisatawan

Newswire
Rabu, 14 Mei 2025 - 15:02 WIB
Sunartono
Pabrik Pengolahan Gula Kepala Tradisional Kini Banyak Dikunjungi Wisatawan Pengolahan gula kelapa tradisional. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, MAGELANG—Dusun Sendaren, Desa Karangrejo, Magelang saat ini menjelma menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi masyarakat. Wisatawan nusantara maupun mancanegara seringkali menyempatkan singgah di desa ini.

Penyebabnya bukan hanya karena banyak spot menarik dan pemandangan alam sekitar namun desa ini juga menjadi salah satu pabrik pengolahan gula kelapa tradisional. Keberadaan pengolahan gula kelapa inilah yang menjadi ciri khas dan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Salah satu spotnya bisa ditemukan di Gubuk Kopi Karangrejo.

Advertisement

BACA JUGA: Kronologi Remaja Dilempar Batu di Kasihan Bantul Usai Latihan Takbiran, Tiga Korban Melapor Polisi

"Produksi gula kelapa di Karangrejo ini sangat bergantung pada pohon kelapa tua yang ditanam sejak zaman nenek moyang kami. Beberapa pohon bahkan usianya sudah mencapai sekitar 100 tahun, tingginya sekitar 15 meter," kata Agus Prayitno, pemilik Gubuk Kopi.

Gula kelapa diproduksi dalam bentuk potongan balok dan serbuk, biasanya digunakan untuk campuran kopi maupun bahan baku untuk memasak. Satu kemasan gula kelapa dijual mulai dari Rp20.000 hingga Rp30.000. Uniknya, gula kelapa ini dikemas dengan anyaman bambu sehingga ada nilai estetika dan sangat cocok untuk oleh-oleh.

“Produksi kami sehari baru sekitar 70 kilogram, banyak pengunjung yang tidak kebagian, jadi mereka cuma ngopi saja di sini. Karena terkendala ketersediaan bahan baku tersebut, produksi gula kelapa pun tidak bisa ditingkatkan dengan cepat. Padahal seringkali ada wisatawan manca negara yang meminta untuk dikirim ke luar negeri [ekspor],” katanya.

Ia menambahkan warga sekitar berusaha meningkatkan produksi gula. Salah satunya dengan menanam pohon kelapa jenis Hybrida dengan cara tumpangsari. Kelapa ditanam di pekarangan rumah warga, sebagai salah satu pembatas jalan maupun lahan.

Cara itu dilakukan karena tidak memungkinkan menanam kelapa di area sawah atau perkebunan. Pasalnya kelapa tersebut baru bisa produksi minimal setelah berusia lima tahun. "Sehingga cara menanamnya lebih memanfaatkan pekaran rumah, karena ditempatkan di lahan khusus malah jadi tidak produktif," ujarnya.

Menurutnya jumlah pengunjung ke pabriknya terus meningkat setelah ada Balkondes yang dibangun melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Melalui balai tersebut tidak hanya sebagai pusat pelatihan dan pemberdayaan masyarakat desa, tetapi juga menjadi fasilitas ekonomi dan pariwisata.

"Seperti Suadesa Festival 2025 yang digelar di Gasblock PGN Karangrejo, pada 10-11 Mei 2025 kemarin yang menarik banyak wisatawan. Begitu pun di tahun-tahun sebelumnya seperti Balkonjazz Festival. Setiap event yang diselenggarakan meningkatkan pengunjung ke tempat kami dan pelaku usaha lainnya," katanya.

BACA JUGA: Pemkab Bantul Targetkan Angka Kemiskinan Turun di Bawah 10 Persen pada 2026

Sekretaris Desa Karangrejo Triantoro menambahkan sebanyak 90 persen tenaga kerja di sektor pariwisata wilayahnya berasal dari warga lokal, mulai dari pengelola parkir, pemandu wisata, katering, hingga pedagang asongan. Karangrejo bahkan meraih penghargaan Best of the Best Balkondes Award mengungguli Balkondes

"Sejak berdirinya Balkondes pada sekitar tahun 2016, kontribusinya terhadap PAD sangat signifikan, sekitar 60 persen dari total PAD Karangrejo. Tentu ini jadi pertanda ada kebangkitan ekonomi lokal," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kemenkes Tinjau Kesiapan RSUD Panembahan Senopati Bantul Terapkan Kelas Rawat Inap Standar

Bantul
| Rabu, 14 Mei 2025, 23:47 WIB

Advertisement

alt

Destinasi Kepulauan Seribu Ramai Dikunjungi Wisatawan, Ini Tarif Penyeberangannya

Wisata
| Senin, 12 Mei 2025, 13:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement