Advertisement

UMKM Kayu hingga Jamu Premium Mampu Menggerakkan Ekonomi Desa

Newswire
Selasa, 13 Mei 2025 - 12:37 WIB
Sunartono
UMKM Kayu hingga Jamu Premium Mampu Menggerakkan Ekonomi Desa Berbagai macam produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mulai dari kayu hingga jamu tradisional terbukti mampu menggerakkan perekonomian masyarakat desa. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, MAGELANG—Berbagai macam produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mulai dari kayu hingga jamu tradisional terbukti mampu menggerakkan perekonomian masyarakat desa. Hal itu bisa dirasakan para pelaku UMKM yang kebanjiran pesanan ketika mengikuti event estival Suadesa 2025 di Balkondes Gasblock PGN Karangrejo, Borobudur pada 10–11 Mei 2025.

Festival ini merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) Desa Energi Berdikari diinisiasi Perusahaan Gas Negara. Festival ini menjadi sinergi antara energi dan pemberdayaan ekonomi lokal. Menggeliatkan ekonomi warga, tumbuh berkat dukungan tersebut melalui pembangunan SDM desa maupun melalui penyelenggaraan event festival.

Advertisement

BACA JUGA: 5 Warga Sleman Gagal Berangkat Haji di 2025, Ini Penyebabnya

Salah satu tenan yang menarik perhatian adalah milik Riyono seorang perajin berusia 61 tahun dengan mainan kayu asal Borobudur. Ia memamerkan berbagai jenis mainan seperti truk, pesawat, hingga mobil-mobilan yang semuanya terbuat dari kayu. Seluruh hasil produksi kakek Riyono ini merupakan handmade sehingga sangat spesial. Maka tak heran jika satu truk saja butuh waktu seharian.

"Memang untuk satu truk saja saya membutuhkan seharian penuh. Kalau seminggu maksimal saya bisa menyelesaikan sekitar 10 truk," ujar Riyono.

Meksipun handmade, namun ia menjual produk itu dengan harga terjangkau, mengingat produk mainan tersebut diperuntukan bagi anak-anak. Adapun harganya mulai dari Rp15 ribu hingga Rp150 ribu. Selama dua hari penyelenggaraan festival, Riyono berhasil menjual sekitar 200 unit mainan. Angka itu menurutnya cukup fantastis baginya, karea durasi penjualan hanya dua hari saja.

"Selain bahan baku kayu, ada juga dari gabus bekas . Untuk bahan gabus bekas digunakan selain lebih efisien, semangatnya daur ulang dan ramah lingkungan bagi anak-anak," ujarnya.

Ia mengaku senang dengan adanya event seperti Suadesa ini. Sebab pelaku UMKM menjadi memiliki kesempatan dalam memperluas dan memperkenalkan produk kepada pengunjung.

Adapun pemuda bernama Syifa Salsabilia menghadirkan produk unggulan Djamoenesia antara lain teh mint, beras kencur, kunir asem, gula asem, dan Golden Rempong yang terdiri dari campuran jahe, serai, dan jeruk nipis. Ia hadir dalam acara ini sekaligus menjadi perwakilan komunitas pembuat jamu tradisional Rempon Ndoro.

Beberapa Seluruh jamu dibuat dengan bahan premium dan manis alami dari gula batu dan gula aren, bukan gula pasir atau perisa buatan. Seluruh jamu produksi Djamoenesia ini dikemas secara modern sehingga kualitasnya lebih terjaga dan lebih tampil menarik.

“Harga mulai dari Rp10.000 hingga Rp35.000, tapi kami menjaga kualitas dan ingin mengajak masyarakat kembali mengonsumsi jamu asli,” kata Syifa.

BACA JUGA: Pemkab Sleman Blacklist Kontraktor Proyek Pembangunan Gedung SMPN 2 Mlati

Dalam festival ini produk Djamoenesia pun ikut laris manis. Terutama dari pengunjung pameran yang berasal dari kota-kota lain yang ingin mengkonsumsi jamu tradisional Desa Karangrejo. Untuk jamu cair bisa bertahan 6 hari jika disimpan di kulkas, dan hingga 6 bulan di freezer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Rabu 14 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Lempuyangan hingga Purwosari

Jogja
| Rabu, 14 Mei 2025, 00:27 WIB

Advertisement

alt

Destinasi Kepulauan Seribu Ramai Dikunjungi Wisatawan, Ini Tarif Penyeberangannya

Wisata
| Senin, 12 Mei 2025, 13:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement