Advertisement
DK PBB Diminta Cegah Serangan Berlanjut Israel Terhadap UNIFIL di Lebanon
Jumlah kematian di Lebanon akibat serangan Israel sejak 8 Oktober 2023 telah meningkat menjadi 2.255, dengan 10.524 lainnya mengalami cedera, demikian disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Lebanon pada Sabtu (12/10/2024). ANTARA - Anadolu / py.
Advertisement
Harianjogja.com, MOSKOW—Kementerian Luar Negeri Turki mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk mencegah pasukan bersenjata Israel terus melakukan serangan terhadap Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL).
"Setiap anggota Dewan Keamanan PBB bertanggung jawab untuk mencegah serangan Israel terhadap pasukan PBB yang mereka mandatkan sendiri," kata Kemenlu Turki melalui pernyataan pada Minggu (13/10) dilansir dari Antara.
Advertisement
"Kami menyerukan kepada semua negara untuk mengambil sikap bersatu melawan Israel dan negara-negara yang memasok senjata kepadanya," kata Kemenlu, menambahkan.
Sebelumnya pada Minggu, pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon melaporkan bahwa mereka menyaksikan pasukan Israel melanggar Garis Biru, yang memisahkan Israel dari Lebanon, serta memaksa masuk ke pangkalan PBB di Ramyah -- desa perbatasan Lebanon selatan.
UNIFIL menggambarkan insiden itu sebagai pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional, dan menuntut Israel memberikan penjelasan.
UNIFIL dibentuk untuk berkontribusi pada keamanan kawasan, dan sangat penting bagi pasukan penjaga perdamaian PBB untuk menjalankan mandat mereka, ujar Kemenlu Turki.
BACA JUGA: Serangan Israel ke Markas PBB UNIFIl Lebanon, 34 Negara Tuntut Jaminan Keamanan
Serangan berulang kali Israel terhadap UNIFIL adalah "indikasi jelas dari kebijakan pendudukan Israel di Lebanon dan kesiapannya yang tanpa ragu-ragu menggunakan kekuatan militer," menurut pernyataan itu.
Pada Sabtu (12/10), UNIFIL melaporkan bahwa sebuah tank Israel pada Kamis (10/10) menembak langsung ke markas UNIFIL di Naqoura dan melukai dua personel PBB.
Dua penjaga perdamaian lainnya terluka pada 11 Oktober setelah ledakan terjadi dekat menara pengamatan.
Pada 1 Oktober, Israel melancarkan operasi darat melawan Hizbullah di Lebanon selatan, sambil terus berbalas serangan udara dan roket dengan gerakan tersebut.
Jumlah korban jiwa di Lebanon akibat serangan Israel telah melebihi 2.000 sejak eskalasi terjadi.
Meskipun mengalami kerugian, Hizbullah terus melawan pasukan Israel di darat serta meluncurkan roket yang melintasi perbatasan.
Israel mengatakan bahwa tujuan utamanya adalah menciptakan kondisi yang memungkinkan 60.000 warga di Israel utara, yang lari menyelamatkan diri dari gempuran, bisa kembali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara-Sputnik
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satgas PKH Selamatkan Rp6 Triliun, Prabowo: Jangan Mau Dilobi
- Puncak Arus Nataru, Hampir 1 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek
- 25 Rest Area di Jalur Tol Jateng Siap Layani Arus Nataru
- Krisis Air Melanda Iran, Presiden Akui Situasi Kritis
- BMKG Ingatkan Potensi Gelombang Tinggi di Pesisir Selatan Indonesia
Advertisement
Advertisement
Jogja Puncaki Urutan Destinasi Favorit Liburan Keluarga Akhir Tahun
Advertisement
Berita Populer
- Jalur Trans Jogja Terbaru Hari Ini, Cek Tarifnya di Sini
- Warga Kulonprogo Galang Donasi Rp465 Juta bagi Korban Bencana Sumatera
- Menteri Nusron Tegaskan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian
- Jadwal Bus Sinar Jaya ke Pantai Baron dan Parangtritis 24 Desember Ini
- Libur Nataru, Kunjungan Wisata Gua Pindul dan Pantai Gunungkidul Naik
- Libur Natal 2025, Kunjungan Kopi Klotok di Sleman Naik 20 Persen
- Top Ten News Harianjogja.com, Rabu 24 Desember 2025
Advertisement
Advertisement




