Advertisement
Ahli Ungkap Algoritma Medsos Batasi Penyebaran Konten Gaza Palestina
Warga Palestina melintas di jalan yang dikelilingi bangunan yang hancur akibat serangan Israel di Kota Khan Younis, Jalur Gaza Selatan, Jumat (12/4/2024). Antara/Xinhua - Rizek Abdeljawad
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Platform media sosial dan digital telah memainkan peran penting dalam menyebarkan informasi tentang perang di Gaza, tetapi mereka menghadapi tuduhan keberpihakan algoritma dan penyensoran konten, kata para ahli.
Selama setahun terakhir, warga Palestina telah memanfaatkan konten digital untuk menyampaikan peristiwa di Gaza kepada khalayak luas di dunia Arab, Islam dan Barat yang memicu aksi dukungan di seluruh dunia. Namun, para ahli meyakini algoritma platform media sosial membatasi penyebaran konten Palestina.
Advertisement
Keterlibatan digital yang intens dari kalangan muda Palestina membuat Israel menargetkan tokoh-tokoh media sosial, pemilik saluran YouTube, dan jurnalis yang melakukan siaran langsung dari Gaza, menurut Abdoulhakim Ahmine, pakar media dan komunikasi asal Maroko saat berbicara kepada Anadolu.
"Beberapa negara, terutama Prancis dan Jerman, awalnya memberlakukan semacam pembatasan digital, tetapi terpaksa mengurungkan niatnya karena peningkatan dukungan publik untuk Palestina," kata Ahmine.
Ia mencatat adanya "tekanan komunikasi" terhadap kaum muda yang mengekspresikan diri mereka di platform-platform tersebut. Hassan Kharjouj, seorang peneliti teknologi, mengatakan Algoritma platform digital secara ketat menyensor konten Palestina dan membatasi penyebarannya.
"Para pengguna telah mengembangkan teknik untuk menghindari penghapusan konten," katanya dilansir Antara.
Sada Social, sebuah pusat penelitian yang berbasis di Palestina, mendokumentasikan lebih dari 5.450 pelanggaran terhadap konten digital yang berkaitan dengan Palestina dalam empat bulan pertama tahun 2024, sebagaimana tertulis dalam sebuah laporan pada Mei 2023.
Laporan tersebut menemukan bahwa Instagram menyumbang 32 persen dari pelanggaran, Facebook 26 persen, WhatsApp 16 persen, TikTok 14 persen, dan X (sebelumnya Twitter) 12 persen. Meskipun menghadapi tantangan ini, media sosial tetap menjadi alat penting untuk menyebarkan informasi tentang tindakan genosida Israel di wilayah tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- WHO Sebut Cacar Monyet Terdeteksi di 5 Negara di Luar Afrika
- Mulai 3 November, Tiket Pendakian Gunung Rinjani Resmi Naik
- Diserang RSF, Puluhan Ribu Warga Sudan Mengungsi dari El-Fasher
- DJ Panda dan Erika Carlina akan Kembali Bertemu, Ini Tujuannya
- Perang di Sudan Kembali Pecah, Sebanyak 2.227 Orang Tewas
Advertisement
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Penyebab Pengguna iPhone Lebih Sering Kena SMS Penipuan
- Spalletti: Juventus Masih di Jalur Perebutan Gelar Scudetto Musim Ini
- Harga Emas Hari Ini, Logam Mulia Antam Turun, UBS dan Galeri24 Naik
- Ekonomi Kreatif di Jawa Tengah Tumbuh Pesat
- Pemkot Semarang Jamin Pendidikan Anak-Anak Mega
- Begini Pengamanan Polisi di Konser BLACKPINK dari Jibom hingga K-9
- Dukung Mobilitas dan Pariwisata, KAI Tambah Perjalanan Kereta Api
Advertisement
Advertisement




