Advertisement
Istana Sebut Pemerintahan Jokowi Catatkan Pencapaian Terbesar Pengendalian Inflasi
Pertumbuhan ekonomi ilustrasi. - Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Deputi III Bidang Perekonomian Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Edy Priyono mengatakan bahwa salah satu capaian terbesar satu dekade Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah pengendalian inflasi.
Rata-rata inflasi selama 10 tahun terakhir sebesar 3,79 persen per tahun (exclude periode pandemi 2020-2021, yang berarti termasuk kategori cukup baik.
Advertisement
“Menurut kami, Pak Jokowi mungkin Presiden yang paling besar perhatiannya terhadap inflasi,” ujarnya dalam acara “Seminar Nasional: Evaluasi 1 Dekade Pemerintahan Jokowi”, di Jakarta, Kamis.
Dia menceritakan bahwa setiap pekan pada hari Senin selalu ada rapat koordinasi (rakor) pengendalian inflasi daerah yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Ada pihak yang sempat memberikan masukan kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) agar rakor tersebut diadakan dua atau tiga pekan sekali, karena dianggap terlalu sering jika dilakukan seminggu sekali.
Setelah itu, Mendagri menyampaikan usulan itu kepada Presiden. Namun, Kepala Negara menolak usulan tersebut karena pergerakan harga yang dinamis dinilai memerlukan pemantauan sesering mungkin, sehingga rakor tetap diadakan setiap pekan sekali.
“Ini secara langsung atau tidak langsung menunjukkan perhatian Presiden terhadap inflasi ini. Hasilnya nyata, salah satunya adalah kita bisa bandingkan dengan negara-negara lain. Tentu saja ada yang di bawah kita inflasinya, tapi banyak negara, di mana inflasi ini menjadi salah satu masalah besar dan kita punya capaian yang bagus di bidang itu,” ujar Edy.
Perbandingan rata-rata inflasi pada periode 2014-2023 dengan negara-negara lain, antara lain Brasil 6,1 persen, Afrika Selatan 5,48 persen, India 4,7 persen, Meksiko 4,7 persen, Indonesia 3,83 persen (termasuk periode pandemi), Vietnam 2,96 persen, Malaysia 2,33 persen, China 1,77 persen, dan Thailand 1,37 persen.
“Dulu ketika di awal-awal, ketika inflasi kita mulai rendah, kita berpikir ini gejala sementara atau kita memang sudah masuk ke dalam rezim inflasi rendah. Ternyata, data menunjukkan bahwa kita kelihatannya sudah masuk kepada rezim inflasi yang rendah. Sekarang, inflasi 3 persen itu dianggap sudah cukup tinggi,” kata dia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan (year-on-year/yoy) pada September 2024 sebesar 1,84 persen. “Terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,02 pada September 2023 menjadi 105,93 pada September 2024,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, di Jakarta, Selasa (1/10).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bupati Banyuwangi Dukung Rencana Baru Proyek Kereta Cepat Whoosh
- Hanyut di Sungai Jolinggo Kendal, Tiga Mahasiswa KKN UIN Semarang MD
- Prabowo Minta Pintu Pelintasan Diperbarui Cegah Kecelakaan Kereta Api
- Uang Judi Online di Indonesia Kalahkan Nilai Korupsi
- Jonan Bantah Diberi Tawaran Menteri Seusai Temui Prabowo
Advertisement
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Regulasi Pelarangan Konsumsi Daging Anjing DIY Masih di Tahap Awal
- Mortir Peninggalan Perang Dunia II Ditemukan di Cokrodiningratan Jogja
- Abrasi Pesisir Kulonprogo Makin Parah, Rusak Kualitas Air dan Vegetasi
- Jalur Trans Jogja, Keliling Kota hingga Sleman dan Bantul
- KA Bandara YIA Upayakan Tambah Perjalanan Saat Natal dan Tahun Baru
- Harga Emas Hari Ini Selasa 4 November 2025
- Pemerintah Matangkan Pembangunan Sekolah Rakyat di Moyudan
Advertisement
Advertisement




