Advertisement
Pagi Ini Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua Sedunia
Foto ilustrasi. - Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kualitas udara DKI Jakarta berada pada kategori tidak sehat dan masuk dua terburuk di dunia sehingga masyarakat direkomendasikan mengenakan masker ketika beraktivitas di luar ruangan.
Pada laman resmi IQR yang dipantau di Jakarta, Jumat, pukul 06.34 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 165, dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 di angka konsentrasi 75 mikrogram per meter kubik.
Advertisement
Konsentrasi tersebut setara 15 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Situs pemantau kualitas udara dengan waktu terkini tersebut, mencatatkan bahwa Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara peringkat kedua terburuk di dunia setelah Kota Kinshasa, Kongo, di angka 183.
Untuk itu, masyarakat direkomendasikan menghindari aktivitas di luar ruangan, mengenakan masker saat di luar, menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor serta menyalakan penyaring udara.
Sementara itu, data dari Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menyatakan dari lima titik pemantau menunjukkan bahwa kualitas udara di Jakarta untuk polusi udara PM2,5 berada pada kategori sedang.
Lima lokasi pemantau kualitas udara yang berada di Kelapa Gading menunjukkan bahwa pada Jumat pagi di angka 76, Kebon Jeruk di angka 68, Bundaran HI 63, Lubang Buaya di angka 79, dan Jagakarsa di angka 90.
Kategori sedang berarti tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif.
Sementara untuk kategori tidak sehat yaitu tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, gerakan Jakarta Berjaga yaitu Bergerak, Bekerja, Berolahraga, dan Bahagia bertujuan untuk membentuk kebiasaan berjalan 7.500 langkah per hari, selain membuat hidup lebih sehat juga menjadikan kualitas udara lebih baik.
"Ini merupakan terobosan dari Pemprov DKI Jakarta untuk menyongsong statusnya sebagai kota Global, DLH berkomitmen menciptakan lingkungan hidup yang berkualitas agar warganya bisa hidup dengan sehat," tuturnya.
Asep mengatakan bahwa DLH komitmen dalam menciptakan lingkungan hidup yang berkualitas salah satunya dengan memperbaiki kualitas udara agar warga bisa melaksanakan aktivitas dengan sehat.
“Langkah-langkahnya sudah ada, Pempov DKI Jakarta mengimplementasikan Strategi Pengendalian Kualitas Udara (SPPU) hingga 2030, termasuk strategi untuk mencapai kesehatan warganya," katanya.
Asep berharap dengan mengintegrasikan kampanye di kedua bidang ini bisa mencapai hasil yang lebih maksimal untuk kebaikan warga Jakarta.
"Tujuannya kampanye ini bisa membuat warga Jakarta bergaya hidup sehat dan lebih peduli pada lingkungan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- KAI Selenggarakan Mudik Motor Gratis Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
- Polsek Koja Amankan Tiga Pengamen Pocong yang Resahkan Warga
- Shell Hentikan Pembangunan Pabrik Biofuel Rotterdam Gara-gara Ekonomi
- Profil Ratu Maxima yang Sedang Berkunjung ke Indonesia
- Bom Bunuh Diri Guncang Markas Pasukan Pakistan, 3 Tewas
Advertisement
Hibah Dana Padukuhan Sleman 2026 Berpotensi Dipangkas Jadi Rp25 Juta
Advertisement
Air Jernih Pantai Nipah Jadi Surga Snorkeling di Lombok Barat
Advertisement
Berita Populer
- Fenomena Dua Warna Air Laut Muncul di Pantai Baron
- Sleman Siapkan Data UMK 2026, Tunggu Regulasi Pusat
- Angka ODGJ Tertinggi di DIY, Kulonprogo Perkuat Layanan Jiwa
- PSS Sleman Manfaatkan Jeda Kompetisi untuk Rehat Pemain
- Fitur Flagship Hadir di iPhone 17e: Kamera 18MP hingga A19
- DWP Kulon Progo-KORPRI Perkuat Sinergi untuk Indonesia Emas
- Korut Andalkan AI Baru untuk Respons Cepat Bencana
Advertisement
Advertisement



