Advertisement

Intervensi Sensitif Atasi Stunting, Kodam Diponegoro Siapkan 5 Sumur Bor Di Gunungkidul

Media Digital
Kamis, 23 Mei 2024 - 18:27 WIB
Arief Junianto
Intervensi Sensitif Atasi Stunting, Kodam Diponegoro Siapkan 5 Sumur Bor Di Gunungkidul Pangdam IV Diponegoro, Mayjen TNI Deddy Suryadi menerima Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah Eka Sulistia Ediningsih dan Rohdhiana Sumariati dari BKKBN DIY di Markas Kodam IV di Semarang, Rabu (22/5/2024). - Istimewa

Advertisement

SEMARANG—Pencegahan stunting membutuhkan dua jenis intervensi. Selain intervensi spesifik yang berkaitan dengan perbaikan status gizi dan tindakan medis, keberhasilan pencegahan stunting juga sangat ditentukan oleh intervensi sensitif.

Intervensi yang kedua ini menyasar semua hal yang dapat meningkatkan resiko stunting di luar medis dan perbaikan status gizi. Sanitasi yang buruk dan ketiadaan akses air bersih misalnya, berpengaruh pada peningkatan resiko stunting yang memerlukan intervensi sensitif.

Advertisement

Berkaitan hal tersebut sekaligus menindaklanjuti hasil Rakornis Kemitraan di Jakarta, Pangdam IV Diponegoro, Mayjen TNI Deddy Suryadi menerima Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah Eka Sulistia Ediningsih dan Rohdhiana Sumariati dari BKKBN DIY di Markas Kodam IV di Semarang, Rabu (22/5/2024). Wilayah Kodam IV Diponegoro memang meliputi Provinsi Jawa Tengah dan DIY.

Salah satu poin hasil koordinasi tersebut adalah TNI akan membantu menyiapkan 5 titik sumur bor untuk meningkatkan akses air bersih sebagai bentuk intervensi sensitif pencegahan stunting.

TNI selama ini sangat peduli terhadap penanganan stunting dan program Kependudukan/Keluarga Berencana yang telah dilembagakan antara TNI, BKKBN, dan Kementerian Kesehatan melalui program atau gerakan TNI Manunggal KB Kesehatan (TMKK).

Selain itu TNI juga giat bekerja sama dengan pemerintah daerah dan elemen masyarakat lainnya mengkampanyekan peningkatan status gizi masyarakat dengan  pemberian makanan tambahan (PMT). Salah satunya melalui gerakan Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS). Babinsa TNI beserta Bhabinkamtibmas Polri terlibat aktif dalam distribusi telur dari BAAS kepada keluarga risiko stunting.

Tidak hanya intervensi sensitif, TNI juga aktif berpartisipasi dalam intervensi spesifik melalui fasilitas kesehatan milik TNI yang turut melakukan skrining untuk menemukan kasus stanting agar dapat ditindaklanjuti.

BACA JUGA: 15 Kelurahan di Jogja Masih Belum Mampu Tekan Stunting, Ini yang Dilakukan Pemerintah

Dalam audiensi dengan Pangdam ini Eka Sulistia juga melaporkan bahwa puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) di Simpang Lima Semarang pada 29 Juni 2024 yang akan dihadiri oleh Presiden RI, Joko Widodo.

Sebelum puncak acara, pada 28 Juni juga akan dilaksanakan Gerakan Kembali ke Meja Makan dengan peserta dari keluarga risiko stunting.

Kedua pimpinan BKKBN itu juga melaporkan kesiapan penyelenggaraan Harganas tingkat provinsi nasing-masing. Di Jawa Tengah akan dilaksanakan di dua tempat, yakni 22 Juni 2024 untuk wilayah Jateng Utara dipusatkan di Kabupaten Jepara, sedangkan untuk wilayah Jateng Selatan akan digelar pada 12 Juni 2024 di Kabupaten Banyumas. Sedangkan di DIY peringatan Harganas akan dipusatkan di Kulonprogo.

Eka Sulistianingsih juga menyampaikan kesiapan Pelayanan KB dalam kerangka TMKK pada bulan Agustus sampai Oktober 2024, didahului dengan seminar eksekutif.

Seminar ini akan menghadirkan para Komandan Kodim di Jawa Tengah dan DIY dengan lokasi akan ditentukan kemudian apakah di Jogja atau Semarang. Puncak pelayanan KB dalam rangka TMKK akan di laksanakan pada 5 Oktober 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Tiga Lokasi di Bantul Gelar Salat Iduladha Hari Ini, Kemenag: Mohon Saling Menghormati

Bantul
| Minggu, 16 Juni 2024, 11:17 WIB

Advertisement

alt

Makan Murah di Jogja: Berburu Street Food di Kotabaru

Wisata
| Minggu, 09 Juni 2024, 20:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement