Advertisement
BRIN Teliti Manfaat Fly Ash Batu Bara untuk Menyuburkan Tanah Budi Daya Bawang Merah

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Abu terbang atau fly ash batu bara kini diteliti manfaatnya oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai bahan amelioran yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas tanah dan mendongkrak produksi tanaman bawang merah.
Peneliti Pusat Riset Holtikultura BRIN Ismon mengatakan sebanyak 49% pembangkit listrik di Indonesia masih menggunakan batu bara. Pada 2023, produksi fly ash dan bottom ash (FABA) mencapai 11,3 juta ton di mana 80%-90% berupa abu terbang.
Advertisement
"Hal ini betul-betul membutuhkan upaya yang sangat tinggi dalam mengelola limbah tersebut, namun potensial digunakan sebagai bahan amelioran atau sebagai sumber pupuk silika," ujarnya di Jakarta, Senin (1/4/2024).
Ismon menjelaskan kondisi lahan pertanian di Indonesia saat ini telah kekurangan kandungan silika. Senyawa itu hilang dari tanah melalui proses desilikasi akibat pelapukan dan pencucian yang sangat intensif terutama di negara tropis.
Proses desilikasi menjadi semakin cepat karena selama ini petani jarang mengembalikan sisa panen atau jerami ke lahan dan tidak ada penambahan pupuk yang bersumber dari pupuk silika.
"Saat ini tidak ada atau jarang kita dengar dan lihat ada petani yang memupuk lahan dengan silika. Namun, akhir-akhir ini pupuk silika sudah banyak dijual di pasaran dengan harga yang cukup mahal," kata Ismon.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021, abu terbang tidak lagi masuk kategori limbah B3. Meski demikian masih jarang sektor pertanian yang memanfaatkan potensi abu terbang tersebut. Sementara itu di negara-negara luar, seperti China, India, dan Jepang sudah lama memanfaatkan abu terbang sebagai amelioran dan sudah diproduksi sebagai zeolite.
Pada 2023, BRIN melalui penelitian rumah program telah melakukan optimalisasi pemanfaatan abu terbang sebagai bahan amelioran untuk sistem budi daya berkelanjutan bawang merah pada dataran tinggi dan lahan gambut.
Riset itu akan kembali berlanjut ke tahap memformulasikan bahan organik menjadi suatu formulasi yang efektif dalam meningkatkan kualitas lahan, termasuk di daerah sentra bawang merah.
Sentra produksi bawang merah di Indonesia umumnya terletak di lahan kering dataran tinggi yang didominasi jenis tanah andisol. Pada tanah andisol unsur fosfat sebagian besar terikat oleh mineral liat nonkristalin alofan, imogolite dan ferihidrid.
Bahan organik dalam dosis tinggi sangat dibutuhkan untuk melepaskan fosfat terfiksasi agar tanah menjadi subur.
Ismon menuturkan agar bawang merah dapat berproduksi maksimal pada Andisol dibutuhkan pupuk organik yang sangat tinggi berkisar antara 20-70 ton per hektare. Pengaruh bahan organik terhadap kesediaan fosfat secara langsung melalui proses mineralisasi dan secara tidak langsung membantu pelepasan fosfor yang terfiksasi.
"Asam organik dapat melepaskan fosfat yang terikat oleh aluminium, besi, dan kalsium menjadi fosfat tersedia bagi tanaman. Fosfat terfiksasi juga dapat dilepaskan melalui reaksi pertukaran dengan ion silikat,” kata Ismon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Soal Serangan Udara Israel ke Suriah, AS Bantah Terlibat
- Profil Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlina yang Hari Ini Menikah dengan Anak Pertama Dedi Mulyadi
- Siap-siap, Indonesia akan Dibanjiri Produk AS, Usai Trump Berlakukan Tarif Impor 19 Persen
- Syarat dan Cara Mendaftar Beasiswa Unggulan 2025
- Kepala BNN Larang Anggotanya Tangkap Pengguna Narkoba
Advertisement
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Kejagung Jemput Paksa Konsultan Pengadaan Chromebook di Kemendikbudristek
- Gempa Lombok M4,5 Terasa hingga Bali, Kedalaman 12 Km
- Polisi Bandara Soetta Tangkap Terduga Pelaku Pelecehan Penumpang Citilink
- Pemilihan Calon Ketum PSI Dilakukan dengan Voting Online, Bro Ron: Kaesang Bisa Saja Kalah
- Siswa Bisa Mendaftar Sekolah Rakyat, Ini Syarat dan Caranya
- Polisi Bongkar Praktik Sindikat Jual Beli Bayi dari Bandung ke Singapura, Dihargai hingga Rp16 Juta per Bayi
- TikTok Minta Platform Digital Berbasis Konten Pengguna Tidak Diatur dalam RUU Penyiaran
Advertisement
Advertisement