Advertisement

Banjir Demak, Selat Muria Dipastikan Tidak Akan Muncul Lagi

Newswire
Senin, 25 Maret 2024 - 22:37 WIB
Maya Herawati
Banjir Demak, Selat Muria Dipastikan Tidak Akan Muncul Lagi Sejumlah tim SAR gabungan mengirim logistik menggunakan perahu untuk warga korban banjir di Karanganyar, Demak, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024). - Antara - Yusuf Nugroho

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Selat Muria dipastikan tidak akan muncul kembali imbas banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Demak, Jawa Tengah dan sekitarnya. Hal ini ditegaskan Dosen Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Salahuddin Husein.

"Secara geologis tidak usah khawatir Demak dan sekitarnya akan jadi laut lagi karena banjir yang berulang ini membawa sedimen yang membentuk dataran rendah," ujar Salahuddin, Senin (25/3/2024).

Advertisement

Dari aspek geologi, Salahuddin menuturkan bahwa wilayah Demak, Juwana, dan Pati, Jawa Tengah mulanya merupakan Selat Muria yang berubah menjadi dataran rendah di sekitar abad 10 hingga 15. Menurut dia, terbentuknya daerah tersebut karena adanya sedimen yang terbawa saat banjir yang berulang.

Dia menyatakan Selat Muria tidak akan muncul lagi lantaran proses geologi berupa erosi lajur perbukitan Kendeng dan lajur perbukitan Rembang yang melewati jejaring Sungai Tuntang, Sungai Serang, dan Sungai Juwana masih terus berlangsung hingga saat ini serta membawa sedimen yang cukup tinggi. Kondisi tersebut menyebabkan pendangkalan di Selat Muria.

BACA JUGA: Penetapan Caleg Terpilih Pemilu 2024, KPU Kulonprogo Tunggu Putusan MK

"Wajar kalau banjir terjadi berulang. Ini bukan hal aneh karena dataran rendah tersebut terbentuk karena luapan banjir," ujar dia.

Salahuddin Husein menyampaikan bahwa proses sedimentasi sungai pada umumnya berlangsung saat banjir yang mengakibatkan endapan sedimen tersebut mengumpul menjadi dataran limpasan banjir.

Dia mengatakan wilayah Demak, Pati, dan Juwana merupakan dataran rendah hasil dari sedimentasi banjir dari Sungai Tuntang, Sungai Serang, dan Sungai Juwana. Dengan kata lain, Selat Muria menghilang dan menjadi dataran rendah seperti saat ini karena banjir di ketiga sungai tersebut.

Lebih lanjut, ia menuturkan adanya faktor perubahan lingkungan terutama dampak dari pertumbuhan permukiman yang begitu pesat di wilayah dataran rendah bekas Selat Muria itu juga berdampak secara geologis.

Dampak geologis yang ditimbulkan dari pemadatan lahan untuk pendirian bangunan serta penggunaan air tanah membuat tanah menjadi kompak, padat, dan agak turun.

Hal tersebut, kata dia, yang menyebabkan daerah Demak, Pati, dan Juwana rentan banjir, terlebih di tengah meningkatnya bencana hidrometeorologis yang terjadi selama musim hujan saat ini.

Salahuddin menambahkan hujan dengan intensitas tinggi dan terus menerus berpotensi meningkatkan debit air di wilayah hulu sungai sehingga memicu banjir ekstrem dan akan surut selama berhari-hari.

Untuk mengantisipasi bencana serupa di Demak dan sekitarnya, menurut Salahuddin, pemerintah perlu mengkaji ulang kapasitas tanggul sungai saat muncul potensi banjir ekstrem sehingga sungai-sungai di kawasan tersebut mampu membawa lebih banyak debit air hujan tanpa harus menyebabkan banjir.

"Upaya normalisasi sungai memang sudah dilakukan, tetapi ke depan perlu dilakukan redesain dengan menyesuaikan kondisi saat ini," ujar dia.

Selain itu, Salahuddin memandang perlu adanya upaya pengawasan dan perawatan tanggul secara berkala sehingga dapat mencegah tanggul longsor di sejumlah titik yang bisa menyebabkan pendangkalan sungai. Menurut dia, pendangkalan sungai akan mengakibatkan kapasitas tanggul menjadi berkurang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Joko Pinurbo Berpulang, Okky Madasari : Karyanya Akan Selalu Relevan

Bantul
| Sabtu, 27 April 2024, 15:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement