Advertisement

Insentif Karbon Norwegia 2023 dengan RBC Tembus US$156 Juta

Arief Junianto
Sabtu, 24 Februari 2024 - 05:17 WIB
Arief Junianto
Insentif Karbon Norwegia 2023 dengan RBC Tembus US$156 Juta Menteri LHK, Siti Nurbaya (kedua kiri) dan Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Rut Kruger Giverin (kedua kanan) menjawab pertanyaan wartawan. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Indonesia terus menunjukkan kinerjanya terkait dengan iklim di hadapan publik internasional. Upaya pengurangan emisi Indonesia pun dilakukan secara sistematis dalam koridor tata kelola karbon.

“Kita penting menunjukkan kepada internasional bahwa kita itu kerjanya berbobot, tidak hanya main-main, bagaimana cara mengambil keputusan, mengurai masalah, dan memformulasikannya menjadi aksi,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya dikutip dari keterangan resminya, Jumat (23/2/2024).

Advertisement

Dalam lokakarya Pelaksanaan Result Based Contribution (RBC) Tahap I Norwegia di Jakarta, Kamis (22/2/2024), Siti menyampaikan pentingnya kegiatan tersebt tidak saja untuk suatu kerja implementasi aksi iklim yang sistematis, tetapi merupakan show-case ihwal kerja aksi iklim khususnya dalam kerangka kerja FoLU Net Sink 2030 di Indonesia.

Lebih lanjut, Siti menyampaikan workshop ini juga sangat penting sebagai wujud kongkrit berupa kerja nyata dan sikap saling menghormati dalam kerja-kerja sama antarlembaga yang sangat penting sebagaimana tercantum dan MoU Kerja Sama RI-Norwegia.

Bagi Indonesia, rangkaian langkah kerja Pemerintah Norwegia melalui RBC ini merupakan pengakuan sejalan dengan prestasi Indonesia dalam penurunan emisi GRK dari REDD+ dalam framework FoLU Netsink 2030.

Melalui Indonesia-Norwegia Partnership, Menteri Siti menjelaskan Indonesia sudah menerima Result Base Contribution (RBC) identik dengan RBP, sebesar US$56 juta untuk pengurangan emisi pada 2016/2017 sebesar 11,2 juta ton.

Dana tersebut di antaranya dimanfaatkan untuk Implementasi Indonesia FoLU Net Sink 2030 seperti yang dirinci pada workshop ini. Selanjutnya, RBC USD 100 Juta untuk pengurangan emisi sebesar 20 juta ton CO2e dari emisi 2017/2018 dan 2018/2019.

“Saat ini, sedang mulai diproses untuk RBC IV untuk emisi dari 2019/2020, yang kami harapkan dengan prosedur yang ada secara internasional, sudah akan bisa diselesaikan dan didapat hasilnya pada akhir tahun 2024 ini,” katanya.

BACA JUGA: Berkomitmen Bersama Capai FOLU Net Sink 2030, Indonesia-Inggris Jalin Kerja Sama

Dia menjelaskan, dari sisi jumlah ton CO2e yang telah diberikan penghargaannya untuk saat ini kira-kira masih tidak lebih dari 100 juta ton CO2e. Angka ini masih jauh dibawah prestasi Indonesia yang telah menurunkan emisi GRK yang sudah mendapatkan verifikasi Sekretariat UNFCCC sekitar 577 juta ton.

Transparansi Dana

Pada lokakarya tersebut, Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Rut Kruger Giverin mengakui upaya Indonesia yang sangat mengesankan dalam upaya pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan.

Dia mengungkapkan pihaknya memiliki mekanisme di mana Norwegia memberikan kontribusi kepada Indonesia atas hasil pengurangan emisi GRK yang diverifikasi oleh pihak ketiga yaitu konsultan internasional yang independen.

Selanjutnya, dana tersebut dikelola melalui Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) dan disalurkan untuk mendukung rencana implementasi FoLU Net Sink 2030. “Jadi ada transparansi dalam penggunaan dana, ada prosedur tata kelola yang baik,” ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pemda Ajak Kadin DIY Menekan Kemiskinan Ekstrem

Jogja
| Minggu, 05 Mei 2024, 23:47 WIB

Advertisement

alt

Mencicipi Sapo Tahu, Sesepuh Menu Vegetarian di Jogja

Wisata
| Jum'at, 03 Mei 2024, 10:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement