Selain Gunung Marapi, Gunung Anak Krakatau dan Gunung Ili Lewotolok Ikut Erupsi
Advertisement
Harianjogja.com, PADANG —Selain Gunung Marapi di Sumatera Barat, Gunung Anak Krakatau dan Gunung Ili Lewotolok dilaporkan juga mengalami erupsi bersama pada Minggu (3/12/2023).
Data dari Magma Indonesia (ESDM) hingga Minggu (3/12/2023) pukul 21.00 WIB, Gunung Anak Krakatau tercatat paling intensif mengalami erupsi sebanyak 5 kali mulai pukul 06:26 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 1500 meter di atas puncak.
Advertisement
BACA JUGA: Erupsi, Gunung Marapi Mengeluarkan Batu dan Pasir
Sementara itu, Gunung Ili Lewotolok dan Gunung Marapi Sumbar mengalami satu kali erupsi. Gunung Ili Lewotolok erupsi pukul 21:04 WITA dengan kondisi menyemburkan abu dan lava serta visual letusan tidak teramati.
Adapun, Gunung Marapi di Sumbar terpantau menyemburkan abu pukul 14:54 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 3000 m di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur.
Dampak dari kondisi Gunung Marapi ini, membuat wilayah di sekitar Gunung Marapi dilanda hujan abu dan pasir serta batu kerikil, seperti di wilayah Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam seperti Canduang dan Sungai Pua.
Untuk Agam, Kalaksa BPBD Agam Bambang Wasito mengatakan dalam siaran pers resmi BNPB bahwa dampak dari erupsi Gunung Marapi tidak hanya dirasakan di wilayah Agam saja. "Gunung Marapi ini tidak hanya berada di Agam saja, tetapi ada yang terbagi ke Kabupaten Tanah Datar. Dampaknya juga bisa ke daerah lain," tegasnya.
Dia mengatakan saat ini tim BPBD Kabupaten Agam sudah berada di dua wilayah yang paling dekat dengan puncak yakni Kecamatan Sungai Pua dan Kecamatan Canduang.
Selain itu, data dari Pusdalops BPBD Kabupaten Agam mencatat hujan abu vulkanik dari erupsi Gunung Marapi dilaporkan terjadi di wilayah Nagari Lasi, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam.
Hujan abu vulkanik dilaporkan turun dengan intensitas tinggi hingga membuat suasana Nagari Lasi menjadi sangat pekat dan gelap. BPBD juga telah memberikan masker kepada masyarakat sebagai upaya antisipasi terjadi dampak bagi kesehatan akibat abu tersebut.
Sementara itu, di wilayah Sungai Pua terjadi dalam intensitas rendah dengan durasi yang tidak terlalu lama. Hal itu diduga karena arah angin yang cenderung mengarah ke wilayah Kecamatan Canduang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- RUU Tax Amnesty Tiba-tiba Masuk Prolegnas, Pengamat: Prioritas Saat Ini Justru RUU Perampasan Aset
- Bareskrim Polri Pulangkan DPO Judi Online Situs W88 dari Filipina
- KJRI Hamburg Jerman Resmi Melayani Permohonan Paspor Elektronik
- Koperasi Diminta Bergerak Ikut Bantu Pelaku UMKM dan Perangi Rentenir
- Pembangunan Kesehatan di Indonesia Berkembang, Hanya Saja Masih Menghadapi Kesenjangan dengan Negara Maju
- Berani ke Italia, Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant Bisa Ditangkap
- Pemerintah Inggris Dukung Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran
Advertisement
Advertisement