Advertisement
WHO Sebut Gencatan Senjata Israel dan Palestina Harus Berkelanjutan
Warga Palestina membongkar puing-puing rumah yang hancur akibat serangan Israel untuk mencari korban di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dengan kelompok Hamas di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, Kamis (19/10/2023). - Antara/Reuters - Ibraheem Abu Mustafa
Advertisement
Hariajogja.com, JAKARTA—Kesepakatan pembebasan sandera antara Israel dan kelompok Hamas Palestina menjadi perkembangan ke arah yang baik, tetapi penduduk kedua negara itu membutuhkan gencatan senjata berkelanjutan. Hal ini ditegaskan oleh Kepala kantor regional Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) di Mediterania Timur Ahmed Al-Mandhari.
“Meskipun kami sangat berharap pada pengumuman gencatan senjata sementara terkait dengan pembebasan sandera dan tahanan, yang dibutuhkan oleh masyarakat wilayah pendudukan Palestina dan Israel adalah gencatan senjata yang berkelanjutan,” kata Al-Mandhari, ketika menyampaikan keterangan pers secara daring pada Rabu (22/11/2023).
Advertisement
Dia menyoroti darurat kesehatan di wilayah pendudukan Palestina karena serangan Israel yang terus berlangsung, dengan warga sipil dibunuh di rumah-rumah mereka, kamp dan tempat penampungan, serta di sekolah. Warga sipil yang sedang dirawat di rumah sakit pun tak luput dari serangan tersebut.
“Apa yang kami butuhkan adalah para pemimpin dan kekuatan tempur kedua belah pihak untuk mengutamakan kesehatan dan kesejahteraan rakyatnya,” ujar Al-Mandhari.
Mengingat masyarakat tidak mendapatkan makanan, air bersih, layanan kesehatan, tempat tinggal, dan perlindungan di Gaza, Al-Mandhari mengatakan hampir tiga perempat dari seluruh penduduk Jalur Gaza telah menjadi pengungsi yang sering kali berpindah-pindah untuk menghindari pertempuran.
“Kami menyerukan, sekali lagi, untuk segera mengakhiri konflik; untuk perlindungan pekerja kesehatan, pasien, dan fasilitas kesehatan; untuk pembebasan sandera tanpa syarat; dan untuk akses tanpa hambatan dan berkelanjutan terhadap bantuan kesehatan yang menyelamatkan jiwa ke Jalur Gaza," kata Al-Mandhari.
Israel melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober. Serangan Israel menewaskan lebih dari 14.100 warga Palestina, termasuk sedikitnya 5.800 anak-anak dan 3.900 perempuan.
Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja, juga rusak atau hancur akibat serangan Israel terhadap wilayah kantong yang terkepung tersebut. Di lain pihak, korban tewas di Israel mencapai 1.200 jiwa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satgas PKH Selamatkan Rp6 Triliun, Prabowo: Jangan Mau Dilobi
- Puncak Arus Nataru, Hampir 1 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek
- 25 Rest Area di Jalur Tol Jateng Siap Layani Arus Nataru
- Krisis Air Melanda Iran, Presiden Akui Situasi Kritis
- BMKG Ingatkan Potensi Gelombang Tinggi di Pesisir Selatan Indonesia
Advertisement
Cegah Nuthuk Saat Nataru, Dispar Bantul Wajibkan Pajang Harga
Advertisement
Jogja Puncaki Urutan Destinasi Favorit Liburan Keluarga Akhir Tahun
Advertisement
Berita Populer
- Skandal Pangeran Palsu Saudi, Elite Politik Lebanon Tertipu
- Timnas Futsal U-16 Gagal Menang, Vietnam Paksa Imbang
- Ledakan Panti Jompo di Pennsylvania, Dua Tewas akibat Gas Bocor
- Dominasi MotoGP 2025, Marc Marquez Tak Pernah Membayangkan
- Stok Aman, Bantul Tetap Ajukan Tambahan Elpiji 3 Kg
- 46 Persen Perpustakaan Kalurahan Bantul Mati Suri, Ini Arahan Bupati
- Busana Hitam dan Wajah Datar di Foto Natal Donald Trump
Advertisement
Advertisement



