Advertisement
Israel Meragukan Jumlah Korban Tewas di Gaza

Advertisement
Harianjogja.com, ISTAMBUL—Mark Regev, penasihat perdana menteri Israel, menduga anak-anak di Jalur Gaza kemungkinan tewas karena faktor lain dan bukan karena gempuran Israel yang saat ini berlangsung.
Hal itu dia singgung dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi Amerika Serikat, MSNBC, pada Kamis (16/11), yang menyebutkan sudah lebih dari 11.000 orang yang tewas, termasuk 4.000 anak.
Advertisement
Perserikatan Bangsa-Bangsa, kalangan pembela hak asasi manusia, dan lembaga-lembaga intelijen Amerika pada Jumat (17/11) mengaku memercayai data korban tewas tersebut.
Regev menyangsikan data itu. Menurut dia, jumlah korban tersebut berasal dari Hamas. "Saya tidak yakin jumlah itu benar," ujarnya, dikutip Aatara
Namun Medhi Hasan, jurnalis MSNBC yang memandu wawancara tersebut, mengingatkan soal jumlah korban jiwa yang dicatat oleh Kementerian Kesehatan Gaza selama dua konflik besar-besaran yang terjadi di Gaza pada 2009 dan 2014.
Baca juga: Rusia dan Iran inginkan gencatan senjata di Gaza
Jumlah tersebut, kata Hasan, sama dengan catatan yang ketika itu dimiliki oleh militer Israel.
Regev berkilah bahwa jumlah korban itu dipublikasikan oleh Hamas dan kebenarannya tidak dipastikan oleh organisasi independen.
"Hamas.... mengendalikan Jalur Gaza, dan akibatnya, mereka mengontrol semua gambar yang keluar dari Gaza," kata penasihat itu.
"Anda tidak tahu berapa banyak dari mereka yang merupakan teroris Hamas, petempur, dan berapa banyak yang warga sipil. Hamas menginginkan orang percaya bahwa mereka semua itu adalah warga sipil, anak-anak," kata Regev.
Regev kemudian balik melontarkan pertanyaan kepada sang pewawancara, "Anda memangnya pernah liat foto satu saja teroris Hamas mati dalam pertempuran di Gaza?"
"Tapi saya lihat dengan mata sendiri banyak anak yang dikeluarkan dari reruntuhan... Mereka juga adalah orang-orang yang terbunuh oleh pemerintah Anda (Israel)... Anda mau menyangkal itu?" jawab Hasan balik bertanya.
BACA JUGA: Wuih! Total 223.000 Rumah Warga di Gaza Rusak Dibombardir Israel
"Tidak. Pertama-tama, kita tidak tahu bagaimana orang-orang itu, anak-anak itu meninggal," jawab Regev.
Regev, sementara itu, mengakui pemerintah Israel memang membuat kesalahan soal jumlah korban pascaserangan 7 Oktober.
"Jumlah yang kami catat sebelumnya adalah 1.400 korban. Sekarang sudah kami koreksi menjadi 1.200 karena kami mengerti bahwa kami sebelumnya terlalu tinggi menaksir jumlah itu. Kami salah."
"Ada jenazah-jenazah yang dalam keadaan terbakar parah, yang kami kira warga kami". Ternyata, menurut Regev, jenazah-jenazah itu adalah jasad para pejuang Hamas yang dia sebut "teroris"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement

Tegas! UGM Tolak Peserta Masuk Ujian Mandiri yang Tak Sesuai Aturan
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- Bayar PBB Kini Bisa Gunakan Aplikasi Lokal, Ini Caranya
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
Advertisement
Advertisement