Advertisement
Diributkan Warga, Penyebaran Nyamuk Wolbachia di Bali Ditunda

Advertisement
Harianjogja.com, DENPASAR—Program penyebaran nyamuk Wolbachia untuk mengatasi demam berdarah dengue (DBD) di Bali ditunda. Hal ini ditegaskan Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya.
"Kalau masih ada masyarakat yang tidak menerima, berarti kami tunda dulu," kata Pj Gubernur Bali Mahendra ditemui seusai Rapat Paripurna DPRD Bali di Denpasar, Kamis (16/11/2023).
Advertisement
Menurut dia, metode penyebaran nyamuk Wolbachia untuk menekan DBD masih perlu sosialisasi dari pemrakarsa sehingga semua masyarakat bisa menerima. "Perlu sosialisasi, ada penolakan dari masyarakat 'kan kita tidak ingin masyarakat terbelah. Yang pro dan kontra ini harus dibagusin dulu," ucapnya.
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra mengapresiasi daya kritis dari masyarakat Bali terkait penolakan rencana penyebaran nyamuk Wolbachia yang sedianya akan disebar di Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng mulai November 2023.
BACA JUGA: BMKG: Tahun Ini Jadi Tahun Terpanas sepanjang Sejarah Pencatatan Iklim di Bumi
Ia mengakui tujuan penggunaan bioteknologi Wolbachia itu baik, karena di Bali khususnya di Kota Denpasar, kasus DBD tinggi sehingga diharapkan dapat menekan angka kasus DBD.
"Cuma masalahnya, penggunaan Wolbachia ini belum ada kajian yang komprehensif, terutama berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat apakah nanti DBD berkurang, tetapi tidak menimbulkan penyakit yang lain? Ini penting harus dijawab," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, ilmu pengetahuan yang akan menjawab dan pemerintah menyerahkan pada ilmu pengetahuan, supaya tidak berdebat pada hal-hal yang sesungguhnya tidak dipahami secara ilmiah.
"Sekarang ini akan dilakukan kajian ilmiahnya oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) seberapa efektif mempengaruhi atau menurunkan demam berdarah dan seberapa bisa memastikan tidak menimbulkan penyakit-penyakit lain. Kajian sedang dilakukan, sehingga kita tunggu, maka Pak Pj Gubernur minta ditunggu hasil kajiannya," ucap Dewa Indra.
Menurutnya, daya kritis masyarakat harus diapresiasi karena itu pertanyaan penting yang berkaitan dengan perlindungan masyarakat.
"Jadi semuanya kami sikapi dengan positif. Menggunakan Wolbachia untuk menekan DBD itu sesuatu yang positif. Pertanyaan masyarakat apakah tidak menimbulkan penyakit lain itu juga hal yang positif. Jadi semuanya harus dilihat dari perspektif yang positif. Mari kita tunggu hasil kajian," ucap Dewa Indra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Dosen FH Unissula Diskorsing Karena Diduga Jadi Pelaku Kekerasan
- Perpres No.79 Tahun 2025, Tidak Hanya Soal Kenaikan Gaji
- Viral Kepsek Roni Dicopot, Wali Kota Prabumulih Terancam Sanksi
- Pejabat BPJPH Diduga Lakukan KDRT, Begini Respons Komnas Perempuan
- Korban Hilang Banjir Bali Terus Dipantau Tim SAR
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Trump Perpanjang Tenggat Larangan TikTok hingga 16 Desember 2025
- Sekjen GCC Kutuk Serangan Israel ke Gaza
- Tiba di Indonesia, Sapi Impor Australia untuk Dukung MBG
- Fahri Hamzah Siap Patuhi Putusan MK Wamen Dilarang Rangkap Jabatan
- Pemerintah Jamin Pembangunan Perumahan Sosial Tanpa Penggusuran
- 65 Ribu Warga Gaza Meninggal Akibat Serangan Israel
- Prakiraan BMKG, Mayoritas Wilayah Indonesia Diguyur Hujan
Advertisement
Advertisement