Advertisement
Dibekali Kemampuan Setara Dunia Industri, Lulusan Harus Tetap Berinovasi

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Akademi Kesejahteraan Sosial (AKS) AKK mewisuda 96 lulusan D3 dalam sidang senat terbuka yang digelar, Selasa (17/03/2023). Mereka telah diberikan kemampuan setara dengan dunia usaha dan dunia industri (Dudi), namun harus tetap melakukan inovasi dengan membaca tren pasar.
Direktur AKS AKK Prihatin Saraswati memastikan semua mahasiswanya yang lulus telah dibekali kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri baik dari sisi soft skill maupun hard skill. Karena sesuai dengan sesuai dengan aturan vokasi, persentase perkuliahan terdiri aras 65% praktik dan 35% berisi teori. Dengan demikian mahasiswa tinggal berinovasi dan beradaptasi sesuai dengan tren yang berkembang saat ini.
Advertisement
Ia menegaskan jauh sebelum ada program merdeka belajar kampus merdeka, AKK AKS sudah menerapkan kurikulum dengan memperbanyak praktik di dunia industri yang dikenal dengan internship yang diwajibkan bagi mahasiswa.
BACA JUGA : Pendidikan Vokasi Siapkan Peserta Didik Hadapi Era Perubahan yang Cepat
“Praktik lain, mahasiswa wajib berwirausaha dengan pelatihan manajemen usaha di setiap prodi, itu ada tiga mata kuliah yang mendukung. Misal di Boga ada manajemen usaha restoran, manajemen usaha katering,” katanya.
Mahasiswa telah diberikan dasar terkait kemampuan sesuai prodinya sekaligus didorong agar mampu membaca perkembangan pasar ketika akan membuka usaha. Ia mencontohkan saat ini sedang tren kafe dengan barista berikut manajemen kopi peralatannya canggih.
“Akan tetapi untuk meracik dan membuat komposisi kopi yang sesuai dengan lidah konsumen butuh proses. Melalui basis keilmuan yang dimiliki mahasiswa tersebut akan mudah menyesuaikan,” katanya.
Menurutnya ketiga prodi Seni Kuliner, Desain Busana dan Tata Rias termasuk prospek dan tidak ada matinya. Saat ini sektor kuliner, tata rias dan busana memiliki peran penting dalam mendukung pendapatan bruto secara nasional. Meski demikian harus menyesuaikan dengan tren, seperti beberapa jenis makanan dari luar yang masuk. Namun harus tetap memiliki jati diri dengan menggunakan basis kearifan lokal tetapi dengan rasa dan kemasan global.
"Seperti fashion, tata rias itu selama manusia hidup itu selalu membutuhkan, sehingga tidak akan mati tetapi justru akan berkembang. Kemudian soal kuliner ini banyak dikembangkan jajanan lokal tetapi kemudian dikemas dengan rasa internasional, intinya harus berinovasi dan membaca tren,” katanya.
BACA JUGA : SV UGM dan Dirjen Pendidikan Vokasi Bahas Tantangan Vokasi Masa Kini
Wakil Direktur I Bidang Akademik AKS AKK Nur Wahyuni menambahkan dari total lulusan yang diwisuda terdiri atas Seni Kuliner 40 orang, Desain Busana 32 orang dan Tata Rias sebanyak 24 orang. Menurutnya sudah 60% mereka langsung diterima di dunia kerja. Perekrutan itu rata-rata berawal dari mahasiswa saat praktik industri selama enam bulan, begitu lulus mereka langsung ditarik ke industri. Akan tetapi ada pula setelah praktik industri mulai berani membuka usaha sendiri dengan ilmu yang telah diperoleh.
“Kami menilai mahasiswa vokasi sebenarnya lebih unggul dibanding mahasiswa akademik. Porsi perkuliahan dengan praktik langsung lebih banyak sehingga terbiasa serta lebih terampil karena telah beradaptasi dengan dunia kerja yang sesungguhnya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- KPK Periksa Kepala Divisi PSBI Setelah Pulang dari Ibadah Haji
- Komandan Senior Korps Garda Revolusi Iran Gugur Akibat Serangan Rudal Israel di Teheran
- Kasus Kuota Haji Khusus, KPK Bidik Pejabat Kemenag yang Punya Agensi Umrah
- Mendikdasmen Akan Kembalikan Formasi Pengawas Sekolah
- Korupsi Chromebook: KPK Buru Eks Stafsus Nadiem Makarim, Jurist Tan ke Luar Negeri
Advertisement

Muhammadiyah Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal, Bisa Jadi Rujukan Masyarakat Seluruh Dunia
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- KPK Sita 2 Senjata Api Saat Menggeledah Rumah Tersangka Korupsi
- Malaysia Perluas Jangkauan Wisata Medis ke Jogja, Ini Alasannya
- Pantau Gencatan Senjata Iran-Palestina, China Tak Ingin Meningkatnya Ketegangan Timur Tengah
- Israel Habiskan Rp3,2 Triliun Per Hari untuk Cegat Rudal Iran Lewat Iron Dome
- Isu Ekonomi dan Korupsi Jadi Prioritas Masyarakat Indonesia Tahun 2025
- Israel dan Iran Saling Klaim Kemenangan
- SAR Temukan Pendaki Asal Brasil Dalam Kondisi Meninggal Dunia di Gunung Rinjani
Advertisement
Advertisement